Kebijakan BBM hambat bisnis ekspedisi

Rabu, 23 Mei 2012 - 11:42 WIB
Kebijakan BBM hambat bisnis ekspedisi
Kebijakan BBM hambat bisnis ekspedisi
A A A
Sindonews.com - Kebijakan SPBU tentang pembatasan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) ternyata berdampak terhadap operasional kiriman paket. Biasanya kiriman paket dari Palembang–Jakarta hanya satu hari, kini molor menjadi dua hari.

Branch Manager PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Palembang M Daud mengatakan, kebijakan pembatasan BBM sangat memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pengiriman paket. “Masalah BBM ini dilematis sekali. Ini sudah terjadi sejak April lalu. Memang belum kelihatan dampaknya terhadap kinerja pengiriman.Tapi riil di lapangan, semua armada kesulitan mencari BBM,” kata Daud.

Dia mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan adanya pembatasan BBM ini. Seharusnya pemerintah lebih proaktif dalam menyikapi dan mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah agar tidak berdampak lebih luas lagi.

Menurut dia, terganggunya operasional kiriman bukan saja terjadi dalam internal JNE, melainkan juga terjadi pada perusahaan sejenis lainnya. Bahkan, berdampak pada produksi maupun sektor lain yang memanfaatkan BBM.

“Jika ujung-ujungnya sulit mendapatkan BBM, lebih baik harga BBM ini dinaikkan saja. Ya, jangan sampai semua lini sektor terkena dampak atas pembatasan BBM ini dan akibatnya dapat mengurangi loyalitas konsumen,” ujar Daud.

Saat ini, kata dia, operasional jalur primer terkendala dalam mendapatkan BBM. Bukan saja terjadi dalam kabupaten dan kota di Sumsel, melainkan juga kesulitan mendapatkan BBM di provinsi lain di luar Sumsel.

Pembatasan BBM, kata dia, otomatis dapat memengaruhi pencapaian pendapatan atau omzet JNE.Kendati demikian, pihaknya belum bisa memastikan berapa persentase penurunan pendapatan tersebut.

“Untuk penurunan pendapatan pastinya ada. Hanya, kami belum menghitung berapa persentase penurunan itu. Yang jelas, biasanya kiriman dapat sampai dalam satu hari, tapi kini memerlukan waktu dua hari. Ini berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen,” tutur Daud.

Dia juga menambahkan, pada Juni mendatang, pihaknya akan mengoperasikan dua unit armada pada jalur sekunder meliputi daerah Indralaya,Prabumulih, Tanjung Enim, Muaraenim, Lahat, dan Pagaralam.

Setali tiga uang, Ketua Dewan Pimpinan wilayah (DPW) Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) Sumsel H Riza Tontowi menambahkan, pembatasan BBM yang terjadi di Sumsel pada khususnya dan provinsi lain pada umumnya sangat berdampak terhadap pengiriman paket. Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah lebih proaktif mencari solusi dalam mengatasi sulitnya mendapatkan BBM. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7588 seconds (0.1#10.140)