Asia Tourism Forum ajang evaluasi pariwisata RI
A
A
A
Sindonews.com - Conference Asia Tourism Forum (ATF) sebagai forum internasional dua tahunan yang mempertemukan pihak industri pariwisata seperti praktisi, akademisi, peneliti, dan pemerintah diharapkan menjadi ajang evaluasi pagi penyelenggaraan pariwisata di Indonesia.
"Lewat forum ini coba renungi kembali, apakah langkah dan konsep pariwisata kita sudah benar atau tidak. Indonesia jangan malu untuk melakukan evaluasi penyelenggaraan pariwisata," kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti, usai membuka ATF 2012 di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika Bandung, Selasa (8/5/2012).
Dia menambahkan hal yang direnungi tersebut misalnya, apakah langkah atau kebijakan pariwisata di Indonesia sudah benar atau keliru. Misalnya dari sisi tenaga kerja, apakah betul sudah ada peningkatan pendapatan atau membuka lapangan kerja. "Itu saya kira yang paling penting," katanya.
Jika selama ini ternyata ada kesalahan kebijakan atau strategi pariwisata, menurutnya, harus dievaluasi. "Kita tidak usah malu untuk mengevaluasi. Karena jangan-jangan yang kita lakukan selama ini terlalu banyak mendatangkan manfaat bagi para pelaku industri berskala besar, tapi bagi usaha kecil itu mungkin belum begitu signifikan," ungkapnya.
Sebab, sambungnya, satu wisatawan asing secara langsung memerlukan 4-5 tenaga kerja, dan secara tidak langsung memerlukan 8-12 tenaga kerja. Lanjut Wiendu, hal itulah yang harus dilihat apakah masyarakat kecil mendapat manfaat atau justru hanya pengusaha besar saja yang untung.
Dia mengaku, evaluasi tersebut sejauh ini belum dilakukan. "Barangkali ini (ATF) momentum bagus untuk lihat diri kita sendiri. Aktor-aktor internasional yang hadir itu kita manfaatkan," ujarnya.
ATF yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung tersebut bertujuan saling bertukar informasi penelitian untuk perkembangan industri pariwisata di Asia. Forum itu dilaksanakan pada tanggal 8-10 Mei 2012 di Gedung Merdeka dan STP Bandung Indonesia yang terpilih sebagai tuan rumah yang ke-10 untuk pelaksanaan event internasional ini.
"Konferensi ini juga bertujuan memfasilitasi pertukaran informasi dan membangun jaringan antara peneliti, praktisi industri pariwisata berskala internasional. Dan juga merumuskan konsep untuk menjadi kebijakan, ajang kolaborasi dan membangun jaringan demi perkembangan pariwisata di Asia," tandasnya. (ank)
"Lewat forum ini coba renungi kembali, apakah langkah dan konsep pariwisata kita sudah benar atau tidak. Indonesia jangan malu untuk melakukan evaluasi penyelenggaraan pariwisata," kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti, usai membuka ATF 2012 di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika Bandung, Selasa (8/5/2012).
Dia menambahkan hal yang direnungi tersebut misalnya, apakah langkah atau kebijakan pariwisata di Indonesia sudah benar atau keliru. Misalnya dari sisi tenaga kerja, apakah betul sudah ada peningkatan pendapatan atau membuka lapangan kerja. "Itu saya kira yang paling penting," katanya.
Jika selama ini ternyata ada kesalahan kebijakan atau strategi pariwisata, menurutnya, harus dievaluasi. "Kita tidak usah malu untuk mengevaluasi. Karena jangan-jangan yang kita lakukan selama ini terlalu banyak mendatangkan manfaat bagi para pelaku industri berskala besar, tapi bagi usaha kecil itu mungkin belum begitu signifikan," ungkapnya.
Sebab, sambungnya, satu wisatawan asing secara langsung memerlukan 4-5 tenaga kerja, dan secara tidak langsung memerlukan 8-12 tenaga kerja. Lanjut Wiendu, hal itulah yang harus dilihat apakah masyarakat kecil mendapat manfaat atau justru hanya pengusaha besar saja yang untung.
Dia mengaku, evaluasi tersebut sejauh ini belum dilakukan. "Barangkali ini (ATF) momentum bagus untuk lihat diri kita sendiri. Aktor-aktor internasional yang hadir itu kita manfaatkan," ujarnya.
ATF yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung tersebut bertujuan saling bertukar informasi penelitian untuk perkembangan industri pariwisata di Asia. Forum itu dilaksanakan pada tanggal 8-10 Mei 2012 di Gedung Merdeka dan STP Bandung Indonesia yang terpilih sebagai tuan rumah yang ke-10 untuk pelaksanaan event internasional ini.
"Konferensi ini juga bertujuan memfasilitasi pertukaran informasi dan membangun jaringan antara peneliti, praktisi industri pariwisata berskala internasional. Dan juga merumuskan konsep untuk menjadi kebijakan, ajang kolaborasi dan membangun jaringan demi perkembangan pariwisata di Asia," tandasnya. (ank)
()