Uni Eropa keluhkan regulasi berinvestasi di RI

Selasa, 15 Mei 2012 - 09:15 WIB
Uni Eropa keluhkan regulasi berinvestasi di RI
Uni Eropa keluhkan regulasi berinvestasi di RI
A A A
Sindonews.com - Buruknya regulasi masih dikeluhkan pengusaha Uni Eropa untuk berinvestasi ke Indonesia. Akibatnya, pengusaha Uni Eropa mengalihkan investasinya ke Malaysia dan Thailand.

”Bagaimana kami mau berinvestasi kalau hanya boleh memiliki saham 49 persen,” kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Uni Eropa Jacob Friis Sorensen dalam European Union-Indonesia Business Dialogue di Kuta, Bali, kemarin.

Forum ini merupakan tindak lanjut dialog serupa pertama di Jakarta, November 2010, yang membahas upaya memanfaatkan peluang investasi dan peningkatan kerja sama industri, masalah peraturan,iklim investasi, dan teknologi lingkungan. Forum ini dibentuk pada 2009 untuk meningkatkan peluang usaha serta menerbitkan panduan bagi kedua pihak sehingga memastikan peraturan tidak menghalangi peluang tersebut.

Dalam dialog yang khusus membahas kerja sama industri kendaraan bermotor ini,Jacob mengaku sebenarnya cukup banyak investasi yang bisa ditanamkan ke Indonesia.Namun jika melihat regulasi di Indonesia, investasi dialihkan ke negara lain seperti Malaysia dan Thailand karena dianggap lebih kondusif.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan ASEAN Julian Wilson mengakui, pangsa pasar Uni Eropa di Indonesia termasuk kecil, hanya 0,2 persen. ”Harus ada solusi untuk mengubah kecenderungan dan memungkinkan Uni Eropa menggunakan potensinya secara penuh untuk mendukung perkembangan perekonomian Indonesia,” tuturnya.

Saat ini, nilai investasi asing langsung (foreign direct investment-FDI) oleh perusahaan-perusahaan Uni Eropa di Indonesia mencapai sekitar 3 miliar euro. Lebih dari 700 perusahaan Uni Eropa telah mendirikan usaha dan menampung sekitar 500.000 pekerja.

Dirjen Kerja Sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahjana menyebutkan,arus perdagangan barang antara Indonesia dan Uni Eropa mencapai USD26,8 miliar pada 2010, meningkat 22,2 persen menjadi USD32,75 miliar pada 2011.

”Sekalipun saat ini Uni Eropa masih mengalami krisis perekonomian dan keuangan, perdagangan UE Indonesia tumbuh dengan nilai ekspor Indonesia ke UE meningkat 20 persen pada 2011,” paparnya.

Sementara nilai investasi Uni Eropa di Indonesia sedikit menurun, yaitu dari USD2,77 miliar pada 2010 menjadi USD2,67 miliar pada 2011 atau turun 3 persen pada 2011. Menanggapi keluhan Uni Eropa tentang regulasi dan iklim investasi, Agus mengatakan bahwa Indonesia sudah berusaha memberikan dukungan kepada kepentingan pengusaha.

Salah satunya dengan dimasukkannya sektor automotif sebagai kelompok prioritas keenam dalam program peningkatan daya saing industri hingga 2014. ”Sebetulnya tidak ada masalah. Hanya, pasar automotif Indonesia selama ini sudah dikuasai Jepang, sehingga mungkin Uni Eropa merasa sedikit dirugikan,” ungkap Agus.

Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menambahkan, sebenarnya tidak banyak perbedaan iklim investasi antara Indonesia, Malaysia, dan Thailand. ”Karena Jepang di mana-mana mendominasi di kawasan ASEAN. Kalau Eropa kecil di Indonesia, karena mereka tidak melihat kita sebagai pasar besar. Akibatnya yang masuk ke Indonesia adalah Jepang,” jelasnya. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6160 seconds (0.1#10.140)