Industri dalam negeri jangan cuma jadi penonton

Kamis, 03 Mei 2012 - 09:35 WIB
Industri dalam negeri jangan cuma jadi penonton
Industri dalam negeri jangan cuma jadi penonton
A A A
Sindonews.com – Pemerintah harus segera mendukung pelaku industri agar tidak hanya menjadi penonton di rumah sendiri dalam menghadapi Economic ASEAN Community 2015.

Sebab, pelaku industri di Tanah Air sejauh ini masih belum siap menghadapi pelaksanaan ASEAN Community. Pasalnya masih banyak kebijakan pemerintah yang dianggap belum berpihak kepada pelaku industri dalam negeri. Hal itu tercermin dari pernyataan sejumlah pelaku industri yang melakukan dialog informal dengan Menteri Perindustrian MS Hidayat, di kediamannya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tadi malam.

Di antara pelaku industri yang hadir adalah,Dirut PT Garuda Indonesia Tbk Emirsyah Satar, Dirut PT Telkom Tbk Rinaldi Firmansyah, serta Ketua PerhimpunanBank-BankUmum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono, Ketua Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) Penerbangan Berjadwal Syafril Nasution, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto. Pertemuan dimulai pukul 19.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB.

Meski belum siap, ASEAN Community pasti akan diberlakukan pada tahun 2015. Karena sudah menjadi kesepakatan para pimpinan negara di ASEAN termasuk Indonesia. Ketua Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto,mengatakan, sekitar dua setengah tahun ke depan, pelaku industri sudah harus siap menghadapi ASEAN Community. “Siap tidak siap, yaa harus siap. Karena sudah disepakati,”katanya. Karena itu, pelaku industri harus mempersiapkan diri sebaiknya.

Diantaranya dengan bekerja lebih giat menghadapi pasar bebas ASEAN itu.Pelaku industri tidak boleh lagi terbelenggu pada kelemahan yang dimiliki.Tapi sudah harus mulai mencari jalan mengatasi kelemahan tersebut dan mengubahnya menjadi sebuah kekuatan. Hanya saja,berbagai upaya yang dilakukan pelaku industri belum sepenuhnya didukung oleh pemerintah. Indikasinya terlihat dari masih banyaknya peraturan pemerintah yang masih memberatkan dunia usaha.

Sehingga persiapan pelaku industri untuk menghadapi ASEAN Community menjadi sedikit terhambat. Dia mencontohkan di sektor pertanian, insentif yang diberikan pemerintah kepada pelaku usaha di sektor pertanian relatif minim. Ketua INACA Penerbangan Berjadwal Syafril Nasution,mengatakan, dari sudut pandang industri penerbangan, liberalisasi penerbangan ASEAN 2015 (Asean Open Sky 2015) akan merugikan industri. Karena pemerintah belum menyediakan infrastruktur yang memadai.

Misalnya,bandara yang memiliki spesifikasi baik. Padahal dengan ASEAN Open Sky 2015, seluruh maskapai penerbangan bisa mendarat di Indonesia.Apalagi sejumlah maskapai penerbangan ASEAN memiliki kemampuan yang kuat baik dari sisi finansial maupun pelayanan.
“Pemerintah perlu mengeluarkan regulasi kepada maskapai asing. Di antaranya hanya boleh melayani penerbangan di waktu tertentu saja,”ucap dia.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengaku,waktu yang tersisa harus disikapi dengan melakukan berbagai aksi nyata. Dalam waktu dekat pihaknya akan mengajak Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan membahas persoalan tersebut.“Kita akan fokus dari sektor ke sektor sehingga siap menghadapi ASEAN Community,’’ paparnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4973 seconds (0.1#10.140)