Kerang laminasi Magelang tembus pasar ekspor
A
A
A
Sindonews.com – Kerajinan kerang laminasi merupakan kreativitas unik warga Trunan, Kelurahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang. Kerajinan ini merupakan satu-satunya yang ada di Jawa Tengah.
Namun,produksi kerajinan ini sudah mampu menembus pasar ekspor hingga ke Amerika Serikat dan Eropa. Kerajinan kerang laminasi ini unik karena sebenarnya Kota Magelang bukanlah daerah pesisir pantai. Tetapi bahan baku yang digunakan untuk kerajinan ini adalah kerang, salah satu jenis hewan yang ada di laut. Cangkang kerang berjenis srimping (bercangkang tipis) diolah secara sederhana menjadi sebuah kerajinan yang menarik.
Prajoko, 48, perajinan kerang laminasi tersebut mengatakan, hasil karyanya ini telah menghiasi hotel-hotel dan gedung-gedung mewah di berbagai negara maju. Hampir 90 persen dari produksinya dikirim ke luar negeri utamanya ke Amerika, Spanyol dan negara Eropa lainnya. Tapi masih sebatas supplier dengan harga ditentukan perusahan ekspor.
”Sebenarnya pasar di dalam negeri juga cukup potensial, terutama kebutuhan hotel- hotel. Tapi belum ada arah pengembangan ke sana karena minat dalam negeri menghargai karya seni itu masih rendah, berbeda dengan luar negeri yang lebih menghargai karya seni," kata ayah lima orang anak ini, ketika ditemui kemarin.
Prajoko tidak ingin seperti kacang lupa dengan kulitnya, atau hanya mementingkan keuntungan semata. Sebagai orang yang dilahirkan di Magelang, dia tetap berusaha memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Pemasaran kerajinan kerang laminasi dilakukan melalui pemeran yang digelar di Jakarta, Kalimantan, dan daerah lainnya. ”Meskipun sebagai contoh sudah berulang kali mengikuti pameran di Semarang,namun tidak pernah ada produk yang laku terjual," katanya. Karena tempatnya bukan daerah pinggir pantai, bahan baku kerang laminasi harus diperoleh dari pesisir pantai utara mulai Gresik, Jawa Timur hingga Banten, Jawa Barat.
Kerang tersebut diperoleh dari pengepul dengan harga Rp1.500/Kilogram. Kemudian diolah untuk menjadi sebuah kerajinan yang diinginkan. Sampai saat ini,Prajoko mengaku sudah memiliki sebanyak 250 cetakan/desain hasil karyanya sendiri.Setiap benda apapun menurutnya bisa dilaminasi dengan kerang. ”Jika sedang banyak pesanan,biasanya kita harus kerja lembur hingga dini hari sekitar pukul 02.00," ujar Markus, salah satu karyawan.
Namun,produksi kerajinan ini sudah mampu menembus pasar ekspor hingga ke Amerika Serikat dan Eropa. Kerajinan kerang laminasi ini unik karena sebenarnya Kota Magelang bukanlah daerah pesisir pantai. Tetapi bahan baku yang digunakan untuk kerajinan ini adalah kerang, salah satu jenis hewan yang ada di laut. Cangkang kerang berjenis srimping (bercangkang tipis) diolah secara sederhana menjadi sebuah kerajinan yang menarik.
Prajoko, 48, perajinan kerang laminasi tersebut mengatakan, hasil karyanya ini telah menghiasi hotel-hotel dan gedung-gedung mewah di berbagai negara maju. Hampir 90 persen dari produksinya dikirim ke luar negeri utamanya ke Amerika, Spanyol dan negara Eropa lainnya. Tapi masih sebatas supplier dengan harga ditentukan perusahan ekspor.
”Sebenarnya pasar di dalam negeri juga cukup potensial, terutama kebutuhan hotel- hotel. Tapi belum ada arah pengembangan ke sana karena minat dalam negeri menghargai karya seni itu masih rendah, berbeda dengan luar negeri yang lebih menghargai karya seni," kata ayah lima orang anak ini, ketika ditemui kemarin.
Prajoko tidak ingin seperti kacang lupa dengan kulitnya, atau hanya mementingkan keuntungan semata. Sebagai orang yang dilahirkan di Magelang, dia tetap berusaha memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Pemasaran kerajinan kerang laminasi dilakukan melalui pemeran yang digelar di Jakarta, Kalimantan, dan daerah lainnya. ”Meskipun sebagai contoh sudah berulang kali mengikuti pameran di Semarang,namun tidak pernah ada produk yang laku terjual," katanya. Karena tempatnya bukan daerah pinggir pantai, bahan baku kerang laminasi harus diperoleh dari pesisir pantai utara mulai Gresik, Jawa Timur hingga Banten, Jawa Barat.
Kerang tersebut diperoleh dari pengepul dengan harga Rp1.500/Kilogram. Kemudian diolah untuk menjadi sebuah kerajinan yang diinginkan. Sampai saat ini,Prajoko mengaku sudah memiliki sebanyak 250 cetakan/desain hasil karyanya sendiri.Setiap benda apapun menurutnya bisa dilaminasi dengan kerang. ”Jika sedang banyak pesanan,biasanya kita harus kerja lembur hingga dini hari sekitar pukul 02.00," ujar Markus, salah satu karyawan.
()