Pertamina akan evaluasi penyalur elpiji

Kamis, 24 Mei 2012 - 10:41 WIB
Pertamina akan evaluasi...
Pertamina akan evaluasi penyalur elpiji
A A A
Sindonews.com - PT Pertamina (Persero) akan menata ulang lembaga penyalur gas elpiji di wilayah kerja LPG & Gas Products Region III yang meliputi Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat (Jabar), dan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).

“Kebijakan ini untuk melindungi konsumen dari tindakan penyelewengan,” kata General Manager Fuel Retail Marketing Region III selaku Koordinator Pemasaran Jawa Bagian Barat Hasto Wibowo dalam keterangan tertulis, kemarin.

Penataan akan dilakukan dengan mendata ulang pangkalan yang menyalurkan elpiji ukuran 3 kg. Selain itu, Pertamina juga akan membuat kartu kendali untuk pemakai gas elpiji 3 kg.

Realisasi penyaluran elpiji 3 kg untuk tahun 2011 adalah 1,39 juta metrik ton (MT). Sementara, alokasi elpiji 3 kg untuk 2012 adalah sebesar 1,41 juta MT. Adapun, ralisasi penyaluran elpiji 3 kg untuk kuartal I/2012 tercatat sudah mencapai 375.000 MT.

Pertamina memprediksi, jika tidak ada pengendalian atas kuota yang sudah ditetapkan pemerintah, maka estimasi konsumsi elpiji 3 kg bisa mencapai 1,5 juta MT. Sementara itu, Plt Bupati Subang Ojang Sohandi sudah melakukan permohonan pasokan elpiji 3 kg kepada Pertamina terkait keluhan masyarakat Subang atas kelangkaan ketersediaan elpiji 3 kg di wilayahnya.

“Kami sudah mengusulkan untuk meminta penambahan pasokan elpiji di kabupaten Subang dan kami harap masyarakat untuk tidak panik dengan kondisi saat ini.Ke depan, kami akan melakukan inspeksi mendadak atas kelangkaan yang terjadi saat ini,” jelas Ojang.

Kepala Bagian Ekonomi Sekertariat Daerah Subang Trihardjanto menyatakan, dalam kondisi normal,Kabupaten Subang mendapat jatah 980.000 tabung elpiji bersubsidi 3 kg. Namun pada dua bulan lalu, pasokan itu dikurangi menjadi 800.000 tabung.
“Atas kekurangan pasokan yang terjadi, kami mengirimkan surat ke Kementerian ESDM meminta tambahan pasokan menjadi 1.050.000,” jelas Trihardjanto.

Menurut dia, kelangkaan elpiji 3 kg di Kabupaten Subang karena pada saat Pertamina mengurangi pasokan, permintaan elpiji 3 kg mengalami peningkatan. “Permintaan gas 3 kg mengalami peningkatan. Biasanya warga menggunakan 12 kg pindah ke 3 kg dan UMKM yang biasa pakai listrik sekarang pindah ke gas,” tambahnya.

Mengenai harga gas elpiji yang mengalami kenaikan hingga mencapai Rp20.000 per tabung di tingkat eceran ini, Tri menyatakan hanya memantau harga di tingkat pangkalan. Jumlahnya pun masih dalam batas wajar, yakni Rp13.650 per tabung. Seperti diketahui, kenaikan harga gas elpiji secara berangsur-angsur dikeluhkan warga. Sebelumnya harga elpiji Rp15.000. Akibat kelangkaan harganya naik menjadi Rp18.000 sampai kini mencapai Rp20.000.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Bandung Bambang Budirahardjo mengatakan, kelangkaan terjadi karena pemerintah pusat sedang mencanangkan konversi minyak tanah ke gas elpiji di luar Jawa. “Memang saat ini ada pengurangan jatah kuota. Namun,kelangkaan gas 3 kg itu kami anggap masih normal,” kata Budi, kemarin.

Pihaknya mengimbau masyarakat tak perlu khawatir karena pasokan dari distributor ke agen masih lancar, meski dibatasi. “Kami sudah melakukan komunikasi dengan pihak distributor bahwa pasokan memang dikurangi, tapi itu tidak akan menyebabkan kelangkaan,” ujarnya.

Budi menambahkan, pasokan dari pihak distributor untuk wilayah III yang meliputi se-Bandung Raya pada bulan ini telah mengirim 174.000 tabung gas ukuran 3 kg kepada masyarakat. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8974 seconds (0.1#10.140)