ABM perluas jangkauan ke China & Thailand
A
A
A
Sindonews.com - PT ABM Investama Tbk (ABMM) melalui anak usahanya Reswara Minergi Hartama (Reswara) yang bergerak dalam bisnis produksi batu bara, amankan penjualan batubara sebesar 360 ribu metrik ton melalui kemitraan dengan perusahaan trading batu bara asal China, Coeclerici Group (Coeclerici).
“Ini merupakan kontrak penjualan ketiga dari bisnis batu bara kami di tahun ini. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan batu bara terutama di Asia, kami sangat optimis dengan pencapaian target penjualan Reswara di tahun 2012,” ungkap Andi Djajanegara Presiden Direktur ABM Investama, pada siaran persnya di Jakarta, Selasa (15/5/2012).
Dia menambahkan batu bara ini akan digunakan untuk memasok pembangkit listrik (power plant) di China dan Thailand seiring dengan semakin meningkatnya permintaan akan listrik dan energi di negara tersebut.
Coeclerici sendiri merupakan operator internasional dalam memberikan jasa yang terintergrasi dan inovatif dalam menjawab kebutuhan dalam industri listrik dan besi baja. Menurut Andi kontrak kedua dengan Coeclerici ini akan memperkuat hubungan kerjasama antara kedua pihak sebagai mitra strategis, setelah sebelumnya dilakukan kontrak penjualan batu bara sebesar 150 ribu MT untuk periode Oktober hingga Desember 2011 untuk memasok kebutuhan di China.
Kebutuhan akan listrik meningkat secara signifikan dalam sepuluh tahun terakhir terutama di Asia seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi dan tingkat kesejahteraan penduduk. Batu bara menjadi salah satu bahan bakar utama untuk pembangkit listrik di Asia, terutama China dan India yang mengkonsumsi hampir setengah dari total produksi batu bara dunia. Saat ini, 70 persen listrik di India dan 80 persen di Cina dihidupi oleh pembangkit listrik bertenaga batu bara.
"Dengan penjualan batu bara ini Reswara berhasil memperluas jangkauan batu baranya ke target pasar baru yaitu Thailand selain pasar-pasar yang telah ditargetkan sebelumnya seperti China, dan India. Ini merupakan pencapaian yang sangat baik dari Reswara sekaligus membuktikan kepercayaan mitra usaha kami untuk membangun bisnis dengan orientasi jangka panjang," ujar Harry Asmar, Presiden Direktur Reswara Minergi Hartama.
Dia menerangkan, batu bara ini diproduksi oleh anak usaha Reswara yaitu TIA dari wilayah konsesi di Kalimantan Selatan dengan nama dagang TIA Compliant Coal (TCC). Tahun ini Reswara melalui TIA menargetkan 4,5 juta metrik ton untuk penjualan batu bara TCC dan di bulan kelima tahun 2012 ini Reswara telah berhasil mengamankan sekitar 75 persen dari target penjualan tersebut. (ank)
“Ini merupakan kontrak penjualan ketiga dari bisnis batu bara kami di tahun ini. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan batu bara terutama di Asia, kami sangat optimis dengan pencapaian target penjualan Reswara di tahun 2012,” ungkap Andi Djajanegara Presiden Direktur ABM Investama, pada siaran persnya di Jakarta, Selasa (15/5/2012).
Dia menambahkan batu bara ini akan digunakan untuk memasok pembangkit listrik (power plant) di China dan Thailand seiring dengan semakin meningkatnya permintaan akan listrik dan energi di negara tersebut.
Coeclerici sendiri merupakan operator internasional dalam memberikan jasa yang terintergrasi dan inovatif dalam menjawab kebutuhan dalam industri listrik dan besi baja. Menurut Andi kontrak kedua dengan Coeclerici ini akan memperkuat hubungan kerjasama antara kedua pihak sebagai mitra strategis, setelah sebelumnya dilakukan kontrak penjualan batu bara sebesar 150 ribu MT untuk periode Oktober hingga Desember 2011 untuk memasok kebutuhan di China.
Kebutuhan akan listrik meningkat secara signifikan dalam sepuluh tahun terakhir terutama di Asia seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi dan tingkat kesejahteraan penduduk. Batu bara menjadi salah satu bahan bakar utama untuk pembangkit listrik di Asia, terutama China dan India yang mengkonsumsi hampir setengah dari total produksi batu bara dunia. Saat ini, 70 persen listrik di India dan 80 persen di Cina dihidupi oleh pembangkit listrik bertenaga batu bara.
"Dengan penjualan batu bara ini Reswara berhasil memperluas jangkauan batu baranya ke target pasar baru yaitu Thailand selain pasar-pasar yang telah ditargetkan sebelumnya seperti China, dan India. Ini merupakan pencapaian yang sangat baik dari Reswara sekaligus membuktikan kepercayaan mitra usaha kami untuk membangun bisnis dengan orientasi jangka panjang," ujar Harry Asmar, Presiden Direktur Reswara Minergi Hartama.
Dia menerangkan, batu bara ini diproduksi oleh anak usaha Reswara yaitu TIA dari wilayah konsesi di Kalimantan Selatan dengan nama dagang TIA Compliant Coal (TCC). Tahun ini Reswara melalui TIA menargetkan 4,5 juta metrik ton untuk penjualan batu bara TCC dan di bulan kelima tahun 2012 ini Reswara telah berhasil mengamankan sekitar 75 persen dari target penjualan tersebut. (ank)
()