Pengurangan pasokan, elpiji 3 kg langka di Kuningan
A
A
A
Sindonews.com - Kelangkaan elpiji ukuran 3 kg yang terjadi di wilayah Kabupaten Kuningan disinyalir akibat berkurangnya pasokan gas yang diberikan Pertamina.
Wakil Manajer Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) Prama Bina Wisesa di Desa Caracas, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan Seto Priago mengatakan, pengurangan pasokan gas dari pertamina telah berlangsung sejak bulan Februari lalu. Kondisi ini praktis berpengaruh terhadap pasokan gas untuk agen-agen langganannya yang berjumlah 10 perusahaan.
“Sebelumnya pasokan gas dari Pertamina sebanyak 30 ton per hari,sekarang hanya 27 ton. Itu pun untuk disalurkan kepada agen tertentu sesuai DO (delivery order) yang telah ditetapkan Pertamina,” kata Seto saat menerima inspeksi mendadak Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) serta Bagian Perekonomian Setda Kuningan bersama petugas Satpol PP, kemarin.
Seto mengaku tidak mengetahui alasan Pertamina memberlakukan pengurangan pasokan gas tersebut. Hingga saat ini tidak ada sosialisasi ataupun pemberitahuan dari Pertamina mengenai alasan pengurangan pasokan gas bersubsidi tersebut. Pengurangan pasokan gas elpiji 3 kg juga dibenarkan pengusaha agen gas PT Nanang Jaenul Arifin di Cilimus yang hanya mendapat pasokan gas per bulan sebanyak 82 DO per bulan.
“Sebelumnya kami mendapat pasokan 102 DO per bulan, namun sekarang hanya 82 DO saja atau berkurang 20 truk. Bahkan untuk mendapatkannya pun kami harus antre hingga berjam-jam,” kata Himah, staf agen gas PT Nanang Jaenul Arifin.
Himah mengatakan, meski tidak menyebabkan kerugian besar bagi perusahaannya, namun hal ini menyebabkan keuntungannya menjadi berkurang. Selain itu,dia banyak menerima keluhan dari pengusaha pangkalan dan pedagang eceran karena tidak kebagian.
Sementara itu,Kabag Perekonomian Setda Kuningan Trisman Supriatna mengungkapkan, dengan adanya temuan tersebut pihaknya meminta ada kebijakan dari Pertamina untuk menghentikan pembatasan pasokan gas untuk wilayah Kabupaten Kuningan. Bahkan dia berharap ada kebijakan untuk menambah pasokan gas menjadi 1.108 DO dari sebelumnya saat normal hanya berkisar 960 DO.
“Kami sudah mengajukan surat permohonan agar pasokan gas untuk wilayah Kabupaten Kuningan ditambah menjadi 1.108 DO per bulan. Namun berdasarkan prosedur,pengajuan tersebut harus dilakukan secara serempak oleh daerah yang berada di satu wilayah, dan untuk wilayah III Cirebon kini tinggal menunggu pengajuan dari Kabupaten Majalengka,” kata Trisman.
Selama ini, kata Trisman, kebu-tuhan gas 3 kg di Kabupaten Kuningan rata-rata per hari sebanyak 18.000 tabung.Meski demikian, seiring perkembangan waktu dan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk menggunakan gas elpiji sehingga kebutuhannya mengalami peningkatan hingga menjadi 20.000 per hari atau mencapai 1.108 DO per bulan. (ank)
Wakil Manajer Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) Prama Bina Wisesa di Desa Caracas, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan Seto Priago mengatakan, pengurangan pasokan gas dari pertamina telah berlangsung sejak bulan Februari lalu. Kondisi ini praktis berpengaruh terhadap pasokan gas untuk agen-agen langganannya yang berjumlah 10 perusahaan.
“Sebelumnya pasokan gas dari Pertamina sebanyak 30 ton per hari,sekarang hanya 27 ton. Itu pun untuk disalurkan kepada agen tertentu sesuai DO (delivery order) yang telah ditetapkan Pertamina,” kata Seto saat menerima inspeksi mendadak Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) serta Bagian Perekonomian Setda Kuningan bersama petugas Satpol PP, kemarin.
Seto mengaku tidak mengetahui alasan Pertamina memberlakukan pengurangan pasokan gas tersebut. Hingga saat ini tidak ada sosialisasi ataupun pemberitahuan dari Pertamina mengenai alasan pengurangan pasokan gas bersubsidi tersebut. Pengurangan pasokan gas elpiji 3 kg juga dibenarkan pengusaha agen gas PT Nanang Jaenul Arifin di Cilimus yang hanya mendapat pasokan gas per bulan sebanyak 82 DO per bulan.
“Sebelumnya kami mendapat pasokan 102 DO per bulan, namun sekarang hanya 82 DO saja atau berkurang 20 truk. Bahkan untuk mendapatkannya pun kami harus antre hingga berjam-jam,” kata Himah, staf agen gas PT Nanang Jaenul Arifin.
Himah mengatakan, meski tidak menyebabkan kerugian besar bagi perusahaannya, namun hal ini menyebabkan keuntungannya menjadi berkurang. Selain itu,dia banyak menerima keluhan dari pengusaha pangkalan dan pedagang eceran karena tidak kebagian.
Sementara itu,Kabag Perekonomian Setda Kuningan Trisman Supriatna mengungkapkan, dengan adanya temuan tersebut pihaknya meminta ada kebijakan dari Pertamina untuk menghentikan pembatasan pasokan gas untuk wilayah Kabupaten Kuningan. Bahkan dia berharap ada kebijakan untuk menambah pasokan gas menjadi 1.108 DO dari sebelumnya saat normal hanya berkisar 960 DO.
“Kami sudah mengajukan surat permohonan agar pasokan gas untuk wilayah Kabupaten Kuningan ditambah menjadi 1.108 DO per bulan. Namun berdasarkan prosedur,pengajuan tersebut harus dilakukan secara serempak oleh daerah yang berada di satu wilayah, dan untuk wilayah III Cirebon kini tinggal menunggu pengajuan dari Kabupaten Majalengka,” kata Trisman.
Selama ini, kata Trisman, kebu-tuhan gas 3 kg di Kabupaten Kuningan rata-rata per hari sebanyak 18.000 tabung.Meski demikian, seiring perkembangan waktu dan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk menggunakan gas elpiji sehingga kebutuhannya mengalami peningkatan hingga menjadi 20.000 per hari atau mencapai 1.108 DO per bulan. (ank)
()