Farmasi India minati pasar RI

Jum'at, 11 Mei 2012 - 09:30 WIB
Farmasi India minati pasar RI
Farmasi India minati pasar RI
A A A


Sindonews.com - Produsen farmasi India menilai pasar Indonesia cukup potensial. Jika terus berkembang, bukan tak mungkin India menanamkan investasinya di sektor farmasi Tanah Air.

Menurut Direktur Jenderal Lembaga Promosi Ekspor Farmasi India (Pharmaceuticals Export Promotion Council of India/Pharmexcil) PV Appaji, selama ini tujuan ekspor India adalah negara-negara yang memberlakukan regulasi ketat, seperti Amerika Utara dengan pangsa pasar 24,74%, Uni Eropa (18,56%), dan Afrika (17,30%).

Namun, nilai ekspor produk farmasi dari India ke Indonesia terus mengalami kenaikan. Selama 2010–2011 India mencatatkan kenaikan ekspor farmasi ke Indonesia sekitar 21,25% dengan nilai sebesar USD60,41juta(sekitarRp543,69 miliar).

Dari jumlah itu, sekitar USD45jutaadalaheksporbahan baku dan USD12,5 juta berupa ekspor obat generik jadi. Sementara, ekspor farmasi India ke ASEAN pada periode yang sama tercatat sebesar USD662,15 juta.

Sekitar, 62% ekspor farmasi India adalah berbentuk formulasi, 1% herbal,dan 37% sisanya adalah obat-obatan dalam bentuk bulky. ”Pertumbuhan rata-rata ekspor kami ke Indonesia sekitar 16,49%. Saat ini pangsa pasar produk farmasi India di Indonesia sekitar 9,12% dari total ekspor ke ASEAN,” kata Appaji dalam jumpa pers Convention on Pharmaceutical IngredientsSoutheastAsia (CPhlSEA) di Jakarta kemarin.

Dia menyatakan, industri farmasi di India unggul antara lain dari produksi obat jenis antibiotik, diabetes, kolesterol, anti hipertensi, dan HIV. Industri farmasi India pun mengklaim mampu memproduksi bahan baku obat dan obat jadi generik dengan kualitas tinggi, dengan harga terjangkau.

Appaji mengatakan, saat ini pihaknya belum bisa memastikan adanya komitmen investasi yang akan dilakukan India di Indonesia dalam jangka pendek, meski minat tersebut ada dan didukung oleh Pemerintah India.

Menurut dia, investasi tersebut bisa saja berupa transfer teknologi yang memungkinkan produksi bahan baku dan obat generik bisa dilakukan di Indonesia dengan kualitas yang sama dengan di India dan harga yang tetap terjangkau.

”Semua obat generik kami produksi langsung di India. Sedangkan, untuk beberapa bahan baku, ada yang bahan baku yang kami impor lalu diproduksi di India,” jelasnya.

Sementara, First Secretary Embassy of India Rakesh Kumar Arora mengatakan, sudah banyak perusahaan asal India yang telah menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan demikian, tegas dia, tidak tertutup kemungkinan investor India juga akan berinvestasi di sektor farmasi Indonesia. Namun, imbuh dia, pihaknya melihat masih perlu adanya liberalisasi regulasi investasi di Indonesia.

Lebih lanjut Rakesh mengatakan, kerja sama investasi antara kedua negara bisa dilakukan dengan mengajak pengusaha Indonesia untuk membangun pabrik di India yang produksinya dikhususkan untuk memasok kebutuhan Indonesia.

”Langkah kerja sama ini bisa saja ditempuh. Karena, kalau berbicara investasi, ada faktor utama yang menjadi pertimbangan yakni soal kapasitas pasar,” tandasnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4814 seconds (0.1#10.140)