Kelangkaan LPG 3 kg di Jabar meluas
A
A
A
Sindonews.com - Kelangkaan elpiji ukuran 3kg di Jawa Barat meluas. Sejumlah distributor yang berada di kabupaten dan kota mengaku semakin sulit mendapatkan pasokan elpiji ukuran 3 kg. Kelangkaan elpiji ini terjadi di Kabupaten Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Bandung.
Di daerah tersebut, warga semakin kesulitan untuk mendapatkan elpiji 3 kg. Menurut para distributor elpiji di Majalengka, pasokan untuk ukuran 3 kg memang mengalami pengurangan. Hendri, pemilik pangkalan elpiji, mengaku bahwa pasokan tabung mengalami pengurangan hingga 50 persen - 80 persen.
“Sekitar sebulan lalu, kami mendapatkan kiriman sebanyak 400 buah tabung. Tapi sekarang, kami hanya diberi 100 tabung. Bahkan hari-hari tertentu hanya 50 tabung,” kata dia.
Kelangkaan elpiji juga terjadi di Kabupaten Bandung. Hampir seluruh kecamatan di daerah ini sulit mendapatkan elpiji. PT Al Masoem Grup, distributor elpiji 3 kg terbesar di Kabupaten Bandung, menilai kelangkaan terjadi karena PT Pertamina mengurangi pasokannya hingga 10-15 persen. “Tidak heran jika terjadi kelangkaan. Karena ada pengurangan,” kata Asep Dedi Suhendri, Humas Al Ma’soem Grup, kemarin.
Asep mengungkapkan, kelangkaan hanya terjadi pada elpiji ukuran 3 kg. Sementara untuk ukuran 12 kg dan 50 kg relatif stabil karena tidak ada pengurangan jatah. “Yang langka 3 kg, sementara yang ukuran 12 kg ke atas relatif aman distribusinya,” pungkas Asep.
Dari Kabupaten Bandung Barat, Bupati Bandung Barat meminta bantuan aparat kepolisian untuk menindak spekulan yang memanfaatkan kelangkaan ini. Sementara itu, Petugas Pengawas Barang dan Jasa (PPBJ) Dinas Koperasi, Perindusterian, Perdagangan dan Pasar (Diskoperindagsar) Kabupaten Sukabumi juga segera menelusuri penyebab terjadinya kelangkaan gas elpiji 3 kg yang melanda hampir di 47 kecamatan.
Dalam kesempatan terpisah, General Manager Fuel Retail Marketing PT Pertamina Regional III Hasto Wibowo mengakui adanya pembatasan terhadap pasokan elpiji 3 kg di Jawa Barat karena permintaan di kawasan ini telah melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah.
Tindakan tersebut mempertimbangkan alokasi elpiji 3 kg untuk regional III meliputi DKI Jakarta, Jabar, Banten, dan Kalimantan Barat pada 2012 sebesar 1,41 juta matrik ton (MT). Atau setara dengan 471 juta tabung elpiji 3 kg. Sementara sampai triwulan I/2012, realisasi elpiji 3 kg sebesar 375 ribu MT.
“Apabila permintaan pada triwulan I dibiarkan, maka sampai akhir tahun estimasi realisasi diperkirakan bisa mencapai 1,5 juta MT. Ada kelebihan sekitar 90.000 MT dari alokasi yang di tetapkan pemerintah,” jelas Hasto Wibowo di Bandung kemarin.
Menurut dia, Jawa Barat memakan porsi konsumsi elpiji 3 kg sebesar 60 persen dibanding provinsi lainnya dalam satu region. (ank)
Di daerah tersebut, warga semakin kesulitan untuk mendapatkan elpiji 3 kg. Menurut para distributor elpiji di Majalengka, pasokan untuk ukuran 3 kg memang mengalami pengurangan. Hendri, pemilik pangkalan elpiji, mengaku bahwa pasokan tabung mengalami pengurangan hingga 50 persen - 80 persen.
“Sekitar sebulan lalu, kami mendapatkan kiriman sebanyak 400 buah tabung. Tapi sekarang, kami hanya diberi 100 tabung. Bahkan hari-hari tertentu hanya 50 tabung,” kata dia.
Kelangkaan elpiji juga terjadi di Kabupaten Bandung. Hampir seluruh kecamatan di daerah ini sulit mendapatkan elpiji. PT Al Masoem Grup, distributor elpiji 3 kg terbesar di Kabupaten Bandung, menilai kelangkaan terjadi karena PT Pertamina mengurangi pasokannya hingga 10-15 persen. “Tidak heran jika terjadi kelangkaan. Karena ada pengurangan,” kata Asep Dedi Suhendri, Humas Al Ma’soem Grup, kemarin.
Asep mengungkapkan, kelangkaan hanya terjadi pada elpiji ukuran 3 kg. Sementara untuk ukuran 12 kg dan 50 kg relatif stabil karena tidak ada pengurangan jatah. “Yang langka 3 kg, sementara yang ukuran 12 kg ke atas relatif aman distribusinya,” pungkas Asep.
Dari Kabupaten Bandung Barat, Bupati Bandung Barat meminta bantuan aparat kepolisian untuk menindak spekulan yang memanfaatkan kelangkaan ini. Sementara itu, Petugas Pengawas Barang dan Jasa (PPBJ) Dinas Koperasi, Perindusterian, Perdagangan dan Pasar (Diskoperindagsar) Kabupaten Sukabumi juga segera menelusuri penyebab terjadinya kelangkaan gas elpiji 3 kg yang melanda hampir di 47 kecamatan.
Dalam kesempatan terpisah, General Manager Fuel Retail Marketing PT Pertamina Regional III Hasto Wibowo mengakui adanya pembatasan terhadap pasokan elpiji 3 kg di Jawa Barat karena permintaan di kawasan ini telah melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah.
Tindakan tersebut mempertimbangkan alokasi elpiji 3 kg untuk regional III meliputi DKI Jakarta, Jabar, Banten, dan Kalimantan Barat pada 2012 sebesar 1,41 juta matrik ton (MT). Atau setara dengan 471 juta tabung elpiji 3 kg. Sementara sampai triwulan I/2012, realisasi elpiji 3 kg sebesar 375 ribu MT.
“Apabila permintaan pada triwulan I dibiarkan, maka sampai akhir tahun estimasi realisasi diperkirakan bisa mencapai 1,5 juta MT. Ada kelebihan sekitar 90.000 MT dari alokasi yang di tetapkan pemerintah,” jelas Hasto Wibowo di Bandung kemarin.
Menurut dia, Jawa Barat memakan porsi konsumsi elpiji 3 kg sebesar 60 persen dibanding provinsi lainnya dalam satu region. (ank)
()