Defisit perdagangan Jepang melebar

Kamis, 24 Mei 2012 - 09:19 WIB
Defisit perdagangan...
Defisit perdagangan Jepang melebar
A A A
Sindonews.com – Defisit perdagangan Jepang pada April lalu secara mengejutkan mencapai angka lebih besar dari perkiraan. Hal tersebut disebabkan tingginya biaya energi sehingga meningkatkan biaya impor dan turunnya pengiriman ke pasar terbesar yakni China.

Menurut Kementerian Keuangan Jepang,pada bulan lalu defisit perdagangan Negeri Sakura mencapai 520,3 miliar yen (USD6,5 miliar), meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu 477,7 miliar. Tingginya biaya impor energi dipicu penonaktivan reaktor nuklir pascabencana gempa dan tsunami Maret tahun lalu. Kebijakan tersebut memaksa Jepang berpaling ke bahan bakar fosil yang lebih mahal.

Akibatnya, impor April tercatat naik delapan persen menjadi 6,09 triliun yen. Meski demikian,ekspor sedikit mengalami peningkatan yakni 7,9 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 5,57 triliun yen yang didorong pengiriman mobil dan suku cadang kendaraan. Ekonom Senior Japan Research Institute Hideki Matsumura mengungkapkan, defisit tersebut lebih besar dari ekspektasi analis sebesar 470 miliar yen.

Defisit perdagangan Jepang dengan negara tetangga di Asia sebesar 274,2 miliar yen yang disebabkan turunnya ekspor 7,1 persen, di mana merupakan penurunan tujuh bulan berturut-turut tahun ke tahun (year on year/yoy).

”Ke depannya, pertumbuhan ekspor akan bergantung kepada perekonomian luar negeri,” ujar Matsumura dikutip AFP, kemarin. Pada saat yang sama, Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/ BoJ) menyatakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan antara 0 hingga 0,1 persen.

BoJ juga akan mempersiapkan dana 70 triliun yen (USD880 miliar) untuk program pembelian aset. ”Pemungutan suara pada pertemuan dua hari Dewan BoJ telah memutuskan akan menjaga suku bunga stabil akibat deflasi terus terjadi di Jepang,”ujar BoJ.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0576 seconds (0.1#10.140)