Stabilkan harga beras, petani Jabar pakai resi gudang
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendorong penerapan resi gudang untuk menstabilkan harga beras atau gabah. Hal ini dikarenakan beras merupakan salah satu sumber inflasi tertinggi di Jabar.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, resi gudang efektif menstabilkan harga beras/gabah. "Kita dorong resi gudang. Fungsinya untuk stabilitas harga. Jadi (beras/gabah) tidak naik banget, tidak turun banget. Lalu resi gudang menaikkan pendapatan para petani," kata Heryawan, di Bandung, Selasa (22/5/2012).
Dia menjelaskan, lewat resi gudang petani akan menjual beras/gabah ketika harga sedang tinggi. Tapi jika harganya rendah maka petani menyimpan berasnya di gudang sambil menunggu harga naik.
Lanjutnya, untuk penerapan resi gudang ini disiapkan gudang-gudang, yang dikelola Bulog maupun non-Bulog. Gudang-gudang ini untuk menerima hasil panen petani sambil menunggu harga beras/gabah tinggi. "Gudang ada yang mengelola. Dan didukung oleh perbankan. Misalnya BJB maupun bank nasional di Jabar," sebutnya.
Saat harga beras rendah, petani bisa menyimpan beras tersebut di gudang. Saat penyimpanan itulah petani bisa mengambil sebagian harga berasnya. Begitu harga naik, baru hasil panen petani tersebut dilepas atau jual. Kemudian petani bisa mendapat sebagian uang sisanya. "Jadi resi gudang ini penyelesaian luar biasa," katanya.
Rencananya, ke depan Pemprov Jabar akan menyokong resi gudang makin banyak. Sebab, resi gudang menghadirkan keuntungan bagi para petani khususnya pada musim panen di mana harga turun.
"Jadi ketika turun petani tidak menjual gabah atau berasnya, tapi menyimpan di gudang sambil mengambil separuh harga atau tiga perempat harga," ungkapnya.
Menurutnya, resi gudang baru berlaku di kota atau kabupaten penghasil padi terbesar di Jabar. Dia berharap ke depan resi gudang sudah berlaku di semua kabupaten/kota di Jabar. (ank)
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, resi gudang efektif menstabilkan harga beras/gabah. "Kita dorong resi gudang. Fungsinya untuk stabilitas harga. Jadi (beras/gabah) tidak naik banget, tidak turun banget. Lalu resi gudang menaikkan pendapatan para petani," kata Heryawan, di Bandung, Selasa (22/5/2012).
Dia menjelaskan, lewat resi gudang petani akan menjual beras/gabah ketika harga sedang tinggi. Tapi jika harganya rendah maka petani menyimpan berasnya di gudang sambil menunggu harga naik.
Lanjutnya, untuk penerapan resi gudang ini disiapkan gudang-gudang, yang dikelola Bulog maupun non-Bulog. Gudang-gudang ini untuk menerima hasil panen petani sambil menunggu harga beras/gabah tinggi. "Gudang ada yang mengelola. Dan didukung oleh perbankan. Misalnya BJB maupun bank nasional di Jabar," sebutnya.
Saat harga beras rendah, petani bisa menyimpan beras tersebut di gudang. Saat penyimpanan itulah petani bisa mengambil sebagian harga berasnya. Begitu harga naik, baru hasil panen petani tersebut dilepas atau jual. Kemudian petani bisa mendapat sebagian uang sisanya. "Jadi resi gudang ini penyelesaian luar biasa," katanya.
Rencananya, ke depan Pemprov Jabar akan menyokong resi gudang makin banyak. Sebab, resi gudang menghadirkan keuntungan bagi para petani khususnya pada musim panen di mana harga turun.
"Jadi ketika turun petani tidak menjual gabah atau berasnya, tapi menyimpan di gudang sambil mengambil separuh harga atau tiga perempat harga," ungkapnya.
Menurutnya, resi gudang baru berlaku di kota atau kabupaten penghasil padi terbesar di Jabar. Dia berharap ke depan resi gudang sudah berlaku di semua kabupaten/kota di Jabar. (ank)
()