April, inflasi Depok tertinggi di Jabar

Rabu, 09 Mei 2012 - 17:20 WIB
April, inflasi Depok tertinggi di Jabar
April, inflasi Depok tertinggi di Jabar
A A A
Sindonews.com - Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang batal dilakukan tetap menyisakan persoalan dengan inflasi di Kota Depok. Kepala Bagian Tata Usaha BPS Depok, Bambang Pamungkas mengungkapkan bulan April 2012 Kota Depok mengalami inflasi tertinggi di Jawa Barat sebesar 0,2 persen.

Menurutnya, faktor penyebab inflasi seperti makanan jadi, rokok dan minuman. “Gonjang-ganjing rencana kenaikan BBM ini mengakibatkan inflasi di Depok dan secara akumulatif tertinggi di Jawa Barat. Pedagang itu khawatir dengan sendirinya dan menaikkan harga,” terangnya kepada wartawan, Rabu (9/5/2012).

Bambang menuturkan, dibandingkan dengan tahun lalu, inflasi di bulan April mencapai 3,99 persen. Ia menambahkan, inflasi pada bulan April 2012 tertinggi di Jawa Barat. Menurutnya, salah satu faktor yang mempengaruhinya inflasi adalah makanan jadi, roti manis, roti tawar, minuman kemasan dan lainnya. Di lapangan kenaikan harga makanan jadi sekitar Rp200 sampai Rp 500.

“Sebenarnya, kenaikan harga pada makanan jadi ini langsung dilakukan pedagang. Ini sudah masuk rumusan pasar, kalau permintaan banyak harga juga akan naik,” tuturnya.

Menurutnya, kenaikan inflasi juga dipengaruhi gaya hidup masyarakat Depok. Ia menambahkan, masyarakat Depok yang kebanyakan pekerja cenderung konsumtif. Dikatakannya, kebiasaan warga yang suka jajan atau membeli makanan di luar rumah menjadi faktor penyebabnya.

“Memang kurang terlalu berdampak, tapi dalam kenaikan harga makanan jadi pemerintah susah dalam mengendalikannya,” paparnya.

Sementara itu, Kepala BPS Depok Tata Juana mengaku kenaikan inflasi tersebut tertinggi di Jawa Barat. Meski secara riil tidak separah saat kenaikan cabai, namun naiknya makanan jadi seperti roti juga memberi dampak bagi masyarakat. Menurutnya, rencana kenaikan BBM yang tidak jadi telah memberikan kekhawatiran pasar dan masyarakat.

“Meskipun makanan jadi, kita tetap mewaspadai agar distribusi beras tetap stabil. Kalau beras jadi faktor pendongkrak inflasi, ini dampaknya akan menyeluruh dan menyusahkan masyarakat,” jelasnya.

Tata mengungkapkan, pasokan beras di Depok sekitar 20 persen dari Cipinang, 40 persen dari Cianjur dan selebihnya dari daerah lain. Ia menambahkan, kekhawatiran masyarakat tetap ada saat adanya rencana kenaikan BBM. Apalagi, lanjutnya, pada bulan Juli saat tahun ajaran baru dipastikan sejumlah barang akan naik.

“Yang kita khawatirkan adalah nanti saat tahun ajaran baru. Semua keluarga akan mempersiapkan anak-anaknya untuk biaya sekolah. Biasanya, kenaikan harga dan inflasi naik tajam tak terbendung,” tuturnya. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6285 seconds (0.1#10.140)