BI siap lindungi nilai tukar rupiah

Rabu, 16 Mei 2012 - 14:35 WIB
BI siap lindungi nilai tukar rupiah
BI siap lindungi nilai tukar rupiah
A A A
Sindonews.com - Sentimen global yang tidak kondusif, terutama di kawasan Eropa, menjadi salah satu alasan pelemahan yang terjadi pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Kita harus mengerti sentimen yang ada di global. Perekonomian Eropa khususnya, dan bukan hanya Indonesia saja yang rupiah (mata uangnya terpuruk) ke Rp9.300 per USD, tapi lihat juga hampir semua mata uang terjadi," ungkap Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono, kala ditemui dalam acara Rakornas III TPID 2012, di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (16/5/2012).

Hartadi melanjutkan, untuk menjaga nilai tukar rupiah tidak kembali melemah, maka BI pun akan melakukan intervensi di pasar yaitu dengan memberikan instrumen pada suku bunga moneter.

"Itu semua persiapan kita lakukan seperti RDG kita memberikan sinyal yang lebih strong selain memberikan intervensi di pasar, dan valuta asing kita memberikan instrumen di suku bunga moneter. Baik yang kita akan lihat, baik di setiap tenor dan jangka waktu kita naikkan, jadi merasa percaya diri dengan memegang rupiah," paparnya.

Dia menambahkan, BI pun tentu akan terus melakukan monitoring terhadap perkembangan situasi global ke depannya.

"Khususnya terhadap kondisi Eropa. Untuk sementara ini, kita melihat dulu perkembangan di Eropa karena belum sepenuhnya kita ketahui. Kalau Yunani keluar dari euro zone itu dampaknya juga besar, tapi Prancis belum kita ketahui, dan kita monitor, apakah dengan presiden baru akan mengubah kebijakannya, dulu kan ada komitemen dari euro zone, kelangsungan dari komitmen itu kita belum tahu," pungkasnya.

Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa optimistis mata uang rupiah akan kembali membaik ke depannya, kendati nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pasalnya, nilai investasi sendiri semakin membaik dari waktu ke waktu.

"Saya yakin rupiah akan stabil ke depan. Tercermin dari sisi portofolio yang terus meningkat. Untuk pertama kalinya investasi kita tertinggi pertumbuhannya di mana secara year on year (yoy) tumbuh 32,8 persen," ungkapnya di tempat yang sama.

Hatta pun juga meyakini jika nilai investasi akan terus meningkat, sehingga bukan tidak mungkin pada 2013 mendatang pertumbuhan perekonomian akan meningkat.

"Jika nilai investasi terus tumbuh ini penting. Karena nanti di 2013 akan bergeser pertumbuhannya dari yang selama ini, didorong oleh konsumsi, sekarang terbalik dari investasi," paparnya.

"Sekarang investasi memiliki share yang tinggi di atas tiga persen. Oleh karena itu momentumnya akan bagus, akan mendorong pertumbuhan kita bisa di atas tujuh persen, ini sangat baik karena faktor investasi menjadi sangat dominan. Dengan investasi masuk maka akan memperkuat rupiah (secara) otomatis," pungkasnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4346 seconds (0.1#10.140)