Bangun 2 bandara, AP I siapkan Rp68 M
A
A
A
Sindonews.com - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I menginvestasikan dana sebesar Rp68 miliar untuk pengembangan dua bandara yaitu Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, dan Bandara Sultan Hassanudin, Makassar, Sulawesi Selatan.
“Groundbreaking (pemancangan tiang pertama) telah dilakukan April lalu dan ditargetkan mulai bisa dibuka November ini,” kata Direktur Utama Angkasa Pura Hotels (APH) Widodo Warmer seusai menghadiri penandatanganan kerja sama manajemen hotel antara Angkasa Pura Hotels dan Accor Asia Pacific Indonesia di Jakarta, kemarin.
Dia menambahkan pengembangan yang dilakukan berupa pembangunan hotel bertarif murah (budget hotel). Menurutnya, Bandara Juanda dan Sultan Hassanudin dipilih karena keduanya dijadikan hub (penghubung) penerbangan menuju bandara lain di Tanah Air. Hal ini akan menjadikan pangsa pasar yang potensial bagi anak perusahaan AP I.
"Biaya pembangunan kedua hotel ini seluruhnya berasal dari induk perusahaan yaitu Angkasa Pura I. Sedangkan, masing-masing investasi pembangunan hotel ini yaitu Rp35 miliar untuk Ibis Budget APH Surabaya Airport dan Rp33 miliar untuk Ibis Budget APH Makassar Airport," jelasnya.
Menurut Widodo, potensi pangsa pasar pengguna hotel di dalam lingkungan bandara di Indonesia masih besar. Pasalnya, pertumbuhan jumlah pesawat yang dimiliki oleh maskapai penerbangan nasional mencapai 10 persen setiap tahunnya. Selain itu, pengembangan bandara dengan fasilitas hotel ini adalah upaya perseroan untuk membangun airport city atau kota di dalam bandara.
“Pada masa periode 2013–2018 mendatang kami juga berencana untuk membangun hotel lain di 13 bandara yang dioperasikan AP I, pada Juli 2012 kami akan membangun hotel menengah di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali,” kata dia.
Nantinya, selain membangun hotel bertarif murah, APH siap membangun hotel kelas menengah dan berbintang. Hal ini sebelumnya akan dilakukan kajian untuk menentukan jenis hotel yang akan dibangun perseroan. Meski demikian, pembangunan hotel di bandara harus memenuhi Airport Council International (ACI).
Dia menambahkan, manajemen dan konsultasi servis Ibis Budget APH Surabaya Airport dan Ibis Budget APH Makassar Airport akan dikelola oleh Accor Asia Pacific Indonesia dengan masa kerja sama selama lima tahun. Ibis Budget Surabaya terdiri dari 144 kamar dan Ibis Budget Makassar terdiri dari 121 kamar.
Sementara, Presiden Direktur Accor Asia Pacific Indonesia Gerard Guillouet menyatakan, alasan kedua perusahaan memilih hotel bertarif murah ini lebih disebabkan pengembalian investasi yang diperkirakan lebih cepat kembali. Selain itu, sebagian besar konsumen di bandara hanya menggunakan hotel selama dua-tiga jam untuk beristirahat dan bukan untuk jangka waktu panjang.
“Mereka pasti membutuhkan tempat yang nyaman untuk beristirahat, oleh sebabnya, kami menyiapkan kebutuhan dasar dengan harga yang pas. Saya yakin pemilihan bandara Juanda dan Sultan Hassanudin ini memiliki pangsa pasar yang bagus,” kata Gerard. (ank)
“Groundbreaking (pemancangan tiang pertama) telah dilakukan April lalu dan ditargetkan mulai bisa dibuka November ini,” kata Direktur Utama Angkasa Pura Hotels (APH) Widodo Warmer seusai menghadiri penandatanganan kerja sama manajemen hotel antara Angkasa Pura Hotels dan Accor Asia Pacific Indonesia di Jakarta, kemarin.
Dia menambahkan pengembangan yang dilakukan berupa pembangunan hotel bertarif murah (budget hotel). Menurutnya, Bandara Juanda dan Sultan Hassanudin dipilih karena keduanya dijadikan hub (penghubung) penerbangan menuju bandara lain di Tanah Air. Hal ini akan menjadikan pangsa pasar yang potensial bagi anak perusahaan AP I.
"Biaya pembangunan kedua hotel ini seluruhnya berasal dari induk perusahaan yaitu Angkasa Pura I. Sedangkan, masing-masing investasi pembangunan hotel ini yaitu Rp35 miliar untuk Ibis Budget APH Surabaya Airport dan Rp33 miliar untuk Ibis Budget APH Makassar Airport," jelasnya.
Menurut Widodo, potensi pangsa pasar pengguna hotel di dalam lingkungan bandara di Indonesia masih besar. Pasalnya, pertumbuhan jumlah pesawat yang dimiliki oleh maskapai penerbangan nasional mencapai 10 persen setiap tahunnya. Selain itu, pengembangan bandara dengan fasilitas hotel ini adalah upaya perseroan untuk membangun airport city atau kota di dalam bandara.
“Pada masa periode 2013–2018 mendatang kami juga berencana untuk membangun hotel lain di 13 bandara yang dioperasikan AP I, pada Juli 2012 kami akan membangun hotel menengah di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali,” kata dia.
Nantinya, selain membangun hotel bertarif murah, APH siap membangun hotel kelas menengah dan berbintang. Hal ini sebelumnya akan dilakukan kajian untuk menentukan jenis hotel yang akan dibangun perseroan. Meski demikian, pembangunan hotel di bandara harus memenuhi Airport Council International (ACI).
Dia menambahkan, manajemen dan konsultasi servis Ibis Budget APH Surabaya Airport dan Ibis Budget APH Makassar Airport akan dikelola oleh Accor Asia Pacific Indonesia dengan masa kerja sama selama lima tahun. Ibis Budget Surabaya terdiri dari 144 kamar dan Ibis Budget Makassar terdiri dari 121 kamar.
Sementara, Presiden Direktur Accor Asia Pacific Indonesia Gerard Guillouet menyatakan, alasan kedua perusahaan memilih hotel bertarif murah ini lebih disebabkan pengembalian investasi yang diperkirakan lebih cepat kembali. Selain itu, sebagian besar konsumen di bandara hanya menggunakan hotel selama dua-tiga jam untuk beristirahat dan bukan untuk jangka waktu panjang.
“Mereka pasti membutuhkan tempat yang nyaman untuk beristirahat, oleh sebabnya, kami menyiapkan kebutuhan dasar dengan harga yang pas. Saya yakin pemilihan bandara Juanda dan Sultan Hassanudin ini memiliki pangsa pasar yang bagus,” kata Gerard. (ank)
()