Tanker Pertamina dibajak, stok BBM aman
A
A
A
Sindonews.com - PT Pertamina (Persero) memastikan stok nasional Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak terpengaruh peristiwa pembajakan kapal tanker MT Smyrni oleh perompak Somalia. Pertamina juga tidak mengalami kerugian finansial karena minyak mentah impor yang diangkut kapal tersebut telah diasuransikan.
Direktur Pengembangan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina M Afdal Bahaudin menjelaskan, MT Smyrni mengangkut 997.240 barel minyak mentah menuju Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur. “Sekarang ini perompak Somalia membutuhkan waktu tiga hari untuk negosiasi,” tuturnya di Jakarta kemarin.
VP Corporate Communications Pertamina Mochammad Harun menegaskan hal senada. Menurut dia, pembajakan kapal tanker tidak mengganggu produksi seluruh pengilangan di Indonesia, terutama pengilangan di Balikpapan yang menjadi tujuan minyak mentah tersebut.
Kapal tanker MT Smyrni yang disewa PT Pertamina Energi Trading Ltd (Petral) dibajak di perairan tenggara Oman pada Kamis 10 Mei 2012. Ini merupakan pelayaran kedua kapal berbendera Liberia tersebut. Pelayaran pertama terjadi pada 2011. Ketika dibajak, kapal ini mengangkut minyak jenis Azeri dari Azerbaijan menuju Kilang Balikpapan.
Senior Vice President Shipping Pertamina Suhartoko mengungkapkan, nilai impor minyak tersebut mencapai USD130 juta. Namun, tanggung jawab pengiriman berada di tangan penjual. “Status kargonya masih milik orang. Minyak baru dibayar apabila telah sampai di tangan Pertamina,” kata Suhartoko kemarin.
Dia menjelaskan, akibat perompakan, Pertamina hanya mengalami kerugian waktu karena harus mengulang proses impor. Pertamina akan mengganti minyak mentah yang dibajak dengan membeli dari pemasok lain. ”Bisa dari Aramco (Arab Saudi) atau dari Korea,” ujarnya.
Menteri BUMN Dahlan Iskan sebelumnya mengatakan segera mengokordinasikan upaya penyelamatan kapal. Dia mengakui Indonesia sebelumnya pernah mengirim pasukan khusus untuk kasus seperti ini. “Saya akan mempelajari situasi segera dan melihat apa yang terjadi sehingga bisa mengambil tindakan,” ujar Dahlan.
Indonesia mengerahkan pasukan bersenjata untuk membebaskan kapal kargo MV Sinar Kudus yang dibajak di lepas pantai Somalia, Maret 2011. Pasukan gabungan TNI bahkan menembak mati empat perompak. Menurut Organisasi Maritim Internasional (IMO), 17 kapal dengan 300 kru saat ini masih disandera perompak Somalia.
Laman strategypage kemarin melaporkan pembajakan terhadap MT Smyrni sebenarnya terjadi seiring berkurangnya perompakan di kawasan tersebut. Penurunan jumlah perompakan itu seiring rencana beberapa negara yang akan mengizinkan kapal-kapal menggunakan bendera mereka untuk berlayar bersama penjaga bersenjata. Tidak dijelaskan apakah Smyrni memiliki penjaga bersenjata di atas kapal. Namun, sebagai langkah pengamanan atas rawannya kejahatan di perairan tanduk Afrika tersebut, kapal-kapal angkatan laut Uni Eropa selalu berpatroli. (ank)
Direktur Pengembangan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina M Afdal Bahaudin menjelaskan, MT Smyrni mengangkut 997.240 barel minyak mentah menuju Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur. “Sekarang ini perompak Somalia membutuhkan waktu tiga hari untuk negosiasi,” tuturnya di Jakarta kemarin.
VP Corporate Communications Pertamina Mochammad Harun menegaskan hal senada. Menurut dia, pembajakan kapal tanker tidak mengganggu produksi seluruh pengilangan di Indonesia, terutama pengilangan di Balikpapan yang menjadi tujuan minyak mentah tersebut.
Kapal tanker MT Smyrni yang disewa PT Pertamina Energi Trading Ltd (Petral) dibajak di perairan tenggara Oman pada Kamis 10 Mei 2012. Ini merupakan pelayaran kedua kapal berbendera Liberia tersebut. Pelayaran pertama terjadi pada 2011. Ketika dibajak, kapal ini mengangkut minyak jenis Azeri dari Azerbaijan menuju Kilang Balikpapan.
Senior Vice President Shipping Pertamina Suhartoko mengungkapkan, nilai impor minyak tersebut mencapai USD130 juta. Namun, tanggung jawab pengiriman berada di tangan penjual. “Status kargonya masih milik orang. Minyak baru dibayar apabila telah sampai di tangan Pertamina,” kata Suhartoko kemarin.
Dia menjelaskan, akibat perompakan, Pertamina hanya mengalami kerugian waktu karena harus mengulang proses impor. Pertamina akan mengganti minyak mentah yang dibajak dengan membeli dari pemasok lain. ”Bisa dari Aramco (Arab Saudi) atau dari Korea,” ujarnya.
Menteri BUMN Dahlan Iskan sebelumnya mengatakan segera mengokordinasikan upaya penyelamatan kapal. Dia mengakui Indonesia sebelumnya pernah mengirim pasukan khusus untuk kasus seperti ini. “Saya akan mempelajari situasi segera dan melihat apa yang terjadi sehingga bisa mengambil tindakan,” ujar Dahlan.
Indonesia mengerahkan pasukan bersenjata untuk membebaskan kapal kargo MV Sinar Kudus yang dibajak di lepas pantai Somalia, Maret 2011. Pasukan gabungan TNI bahkan menembak mati empat perompak. Menurut Organisasi Maritim Internasional (IMO), 17 kapal dengan 300 kru saat ini masih disandera perompak Somalia.
Laman strategypage kemarin melaporkan pembajakan terhadap MT Smyrni sebenarnya terjadi seiring berkurangnya perompakan di kawasan tersebut. Penurunan jumlah perompakan itu seiring rencana beberapa negara yang akan mengizinkan kapal-kapal menggunakan bendera mereka untuk berlayar bersama penjaga bersenjata. Tidak dijelaskan apakah Smyrni memiliki penjaga bersenjata di atas kapal. Namun, sebagai langkah pengamanan atas rawannya kejahatan di perairan tanduk Afrika tersebut, kapal-kapal angkatan laut Uni Eropa selalu berpatroli. (ank)
()