Keuntungan bisnis travel haji & umrah menggiurkan
A
A
A
Sindonews.com - Bisnis travel haji dan umrah terbukti sangat menggiurkan. Kemudahan proses perjalanan haji dan umrah serta permintaan yang besar membuat jumlah biro travel khusus perjalanan ibadah tersebut menjamur.
"Bisnis umroh dan haji memang dipandang cukup menggiurkan. Apalagi umroh, orang banyak pergi ke umroh karena haji kan lebih sulit (dapat kuota). Kami yang fokus menggarap pasar menengah ke atas dengan tarif USD2.200- USD3.000 saja tiap tahunnya memberangkatkan sedikitnya 3.500 jamaah," kata General Manager Kafilah Cahaya Utama Dien Triwarti Ande, salah satu pemain utama bisnis travel haji dan umrah di Jakarta, Rabu (9/5/2012).
Jika rata-rata dari setiap jamaah umrah biro travel mendapat keuntungan bersih USD300 saja, dengan jumlah jamaah sekitar 3.500 orang, maka keuntungan yang di dapat dalam setahun bisa lebih dari USD1 juta atau sekitar Rp9 miliar. Keuntungan ini bisa didapat lebih mengingat biro travel kerap juga mendapat harga spesial dari penyelenggara haji dan umrah di Arab Saudi.
"Karena telah lama bekerjasama dengan Dar Al Emain (Biro Travel dan Penyelenggara umroh dan haji di Arab Saudi), kami selain diutamakan juga kerap mendapat potongan. Misalnya, jika untuk yang lain harganya 1.000, buat kami hanya 700," tuturnya.
Menurutnya booming bisnis travel haji dan umrah sebenarnya terjadi sejak ada aturan yang mengharuskan biro travel perjalanan haji dan umrah Indonesia berkerjasama dengan perusahaan travel di Arab Saudi pada tahun 2003 lalu.
Dengan aturan itu, travel agen Indonesia hanya tinggal membeli paket yang ditawarkan travel agen Arab Saudi. "Jadi perusahaan baru pun mudah, mereka lebih enak karena tinggal beli paket (perjalanan) dari biro travel di sana," kata Dien.
Hal ini diakui Direktur Galatama Tours Rita Ermawati, penyelengara haji dan umrah di Semarang. Baru dua tahun bisnisnya berjalan, dalam sebulan pihaknya rata-rata memberangkatkan 100 orang jamaah. Rita yang mematok tarif menengah Rp21 juta-Rp22 juta mengatakan saat ini kesulitan memenuhi banyaknya permintaan umroh untuk bulan Ramadhan tahun ini lantaran tingginya tingkat okupansi hotel. "Harganya bisa naik tiga kali lipat," ujarnya.
Ia menuturkan, bisnis travel haji dan umrah sekarang ini memang menarik banyak pihak untuk bermain. Khusus untuk perjalanan haji saja sudah ada perusahaan travel biasa yang 'membeli' habis stok kamar penginapan. "Smiling tour saja sudah beli bisnis hotelnya. Jadi untuk haji kami harus membeli ke mereka," ucap Rita.
Mencium bisnis perjalanan haji dan umrah yang makin meningkat, pengusaha asal Arab Saudi pun tak mau ketinggalan. Thaa El Sayed, Director of Business Development Dar Al Eiman, perusahaan travel yang memiliki jaringan hotel di Mekkah dan Madinah, mengatakan sengaja datang ke Jakarta untuk mempresentasikan layanan travelnya.
Dar Al Emain yang sudah tiga dekade berbisnis travel haji dan umrah juga memperkenalkan hotel baru yang dikelolanya di Royal Dar Al Eiman, yang hanya berjarak 150 meter dari masjid Nabawi di Madinah. "Hotel ini bulan depan beroperasi dengan 480 kamar hotel bintang 4," katanya dihadapan perwakilan 224 travel agent Indonesia.
Untuk menarik travel agent Indonesia menggunakan jasanya, Dar Al Emain akan memberikan insentif berupa bagi hasil keuntungan dari pemesanan kamar hotel yang dikelolanya di Arab Saudi.
Sementara itu, menyikapi banyaknya jamaah umrah dan haji yang terlantar karena tertipu dengan iming-iming tarif murah dari biro travel yang tak bertanggung jawab, Dien memberikan sejumlah tips. Ia mewanti calon jemaah umrah atau haji mencermati perusahaan travel dan partnernya sebelum membeli paket yang ditawarkan.
"Perlu dicatat, tak semua perusahaan travel umrah dan haji itu penyelengara. Seperti kita beli kue, tak semua penjual kue produsen kue. Agar tak terlantar atau tak tertipu, cek dulu dengan siapa biro travel itu bekerjasama," tuturnya.
Ia mengingatkan, tak semua biro travel itu baik di dalam negeri dan biro travel Arab Saudi memiliki kerja yang baik dan profesional. "Makanya lebih baik ke travel yang menjadi penyelenggara. Karena mereka ada izin dari Kementerian Agama. Jangan semata-mata lihat murahnya saja," ujarnya.
