AS lirik investasi di sektor infrastruktur
A
A
A
Sindonews.com - Negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS) mengaku tertarik untuk berinvestasi di Indonesia terutama sektor infrastruktur.
Hal itu dinyatakan Duta Besar AS Scot Marciel dan 90 delegasi pengusaha AS ketika berkunjung ke Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Selasa (1/5/2012).
Dirjen Kerja Sama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahjana mengatakan, AS menilai kondisi perekonomian Indonesia cukup baik sehingga ingin memperbesar investasinya.
"Mereka (AS) sudah sangat pasti untuk ke infrastruktur. Mereka sudah bersedia untuk melakukan kerjasama dengan Kemenperin membangun pendukung-pendukung infrastruktur. Misalnya, mereka membangun Caterpillar di Batam, itu kan sudah jelas membangun di sana. Yang lain-lain itu yang akan kita bicarakan satu demi satu. Duta Besar tadi bawa banyak sekali perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam infrastruktur,” kata Agus.
Seperti diketahui, selain Caterpillar, P&G dan PT Cargill Indonesia (Cargill) juga berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia. Agus menyebutkan, investor AS lain yang baru menyatakan tertarik untuk berinvestasi di Indonesia adalah produsen pesawat, Lockheed Martin.
Dia menambahkan, AS akan mengirimkan delegasinya pada 26 Juli mendatang untuk menindaklanjuti pertemuan tersebut.
"AS sangat berminat dan mereka berjanji akan mengirim delegasi untuk bidang infrastruktur nanti pada 26 Juli. Saya kira itu yang sangat menarik. Kita bicara mengenai masalah-masalah itu," jelasnya.
Menurutnya, Kemenperin tengah mendorong investasi dari AS untuk masuk ke Indonesia. Untuk infrastruktur, kata dia, investasi AS akan didorong untuk masuk ke luar Jawa.
"Nanti kalau makin banyak yang datang akan semakin besar. Kita memang sedang mendorong perusahaan AS untuk masuk ke daerah di luar Jawa karena mereka senangnya di infrastruktur. Jadi, kenapa tidak langsung ke sana," tukasnya.
AS, kata dia, menanyakan soal insentif yang bisa diberikan oleh pemerintah Indonesia apabila jadi berinvestasi di luar Jawa.
"Tentu mereka ingin tahu insentifnya apa, kita sampaikan ada tax holiday dan lain sebagainya. Semua kan tidak bisa langsung. Ini duit loh. Duit kan tidak sembarangan. Tentu dari risikonya, kesepatannya dan lain sebagainya," jelasnya.
Hal itu dinyatakan Duta Besar AS Scot Marciel dan 90 delegasi pengusaha AS ketika berkunjung ke Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Selasa (1/5/2012).
Dirjen Kerja Sama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahjana mengatakan, AS menilai kondisi perekonomian Indonesia cukup baik sehingga ingin memperbesar investasinya.
"Mereka (AS) sudah sangat pasti untuk ke infrastruktur. Mereka sudah bersedia untuk melakukan kerjasama dengan Kemenperin membangun pendukung-pendukung infrastruktur. Misalnya, mereka membangun Caterpillar di Batam, itu kan sudah jelas membangun di sana. Yang lain-lain itu yang akan kita bicarakan satu demi satu. Duta Besar tadi bawa banyak sekali perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam infrastruktur,” kata Agus.
Seperti diketahui, selain Caterpillar, P&G dan PT Cargill Indonesia (Cargill) juga berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia. Agus menyebutkan, investor AS lain yang baru menyatakan tertarik untuk berinvestasi di Indonesia adalah produsen pesawat, Lockheed Martin.
Dia menambahkan, AS akan mengirimkan delegasinya pada 26 Juli mendatang untuk menindaklanjuti pertemuan tersebut.
"AS sangat berminat dan mereka berjanji akan mengirim delegasi untuk bidang infrastruktur nanti pada 26 Juli. Saya kira itu yang sangat menarik. Kita bicara mengenai masalah-masalah itu," jelasnya.
Menurutnya, Kemenperin tengah mendorong investasi dari AS untuk masuk ke Indonesia. Untuk infrastruktur, kata dia, investasi AS akan didorong untuk masuk ke luar Jawa.
"Nanti kalau makin banyak yang datang akan semakin besar. Kita memang sedang mendorong perusahaan AS untuk masuk ke daerah di luar Jawa karena mereka senangnya di infrastruktur. Jadi, kenapa tidak langsung ke sana," tukasnya.
AS, kata dia, menanyakan soal insentif yang bisa diberikan oleh pemerintah Indonesia apabila jadi berinvestasi di luar Jawa.
"Tentu mereka ingin tahu insentifnya apa, kita sampaikan ada tax holiday dan lain sebagainya. Semua kan tidak bisa langsung. Ini duit loh. Duit kan tidak sembarangan. Tentu dari risikonya, kesepatannya dan lain sebagainya," jelasnya.
()