Neraca perdagangan masih surplus USD840 juta
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pencapaian ekspor impor Indonesia pada bulan Maret 2012 masih dalam tren positif. Kinerja ekspor di bulan maret tercatat mengalami peningkatan sebesar 10,01 persen dibandingkan posisi bulan Februari atau sebesar USD17,27 miliar.
Sementara itu, pencapaian impor juga mengalami kenaikan hingga 10,49 persen atau mencapai USD16,43 miliar dibandingkan Februari.
Maka dari itu, berdasarkan data ekspor dan impor tersebut maka neraca perdagangan Maret 2012 masih surplus sebesar USD840 juta. "Neraca perdagangan maret 2012 masih surplus dimana, impor USD 16,43 miliar dan ekspor USD17,27 juta dan sehingga surplus neraca perdagangan kita USD840 juta," ujar Kepala BPS Suryamin saat konferensi pers di Kantornya, Pasar Baru, Jakarta, Selasa (1/5/2012).
Suryamin menyatakan, kenaikan impor ini terjadi di kedua sektor migas maupun sektor nonmigas. "Impor migas naik 12,48 persen dari Februari 2012 ke maret 2012. Sedangkan nonmigas juga naik 9,88 persen dari Februari 2012 ke Maret ini," tuturnya.
Sedangkan untuk kumulatif impor dari Januari sampai Maret 2012 tercatat sebesar USD45,85 miliar yang naik sebesar 18,18 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pangsa impor nonmigas yang tertinggi adalah dari China yang mencapai USD6,64 miliar, dan yang kedua Jepang USD5,63 miliar serta yang ketiga Amerika Serikat (AS) sebesar USD2,77 miliar. Dengan pangsa pasar ketiga negara tersebut mencapai 42,47 persen.
Sementara itu, total ekspor Januari hingga Maret mencapai USD48,53 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 6,93 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Januari-Maret 2011). Dijelaskannya, peningkatan ekspor tidak terlepas dari kenaikan di komoditi migas maupun nonmigas. Namun, kontribusi dan peningkatan ekspor nonmigas masih mendominasi.
"Ekspor migas naik 4,37 persen sedangkan ekspor nonmigas 11,55 persen," papar dia.
Adapun untuk ekspor nonmigas pada Januari-Maret mencapai USD38,53 miliar atau naik 3,87 persen (year on year). Kontribusi terbesar dari bahan bakar mineral yang mencapai USD 6,88 miliar.
Sementara untuk pangsa pasar ekspor nonmigas, terbesar masih mengarah ke China dengan nilai mencapai USD4,99 miliar. Pangsa pasar terbesar kedua adalah Jepang dengan nilai ekspor mencapai USD 4,52 miliar, disusul Amerika Serikat (AS) sebesar USD3,68 miliar.
Di tiga negara ASEAN tersebut, sharenya sebesar 34,24 persen. Sementara ekspor nonmigas ke negara-negara kawasan ASEAN mencapai USD7,91 miliar. Kontribusinya hanya 20,52 persen.
Sementara itu, pencapaian impor juga mengalami kenaikan hingga 10,49 persen atau mencapai USD16,43 miliar dibandingkan Februari.
Maka dari itu, berdasarkan data ekspor dan impor tersebut maka neraca perdagangan Maret 2012 masih surplus sebesar USD840 juta. "Neraca perdagangan maret 2012 masih surplus dimana, impor USD 16,43 miliar dan ekspor USD17,27 juta dan sehingga surplus neraca perdagangan kita USD840 juta," ujar Kepala BPS Suryamin saat konferensi pers di Kantornya, Pasar Baru, Jakarta, Selasa (1/5/2012).
Suryamin menyatakan, kenaikan impor ini terjadi di kedua sektor migas maupun sektor nonmigas. "Impor migas naik 12,48 persen dari Februari 2012 ke maret 2012. Sedangkan nonmigas juga naik 9,88 persen dari Februari 2012 ke Maret ini," tuturnya.
Sedangkan untuk kumulatif impor dari Januari sampai Maret 2012 tercatat sebesar USD45,85 miliar yang naik sebesar 18,18 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pangsa impor nonmigas yang tertinggi adalah dari China yang mencapai USD6,64 miliar, dan yang kedua Jepang USD5,63 miliar serta yang ketiga Amerika Serikat (AS) sebesar USD2,77 miliar. Dengan pangsa pasar ketiga negara tersebut mencapai 42,47 persen.
Sementara itu, total ekspor Januari hingga Maret mencapai USD48,53 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 6,93 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Januari-Maret 2011). Dijelaskannya, peningkatan ekspor tidak terlepas dari kenaikan di komoditi migas maupun nonmigas. Namun, kontribusi dan peningkatan ekspor nonmigas masih mendominasi.
"Ekspor migas naik 4,37 persen sedangkan ekspor nonmigas 11,55 persen," papar dia.
Adapun untuk ekspor nonmigas pada Januari-Maret mencapai USD38,53 miliar atau naik 3,87 persen (year on year). Kontribusi terbesar dari bahan bakar mineral yang mencapai USD 6,88 miliar.
Sementara untuk pangsa pasar ekspor nonmigas, terbesar masih mengarah ke China dengan nilai mencapai USD4,99 miliar. Pangsa pasar terbesar kedua adalah Jepang dengan nilai ekspor mencapai USD 4,52 miliar, disusul Amerika Serikat (AS) sebesar USD3,68 miliar.
Di tiga negara ASEAN tersebut, sharenya sebesar 34,24 persen. Sementara ekspor nonmigas ke negara-negara kawasan ASEAN mencapai USD7,91 miliar. Kontribusinya hanya 20,52 persen.
()