Langkah impor langsung minyak & BBM diapresiasi
A
A
A
Sindonews.com - PT Pertamina (Persero) yang memilih mekanisme impor minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM) secara langsung diapresiasi sejumlah kalangan. Langkah itu dinilai akan mengurangi peran perantara (trader) sehingga dapat menghapus potensi masuknya mafia minyak.
”Pemerintah harus mendukung penuh rencana Pertamina tersebut. Impor langsung ini merupakan salah satu upaya menghadang mafia minyak,” kata Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Iress) Marwan Batubara di Jakarta kemarin.
Marwan mengatakan, dukungan pemerintah akan memudahkan Pertamina membeli minyak secara langsung. Dukungan pemerintah yang mempunyai hubungan bilateral maupun negara produsen minyak juga akan membuat Pertamina bisa mendapat harga impor yang bagus. Kemudian, pemerintah pun bisa menawarkan skema pertukaran dengan produk atau proyek lainnya.
”Kalau sudah ada kesepakatan G to G (antarpemerintah), maka Pertamina lebih mudah duduk secara B to B (antarperusahaan),” tegasnya. Langkah itu juga diharapkan dapat lebih menjamin ketahanan energi nasional.
Hal senada dikemukakan pengamat energi dari Refor Miner Institute Pri Agung Rakhmanto. Pemerintah dan Pertamina mesti memperbanyak pembelian langsung ke produsen melalui kontrak berjangka dalam jangka waktu lebih panjang. Sebaliknya, pembelian secara langsung di pasar spot melalui trader harus terus dikurangi.
Saat ini untuk pasokan minyak mentah sekitar 900.000 barel per hari, Pertamina memperolehnya sebagian besar dari domestik dengan persentase 67 persen, pembelian langsung ke produsen, yakni Saudi Aramco sebesar 13 persen,dan sisanya 20 persen diimpor melalui anak perusahaan Pertamina Energy Trading Limited (Petral).
Sebelumnya Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, Pertamina akan mengimpor minyak mentah dan BBM secara langsung ke produsen mulai kuartal III/2012.
Karen mengatakan, langkah Pertamina tersebut didasari tekad untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan pada proses pemenuhan kebutuhan BBM nasional. Selain untuk meningkatkan ketahanan pasokan energi nasional, langkah ini juga diyakini akan mendukung optimalisasi kinerja Petral. Namun, Pertamina pun menatakan bahwa sistem pengadaan minyak mentah dan BBM yang dilakukan selama ini telah berjalan dengan baik dan juga didasari prinsip-prinsip kehati-hatian.
Dalam pelaksanaannya, perusahaan akan mengimpor langsung dari perusahaan migas nasional (national oil company/NOC), produsen minyak swasta, dan pemilik kilang. Pertamina, jelas Karen, juga tetap akan mengupayakan penyerapan minyak mentah domestik secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan kilang BBM. Untuk itu, Pertamina berharap dukungan dari pemerintah. (ank)
”Pemerintah harus mendukung penuh rencana Pertamina tersebut. Impor langsung ini merupakan salah satu upaya menghadang mafia minyak,” kata Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Iress) Marwan Batubara di Jakarta kemarin.
Marwan mengatakan, dukungan pemerintah akan memudahkan Pertamina membeli minyak secara langsung. Dukungan pemerintah yang mempunyai hubungan bilateral maupun negara produsen minyak juga akan membuat Pertamina bisa mendapat harga impor yang bagus. Kemudian, pemerintah pun bisa menawarkan skema pertukaran dengan produk atau proyek lainnya.
”Kalau sudah ada kesepakatan G to G (antarpemerintah), maka Pertamina lebih mudah duduk secara B to B (antarperusahaan),” tegasnya. Langkah itu juga diharapkan dapat lebih menjamin ketahanan energi nasional.
Hal senada dikemukakan pengamat energi dari Refor Miner Institute Pri Agung Rakhmanto. Pemerintah dan Pertamina mesti memperbanyak pembelian langsung ke produsen melalui kontrak berjangka dalam jangka waktu lebih panjang. Sebaliknya, pembelian secara langsung di pasar spot melalui trader harus terus dikurangi.
Saat ini untuk pasokan minyak mentah sekitar 900.000 barel per hari, Pertamina memperolehnya sebagian besar dari domestik dengan persentase 67 persen, pembelian langsung ke produsen, yakni Saudi Aramco sebesar 13 persen,dan sisanya 20 persen diimpor melalui anak perusahaan Pertamina Energy Trading Limited (Petral).
Sebelumnya Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, Pertamina akan mengimpor minyak mentah dan BBM secara langsung ke produsen mulai kuartal III/2012.
Karen mengatakan, langkah Pertamina tersebut didasari tekad untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan pada proses pemenuhan kebutuhan BBM nasional. Selain untuk meningkatkan ketahanan pasokan energi nasional, langkah ini juga diyakini akan mendukung optimalisasi kinerja Petral. Namun, Pertamina pun menatakan bahwa sistem pengadaan minyak mentah dan BBM yang dilakukan selama ini telah berjalan dengan baik dan juga didasari prinsip-prinsip kehati-hatian.
Dalam pelaksanaannya, perusahaan akan mengimpor langsung dari perusahaan migas nasional (national oil company/NOC), produsen minyak swasta, dan pemilik kilang. Pertamina, jelas Karen, juga tetap akan mengupayakan penyerapan minyak mentah domestik secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan kilang BBM. Untuk itu, Pertamina berharap dukungan dari pemerintah. (ank)
()