Ekpor turunan CPO diharapkan mencapai 50%

Kamis, 03 Mei 2012 - 11:41 WIB
Ekpor turunan CPO diharapkan mencapai 50%
Ekpor turunan CPO diharapkan mencapai 50%
A A A


Sindonews.com - Permintaan tinggi bukan hanya berlaku pada komoditas jenis kelapa sawit (crude palm oil/CPO), tetapi juga produk turunannya. Menyadari potensi besar di pasar global, pengusaha di Sumatera Utara (Sumut) berupaya meningkatkan volume ekspor komoditas turunan CPO tersebut.

”Tidak hanya ekspor bahan mentah, kini pengusaha terus berupaya meningkatkan produksi minyak goreng dan sejumlah produk turunannya untuk mendorong pertumbuhan industri hilir sawit di dalam negeri,” ujar Bendahara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumatera Utara, Laksamana Adyaksa, kepada SINDO, Rabu 2 Mei 2012.

Laksamana mengatakan, kebutuhan CPO di dalam negeri saat ini masih sekitar 25- 30 persen dari total produksi CPO. Sementara 70 persen dari produksi itu masih di ekspor ke luar negeri dalam bentuk mentah. Namun seiring dengan berjalannya waktu, pengusaha mulai melakukan pengolahan CPO menjadi produk siap pakai untuk diekspor.

Laksamana yakin dalam dua tahun ke depan, ekspor produk hilirisasi CPO akan semakin banyak. Perkiraannya, ekspor produk turunan CPO itu akan mencapai 50 persen dari total produksi CPO. ”Ekspor turunan CPO akan makin memberikan lebih banyak devisa dari ekspor CPO,” kata dia.

Pertumbuhan ekspor produk turunan CPO, lanjut dia, didukung juga oleh kebijakan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan yang menetapkan bea keluar ekspor minyak sawit mentah, tidak terlalu beda jauh dengan turunannya, terutama minyak goreng. Sehingga pengusaha kelapa sawit lebih suka mengekspor produk yang sudah jadi.

Hilirisasi CPO ini, papar Laksamana, akan memperbesar pemanfaatan produksi CPO untuk kepentingan dalam negeri ketimbang memenuhi pasar ekspor. Berdasarkan realisasi hasil ekspor Surat Keterangan Asal (SKA), nilai ekspor CPO pada kuartal I/2012 mengalami penurunan 4,02 persen menjadi USD 819,67 juta dari USD854,09 juta periode sama 2011. Penurunan tersebut tidak lepas dari ambruknya harga jual di pasar global.

Sebab, secara volume ekspor mengalami kenaikan sebesar 18,39 persen pada menjadi 970,84 ribu ton dari 820,02 ribu ton periode sama tahun lalu. Dengan melakukan penjualan produk turunan, pengusaha kelapa sawit optimis bisa meningkatkan nilai jual, sehingga pemasukan terhadap nilai devisa meningkat.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Suharno mengatakan, struktur nilai ekspor Sumut saat ini didominasi oleh komoditas pertanian dengan persentase sebesar 40,64 persen dari USD 971,10 juta di kuartal I/ 2012. Dari jumlah tersebut, komoditas CPO yang masukdalam golongan barang lemak dan minyak hewani/nabati (HS15), merupakan komoditas penyumbang devisa terbesar dengan nilai USD 440,34 juta. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7145 seconds (0.1#10.140)