Stok gula Sumut tinggal dua bulan
A
A
A
Sindonews.com - Persediaan gula di wilayah Sumatera Utara (Sumut) sudah semakin menipis, karena produksi yang berjalan stagnan bahkan cenderung turun. Cadangan gula yang tersedia saat ini, diperkirakan hanya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam dua bulan ke depan.
”Stok memang tinggal sekitar 55 ribu ton atau hanya untuk dua bulan alokasi daerah itu,” ujar Staf di Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumatera Utara (Sumut), Idris Nasution di Medan, kemarin.
Menurut dia, stok tersebut merupakan barang dari perdagangan antar pulau. Belum adanya kebijakan impor gula serta berkurangnya produksi dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 2, membuat cadangan semakin menipis. Meski stok tinggal dua bulan, Idris mengatakan, Disperindag akan berupaya mengawal agar tidak terjadi kelangkaan atau lonjakan harga jual gula.
Disperindag sudah meminta distributor untuk memperlancar pasokan serta mencegah adanya spekulasi yang dilakukan pedagang. ”Disperindag juga siap memberikan rekomendasi antarpulau kepada pengusaha untuk bisa terus menambah stok,” katanya.
Sebelumnya, Humas Pabrik Gula Sei Semayang PTPN 2, Eka Damayanti mengakui, produksi pabrik gula Sei Semayang berhenti berproduksi seiring dengan menurunnya penggarapan lahan kebun tebu milik BUMN itu. ”Sudah satu minggu pabrik gula Sei Semayang tidak bisa berproduksi, karena pasokan tebu terhenti,” katanya.
Menurut dia, sebagian tanaman tebu siap panen milik PTPN 2 di sekitar perbatasan Kecamatan Sei Semayang dengan Kota Binjai telah ditebang dan diduduki oleh massa penggarap. Aksi penggarap itu bukan saja mengakibatkan perusahaan merugi sekitar Rp12 miliar akibat berkurangnya produksi, tetapi juga membuat keresahan ratusan pekerja perkebunan dan pabrik gula yang tidak bekerja.
PTPN 2 tidak bisa memastikan kapan pasokan tebu ke pabrik gula Sei Semayang bisa kembali berjalan lancar, karena hingga saat ini aksi massa itu itu belum bisa diamankan. Biasanya pabrik Gula Sei Semayang melakukan produksi gula pasir 25.000 – 30.000 ton per satu kali masa giling. (ank)
”Stok memang tinggal sekitar 55 ribu ton atau hanya untuk dua bulan alokasi daerah itu,” ujar Staf di Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumatera Utara (Sumut), Idris Nasution di Medan, kemarin.
Menurut dia, stok tersebut merupakan barang dari perdagangan antar pulau. Belum adanya kebijakan impor gula serta berkurangnya produksi dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 2, membuat cadangan semakin menipis. Meski stok tinggal dua bulan, Idris mengatakan, Disperindag akan berupaya mengawal agar tidak terjadi kelangkaan atau lonjakan harga jual gula.
Disperindag sudah meminta distributor untuk memperlancar pasokan serta mencegah adanya spekulasi yang dilakukan pedagang. ”Disperindag juga siap memberikan rekomendasi antarpulau kepada pengusaha untuk bisa terus menambah stok,” katanya.
Sebelumnya, Humas Pabrik Gula Sei Semayang PTPN 2, Eka Damayanti mengakui, produksi pabrik gula Sei Semayang berhenti berproduksi seiring dengan menurunnya penggarapan lahan kebun tebu milik BUMN itu. ”Sudah satu minggu pabrik gula Sei Semayang tidak bisa berproduksi, karena pasokan tebu terhenti,” katanya.
Menurut dia, sebagian tanaman tebu siap panen milik PTPN 2 di sekitar perbatasan Kecamatan Sei Semayang dengan Kota Binjai telah ditebang dan diduduki oleh massa penggarap. Aksi penggarap itu bukan saja mengakibatkan perusahaan merugi sekitar Rp12 miliar akibat berkurangnya produksi, tetapi juga membuat keresahan ratusan pekerja perkebunan dan pabrik gula yang tidak bekerja.
PTPN 2 tidak bisa memastikan kapan pasokan tebu ke pabrik gula Sei Semayang bisa kembali berjalan lancar, karena hingga saat ini aksi massa itu itu belum bisa diamankan. Biasanya pabrik Gula Sei Semayang melakukan produksi gula pasir 25.000 – 30.000 ton per satu kali masa giling. (ank)
()