Pascabanjir Thailand, suplai Honda kembali normal

Selasa, 08 Mei 2012 - 16:33 WIB
Pascabanjir Thailand,...
Pascabanjir Thailand, suplai Honda kembali normal
A A A
Sindonews.com - Suplai mobil merek Honda ke Indonesia yang setelah delapan bulan tersendat akibat banjir yang melanda Thailand, dipastikan akan kembali normal pada Mei ini. Hal ini membuat PT Istana Bandung Raya Motor (IBRM) optimistis, optimis penjualan Honda akan tumbuh.

“Terhitung bulan ini, suplai berbagai jenis mobil merek Honda akan kembali normal. Kepastian tersebut didapat setelah pabrik Honda di Thailand kembali beroperasi. Suplai mobil merek Honda ke Indonesia, yang masih mengandalkan pasokan dari Thailand. Sehingga dengan adanya kepastian suplai, kami optimistis, penjualan mobil merek Honda di Jawa Barat akan tumbuh,” jelas Direktur PT IBRM Iwan Tjandradinata di Bandung, Selasa (8/5/2012).

Dia optimistis, PT IBRM, main dealer mobil Honda Jabar, mampu melepas sekitar 5.630 unit mobil Honda berbagai jenis. Diakuinya, target tersebut lebih tinggi ketimbang pencapaian tahun 2011 sebanyak 4.300 unit.

Menurutnya, jenis mobil sedan paling terkena dampak banjir Thailand tahun 2011 lalu. Imbasnya, selama beberapa bulan lamanya, penjualan mobil sedan merek Honda anjlok. Dari pencapaian sebanyak 476 unit pada periode Januari-Februari 2011 menjadi 107 unit pada Januari-Februari 2012. Padahal, jenis sedan memberi kontribusi besar terhadap penjualan Honda di Indonesia setelah jenis city car.

Selain jenis sedan, mobil Honda dari jenis CRV seperti Honda Jazz juga mengalami perlambatan penjualan. Pada periode ini, Honda hanya mampu menjual 313 unit dari pencapaian sebelumnya sebanyak 938 unit, atau turun sekitar 30 persen.

Akibat tersendatnya suplai dari Thailand, market share Honda anjlok dari 8,3 persen menjadi 4 persen selama beberapa bulan terakhir. “Selama periode Januari-Februari 2012, IBRM hanya mampu melepas sekitar 489 unit mobil berbagai jenis. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, kami bisa melepas sekitar 928 unit mobil. Kondisi karena, keterbatasan produk kami,” beber Iwan.

Ketika disinggung diberlakukannya uang muka (DP) minimal 30 persen untuk kredit kendaraan bermotor, diakui dia, kebijakan tersebut tidak akan berpengaruh signifikan terhadap penjualan mobil merek Honda di Jawa Barat. Kendati, selama beberapa tahun terakhir, 50 persen penjualan Honda melalui mekanisme kredit.

“DP kendaraan bermotor menjadi 30 persen tidak akan berpengaruh banyak. Karena, selama ini kami telah memberlakukan DP terendah 20 persen,” jelas dia. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5943 seconds (0.1#10.140)