China di posisi puncak bisnis properti dunia
A
A
A
Sindonews.com - Negeri Tirai Bambu, China berhasil menduduki posisi puncak dalam bisnis properti terpanas dunia. Hasil ini dilihat dari peningkatan harga rumah antara kuartal keempat pada 2006, dan pada periode yang sama di 2011 lalu.
Dilansir A Place in the Sun, Rabu (2/5/2012), berdasarkan survei yang dilakukan konsultan real estate global Knight Frank, harga rumah di kota besar China, seperti Shanghai dan Beijing, mengalami pertumbuhan hingga 110 persen selama periode tersebut.
Dengan kisaran harga yang untuk satu rumah yang dijual pada kawasan-kawasan utama Shanghai mencapai USD232 atau sekira Rp2,1 juta per kaki persegi. Jika dikonversi ke meter persegi (m2), harganya bisa mencapai Rp21 juta per m2.
Sedangkan di Beijing harga rumah dipatok hingga USD206 per kaki persegi atau sekira Rp1,9 juta (Rp9.195 per USD) atau senilai Rp19 juta per m2. Seperti yang dilaporkan, pengembang properti di Negeri Tirai Bambu ini masih terus melihat volume besar penjualan bahkan dengan harga tinggi.
Salah satu contohnya, Vanke, pengembang properti besar, melaporkan tingkat penjualan yang meningkat setiap bulannya dari tahun ke tahun, dan hingga Maret meningkat 24 persen. Sementara itu, pengembang lainnya, China Land Overseas, juga melaporkan penjualan mencapai USD2,19 juta, naik 209 persen dari bulan yang sama tahun lalu.
Selain China, negara yang disebut Knight Frank dengan bisnis properti terpanas, antara lain Swiss, Malaysia, Norwegia, Kanada, Taiwan, Kolombia, Singapura, Israel, dan juga Hong Kong.
Dilansir A Place in the Sun, Rabu (2/5/2012), berdasarkan survei yang dilakukan konsultan real estate global Knight Frank, harga rumah di kota besar China, seperti Shanghai dan Beijing, mengalami pertumbuhan hingga 110 persen selama periode tersebut.
Dengan kisaran harga yang untuk satu rumah yang dijual pada kawasan-kawasan utama Shanghai mencapai USD232 atau sekira Rp2,1 juta per kaki persegi. Jika dikonversi ke meter persegi (m2), harganya bisa mencapai Rp21 juta per m2.
Sedangkan di Beijing harga rumah dipatok hingga USD206 per kaki persegi atau sekira Rp1,9 juta (Rp9.195 per USD) atau senilai Rp19 juta per m2. Seperti yang dilaporkan, pengembang properti di Negeri Tirai Bambu ini masih terus melihat volume besar penjualan bahkan dengan harga tinggi.
Salah satu contohnya, Vanke, pengembang properti besar, melaporkan tingkat penjualan yang meningkat setiap bulannya dari tahun ke tahun, dan hingga Maret meningkat 24 persen. Sementara itu, pengembang lainnya, China Land Overseas, juga melaporkan penjualan mencapai USD2,19 juta, naik 209 persen dari bulan yang sama tahun lalu.
Selain China, negara yang disebut Knight Frank dengan bisnis properti terpanas, antara lain Swiss, Malaysia, Norwegia, Kanada, Taiwan, Kolombia, Singapura, Israel, dan juga Hong Kong.
()