Orang miskin berkurang 24 juta di Asia Timur & Pasifik
A
A
A
Sindonews.com - Bank Dunia memperkirakan jumlah orang yang hidup di bawah USD2 per hari di kawasan Asia Timur dan Pasifik akan turun sebanyak 24 juta jiwa pada 2012.
"Secara keseluruhan, jumlah orang miskin di Asia Timur dan Pasifik telah berkurang separuh dalam satu dekade terakhir," kata Wakil Presiden Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Pamela Cox saat video conference "East Asia Pacific Economic Update", di Kantor Bank Dunia, Jakarta, Rabu (23/5/2012).
Namun dia mengatakan, sepertiga penduduk kawasan atau kurang lebih setengah miliar laki-laki, perempuan, dan anak-anak masih hidup dalam kemiskinan.
"Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian, upaya untuk menciptakan sumber pertumbuhan baru harus lebih ditingkatkan," imbuhnya.
Selanjutnya pada 2012 ini, pertumbuhan diproyeksikan akan melemah sampai 7,6 persen. Melambatnya ekspansi di China diperkirakan mempengaruhi pertumbuhan agregat seluruh kawasan.
Jika perekonomian China melambat lebih cepat dari perkiraan, hal ini dapat menjatuhkan harga komoditas dan membahayakan eksportir komoditas.
"Tanpa memperhitungkan China, pertumbuhan diproyeksikan mencapai 5,2 persen seiring dengan pulihnya tingkat produksi Thailand," pungkasnya.
Sebagai informasi, menurut laporan 'Capvring New Sources of Growth' kawasan Asia Timur dan Pasifik tumbuh 8,2 persen pada 2011. Pertumbuhan tersebut turun dibanding 2010 yang mencapai 10 persen. Angka tersebut menjadi tujuh persen jika tanpa memperhitungkan China.
Meski begitu, kinerja kawasan pada skala global masih tergolong luar biasa. Buktinya, pertumbuhan tersebut dua persen lebih tinggi dari negara berkembang kawasan lain dan tingkat kemiskinan terus menurun.
"Secara keseluruhan, jumlah orang miskin di Asia Timur dan Pasifik telah berkurang separuh dalam satu dekade terakhir," kata Wakil Presiden Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Pamela Cox saat video conference "East Asia Pacific Economic Update", di Kantor Bank Dunia, Jakarta, Rabu (23/5/2012).
Namun dia mengatakan, sepertiga penduduk kawasan atau kurang lebih setengah miliar laki-laki, perempuan, dan anak-anak masih hidup dalam kemiskinan.
"Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian, upaya untuk menciptakan sumber pertumbuhan baru harus lebih ditingkatkan," imbuhnya.
Selanjutnya pada 2012 ini, pertumbuhan diproyeksikan akan melemah sampai 7,6 persen. Melambatnya ekspansi di China diperkirakan mempengaruhi pertumbuhan agregat seluruh kawasan.
Jika perekonomian China melambat lebih cepat dari perkiraan, hal ini dapat menjatuhkan harga komoditas dan membahayakan eksportir komoditas.
"Tanpa memperhitungkan China, pertumbuhan diproyeksikan mencapai 5,2 persen seiring dengan pulihnya tingkat produksi Thailand," pungkasnya.
Sebagai informasi, menurut laporan 'Capvring New Sources of Growth' kawasan Asia Timur dan Pasifik tumbuh 8,2 persen pada 2011. Pertumbuhan tersebut turun dibanding 2010 yang mencapai 10 persen. Angka tersebut menjadi tujuh persen jika tanpa memperhitungkan China.
Meski begitu, kinerja kawasan pada skala global masih tergolong luar biasa. Buktinya, pertumbuhan tersebut dua persen lebih tinggi dari negara berkembang kawasan lain dan tingkat kemiskinan terus menurun.
()