Almarhum Wamen ESDM wasiatkan penghematan

Rabu, 09 Mei 2012 - 16:32 WIB
Almarhum Wamen ESDM...
Almarhum Wamen ESDM wasiatkan penghematan
A A A
Sindonews.com - Program penghematan yang dilakukan pemerintah saat ini akibat dari tekanan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin besar kepada APBN. Hal tersebut sejalan dengan wasiat almarhum Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo yang disampaikan istri wamen Nina Sapti Triaswati.

Nina Sapti Triaswati menuturkan bahwa sang suami semasa hidup kerap mengajarkan untuk berhemat. Dimana konsep hemat tersebut, menurut Nina dipegang kuat oleh sang suami dalam menerapkan kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM). Khususnya terkait subsidi BBM yang melimpah namun hanya dinikmati oleh rakyat kaya.

"Seperti subsidi Rp130 triliun kan tidak hemat sama sekali, itu buat apa? Itu buat dibakar gitu lho dan yang menikmati yang punya mobil. Kalau yang di atas gunung tidak punya mobil motor tidak menikmati apa-apa, dia petani biasa, kecuali dia sekali-sekali naik bus atau naik angkot, hanya itu aja," ujar Nina usai mengikuti diskusi bertema 'Wasiat Wamen ESDM' di Gedung Sekretariat Kabinet Jakarta, Rabu (9/5/2012).

Jika ada pihak yang berpikir bahwa harga BBM murah itu untuk rakyat yang banyak, sang suami tak sepakat. "BBM yang murah itu untuk yang bermobil, yang tidak punya mobil tidak menikmati. Makanya disini kita buat kompensasi atau semacam bantuan untuk yang miskin yang lebih penting, bukan yang kaya, yang kaya ini kan terus terang tidak perlu dibantu," katanya.

Sementara, untuk yang kaya, lanjutnya, perlu dibuat kebijakan khusus misalnya meningkatkan pembayaran pajaknya. "Rakyat yang kaya harus bayar pajak lebih banyak itu yang benar. Itu yang namanya pajak progresif kan. Naikkan policy apakah itu pajak misalnya buat orang kaya. Kenapa pajak karena dia (orang kaya) menikmati yang bukan haknya (subsidi BBM)," paparnya.

Dia menuturkan disinilah tugas kami bahwa keadilan tidak bisa satu pihak, harus adil bersama maka itulah menurutnya wasiat utamanya Almarhum Wakil Menteri ESDM Widjajono. Almarhum sambung Nina, lebih mengedepankan pada pengalihan bahan bakar minyak ke yang lain seperti gas atau tenaga surya.

"Kita ini negara miskin yang berfoya-foya, miskin minyak tapi foya-foya minyak. Kalau mau kaya hiduplah dengan cara berlimpah, ada gas, ada batubara ada energi surya sedangkan yang migas ditinggalkan. Message ini di tinggalkan agar kita ganti bahan bakar ke gas, tenaga surya," jelasnya.

Dia menjelaskan semasa hidup bersama sang suami, Nina menerangkan penghematan sudah diterapkan dalam berbagai aspek. Menurutnya hemat tak hanya dalam kehidupan sehari-hari. "Kami itu hidup hemat dari melarat, melarat bukan tidak memiliki apa-apa. Kami dosen, bukan start dari keluarga kaya raya. Kami sama-sama belajar dan menimba ilmu serta sama-sama mencari nafkah, tidak berfoya-foya sembari tentu perlu untuk menambah ilmu ke luar negeri untuk presentasi, itu suatu yang wajar," ungkapnya. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1669 seconds (0.1#10.140)