Pembatasan BBM diprediksi picu inflasi 0,2 %
A
A
A
Sindonews.com - Pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kenaikan sembako diprediksi mempengaruhi angka inflasi di bulan April 2012 yang diperkirakan berada di angka 0,2 persen. Sehingga angka tersebut akan naik dari angka inflasi maret lalu yang berada di angka 0,07 persen.
"Inflasi April di 0,2 persen (month to month), 1, 08 persen (year to date, Januari-April) dan inflasi year on year 4,49 persen. Inflasi inti sendiri berada di angka 4,23 persen," prediksi Chief Ecomonist Bank Mandiri Destry Damayanti dalam pesan singkatnya seperti dikutip dari Okezone, Selasa (1/5/2012).
Kenaikan inflasi bulan April ini diprediksi tim ekonomi dari Bank Mandiri lantaran adanya ekspektasi akibat rencana pembatasan konsumsi BBM oleh pemerintah. "Namun saya rasa ke depan ada pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan lebih baik untuk perekonomian," lanjut Destry.
Senada dengan Destry, Chief Economist Bank BNI Ryan Kiryanto juga memprediksi angka inflasi April akan lebih tajam dibandingkan Maret lalu. Ryan memprediksi inflasi April di angka 0,2 persen. Hal ini, ditambahkan Ryan, dipicu batalnya rencana kenaikan BBM subsidi.
"Penyebab kedua karena harga sembako relatif stabil karena sudah naik di Maret lalu. Ketiga adanya kebijakan Bank Indonesia (BI) tentang loan to value ratio (LTV) yang cukup menahan inflasi dari sektor properti dan automotif," terang Ryan.
Selain itu, Ryan juga menyebut langkah Bank Sentral yang secara aktif memantau pasar melalui tim pengendali inflasi daerah dan pusat serta intervensi moneternya dirasa cukup efektif.
Berbeda dengan Destry dan Ryan, Pengamat Ekonomi dari Danareksa Institute Purbaya Yudhi Sadewo menyebut angka inflasi April akan berada di angka 0,13 persen, dan inflasi tahunan (year on year) di angka 4,35 persen.
"Inflasi masih dipicu oleh pangan. Harga beras turun hanya sedikit sementara rempah rempah (cabai dan bawang) yang biasanya turun di bulan April, sekarang naik," jelas Purbaya.
Di atas semua itu, Purbaya juga sepakat bahwa wacana kenaikan harga BBM subsidi yang dilakukan pemerintah kemarin telah membuat inflasi naik sekaligus menghilangkan deflasi yang biasanya terjadi di bulan Maret atau April.
"Sedangkan prediksi saya, angka ekspor di bulan Maret akan tumbuh 3,43 persen (year on year), impor 15,11 persen (yoy) dan neraca perdagangan (trade balance) di USD 251,5 juta," tandas dia.
Destry sendiri menyebutkan bahwa prediksinya, angka ekspor akan berada di angka 7,1 persen (yoy) dan impor di 17,3 persen. (ank)
"Inflasi April di 0,2 persen (month to month), 1, 08 persen (year to date, Januari-April) dan inflasi year on year 4,49 persen. Inflasi inti sendiri berada di angka 4,23 persen," prediksi Chief Ecomonist Bank Mandiri Destry Damayanti dalam pesan singkatnya seperti dikutip dari Okezone, Selasa (1/5/2012).
Kenaikan inflasi bulan April ini diprediksi tim ekonomi dari Bank Mandiri lantaran adanya ekspektasi akibat rencana pembatasan konsumsi BBM oleh pemerintah. "Namun saya rasa ke depan ada pembatasan konsumsi BBM bersubsidi akan lebih baik untuk perekonomian," lanjut Destry.
Senada dengan Destry, Chief Economist Bank BNI Ryan Kiryanto juga memprediksi angka inflasi April akan lebih tajam dibandingkan Maret lalu. Ryan memprediksi inflasi April di angka 0,2 persen. Hal ini, ditambahkan Ryan, dipicu batalnya rencana kenaikan BBM subsidi.
"Penyebab kedua karena harga sembako relatif stabil karena sudah naik di Maret lalu. Ketiga adanya kebijakan Bank Indonesia (BI) tentang loan to value ratio (LTV) yang cukup menahan inflasi dari sektor properti dan automotif," terang Ryan.
Selain itu, Ryan juga menyebut langkah Bank Sentral yang secara aktif memantau pasar melalui tim pengendali inflasi daerah dan pusat serta intervensi moneternya dirasa cukup efektif.
Berbeda dengan Destry dan Ryan, Pengamat Ekonomi dari Danareksa Institute Purbaya Yudhi Sadewo menyebut angka inflasi April akan berada di angka 0,13 persen, dan inflasi tahunan (year on year) di angka 4,35 persen.
"Inflasi masih dipicu oleh pangan. Harga beras turun hanya sedikit sementara rempah rempah (cabai dan bawang) yang biasanya turun di bulan April, sekarang naik," jelas Purbaya.
Di atas semua itu, Purbaya juga sepakat bahwa wacana kenaikan harga BBM subsidi yang dilakukan pemerintah kemarin telah membuat inflasi naik sekaligus menghilangkan deflasi yang biasanya terjadi di bulan Maret atau April.
"Sedangkan prediksi saya, angka ekspor di bulan Maret akan tumbuh 3,43 persen (year on year), impor 15,11 persen (yoy) dan neraca perdagangan (trade balance) di USD 251,5 juta," tandas dia.
Destry sendiri menyebutkan bahwa prediksinya, angka ekspor akan berada di angka 7,1 persen (yoy) dan impor di 17,3 persen. (ank)
()