"Bisnis umroh dan haji memang dipandang cukup menggiurkan. Apalagi umroh, orang banyak pergi ke umroh karena haji kan lebih sulit (dapat kuota). Kami yang fokus menggarap pasar menengah ke atas dengan tarif USD2.200- USD3.000 saja tiap tahunnya memberangkatkan sedikitnya 3.500 jamaah," kata General Manager Kafilah Cahaya Utama Dien Triwarti Ande, salah satu pemain utama bisnis travel haji dan umrah di Jakarta, Rabu (9/5/2012).
Jika rata-rata dari setiap jamaah umrah biro travel mendapat keuntungan bersih USD300 saja, dengan jumlah jamaah sekitar 3.500 orang, maka keuntungan yang di dapat dalam setahun bisa lebih dari USD1 juta atau sekitar Rp9 miliar. Keuntungan ini bisa didapat lebih mengingat biro travel kerap juga mendapat harga spesial dari penyelenggara haji dan umrah di Arab Saudi.
"Karena telah lama bekerjasama dengan Dar Al Emain (Biro Travel dan Penyelenggara umroh dan haji di Arab Saudi), kami selain diutamakan juga kerap mendapat potongan. Misalnya, jika untuk yang lain harganya 1.000, buat kami hanya 700," tuturnya.
Menurutnya booming bisnis travel haji dan umrah sebenarnya terjadi sejak ada aturan yang mengharuskan biro travel perjalanan haji dan umrah Indonesia berkerjasama dengan perusahaan travel di Arab Saudi pada tahun 2003 lalu.
Dengan aturan itu, travel agen Indonesia hanya tinggal membeli paket yang ditawarkan travel agen Arab Saudi. "Jadi perusahaan baru pun mudah, mereka lebih enak karena tinggal beli paket (perjalanan) dari biro travel di sana," kata Dien.
Hal ini diakui Direktur Galatama Tours Rita Ermawati, penyelengara haji dan umrah di Semarang. Baru dua tahun bisnisnya berjalan, dalam sebulan pihaknya rata-rata memberangkatkan 100 orang jamaah. Rita yang mematok tarif menengah Rp21 juta-Rp22 juta mengatakan saat ini kesulitan memenuhi banyaknya permintaan umroh untuk bulan Ramadhan tahun ini lantaran tingginya tingkat okupansi hotel. "Harganya bisa naik tiga kali lipat," ujarnya.
Ia menuturkan, bisnis travel haji dan umrah sekarang ini memang menarik banyak pihak untuk bermain. Khusus untuk perjalanan haji saja sudah ada perusahaan travel biasa yang 'membeli' habis stok kamar penginapan. "Smiling tour saja sudah beli bisnis hotelnya. Jadi untuk haji kami harus membeli ke mereka," ucap Rita.
Mencium bisnis perjalanan haji dan umrah yang makin meningkat, pengusaha asal Arab Saudi pun tak mau ketinggalan. Thaa El Sayed, Director of Business Development Dar Al Eiman, perusahaan travel yang memiliki jaringan hotel di Mekkah dan Madinah, mengatakan sengaja datang ke Jakarta untuk mempresentasikan layanan travelnya.
Dar Al Emain yang sudah tiga dekade berbisnis travel haji dan umrah juga memperkenalkan hotel baru yang dikelolanya di Royal Dar Al Eiman, yang hanya berjarak 150 meter dari masjid Nabawi di Madinah. "Hotel ini bulan depan beroperasi dengan 480 kamar hotel bintang 4," katanya dihadapan perwakilan 224 travel agent Indonesia.
Untuk menarik travel agent Indonesia menggunakan jasanya, Dar Al Emain akan memberikan insentif berupa bagi hasil keuntungan dari pemesanan kamar hotel yang dikelolanya di Arab Saudi.
Sementara itu, menyikapi banyaknya jamaah umrah dan haji yang terlantar karena tertipu dengan iming-iming tarif murah dari biro travel yang tak bertanggung jawab, Dien memberikan sejumlah tips. Ia mewanti calon jemaah umrah atau haji mencermati perusahaan travel dan partnernya sebelum membeli paket yang ditawarkan.
"Perlu dicatat, tak semua perusahaan travel umrah dan haji itu penyelengara. Seperti kita beli kue, tak semua penjual kue produsen kue. Agar tak terlantar atau tak tertipu, cek dulu dengan siapa biro travel itu bekerjasama," tuturnya.
Ia mengingatkan, tak semua biro travel itu baik di dalam negeri dan biro travel Arab Saudi memiliki kerja yang baik dan profesional. "Makanya lebih baik ke travel yang menjadi penyelenggara. Karena mereka ada izin dari Kementerian Agama. Jangan semata-mata lihat murahnya saja," ujarnya.
()