LPG 3 kg langka, warga nyaris putus asa
A
A
A
Sindonews.com - Sulitnya mendapatkan gas LPG 3 kilogram (kg) menimbulkan beragam reaksi dan harapan dari warga Jawa Barat (Jabar). Selain sulit, jika ada, harganya melambung tinggi.
Misalnya Wawan (40) yang sudah seminggu ini sulit mendapat gas 3 kg. "Inginnya normal lagi. Soal harga tidak apa-apalah mahal juga yang penting gasnya ada. Jangan kaya sekarang, gas sulit harganya mahal," kata Wawan, wagra Taman Kopo Indah, Bandung, Kamis (24/5/2012).
Pria yang sehari-hari jualan teh botol ini menyebutkan, saat ini harga gas 3 kg sudah mencapai Rp17 ribu. Padahal harga normalnya antara Rp12 ribu hingga Rp13 ribu.
Untuk mendapatkan gas bersubsidi itu, Wawan harus membelinya di agen yang jaraknya sekira satu kilometer dari rumahnya. Jika perlu gas, Wawan harus memesan terlebih dahulu.
"Tapi belinya harus pesan dulu sehari sebelumnya. Karena jika mendadak, bisa engga kebagian karena banyak gas yang sudah dibooking," terangnya.
Kelangkaan gas 3 kg juga diakui warga Kabupaten Bandung, Muhammad Diki (26). Pria yang sehari-hari kerja di Bandung ini merasakan kelangkaan gas bersubsidi tersebut sejak dua minggu lalu.
Kata Diki, Minggu lalu harga gas melon tersebut Rp13 ribu hingga Rp14 ribu dan jarang bisa didapat. Minggu ini, harga gas 3 kg naik menjadi Rp15 ribu hingga Rp16 ribu, namun sulit didapatkan. "Jadi minggu ini selain mahal juga sulit," keluhnya.
Pesanan gas juga harus menunggu, tidak bisa langsung dapat. "Jika sekarang pesan, datangnya baru bisa besok atau lusa," tutur warga Griya Bandung Indah ini.
Lanjutnya, hal sama juga dirasakan tetangganya yang kebanyakan tinggal di rumah kontrakan. "Mereka rata-rata pake gas 3 kg. Tapi ada juga yang masih pake kayu bakar," cerita Diki.
Diki berharap, harga gas 3 kg segera normal kembali. Menurutnya, seharusnya rakyat yang sudah mengikuti konversi dari minyak tanah ke gas 3 kg, tidak dibebani dengan sulitnya gas. "Namanya kan gas subsidi harusnya mampu menolong masyarakat, bukan malah membebani," tukasnya.
Misalnya Wawan (40) yang sudah seminggu ini sulit mendapat gas 3 kg. "Inginnya normal lagi. Soal harga tidak apa-apalah mahal juga yang penting gasnya ada. Jangan kaya sekarang, gas sulit harganya mahal," kata Wawan, wagra Taman Kopo Indah, Bandung, Kamis (24/5/2012).
Pria yang sehari-hari jualan teh botol ini menyebutkan, saat ini harga gas 3 kg sudah mencapai Rp17 ribu. Padahal harga normalnya antara Rp12 ribu hingga Rp13 ribu.
Untuk mendapatkan gas bersubsidi itu, Wawan harus membelinya di agen yang jaraknya sekira satu kilometer dari rumahnya. Jika perlu gas, Wawan harus memesan terlebih dahulu.
"Tapi belinya harus pesan dulu sehari sebelumnya. Karena jika mendadak, bisa engga kebagian karena banyak gas yang sudah dibooking," terangnya.
Kelangkaan gas 3 kg juga diakui warga Kabupaten Bandung, Muhammad Diki (26). Pria yang sehari-hari kerja di Bandung ini merasakan kelangkaan gas bersubsidi tersebut sejak dua minggu lalu.
Kata Diki, Minggu lalu harga gas melon tersebut Rp13 ribu hingga Rp14 ribu dan jarang bisa didapat. Minggu ini, harga gas 3 kg naik menjadi Rp15 ribu hingga Rp16 ribu, namun sulit didapatkan. "Jadi minggu ini selain mahal juga sulit," keluhnya.
Pesanan gas juga harus menunggu, tidak bisa langsung dapat. "Jika sekarang pesan, datangnya baru bisa besok atau lusa," tutur warga Griya Bandung Indah ini.
Lanjutnya, hal sama juga dirasakan tetangganya yang kebanyakan tinggal di rumah kontrakan. "Mereka rata-rata pake gas 3 kg. Tapi ada juga yang masih pake kayu bakar," cerita Diki.
Diki berharap, harga gas 3 kg segera normal kembali. Menurutnya, seharusnya rakyat yang sudah mengikuti konversi dari minyak tanah ke gas 3 kg, tidak dibebani dengan sulitnya gas. "Namanya kan gas subsidi harusnya mampu menolong masyarakat, bukan malah membebani," tukasnya.
()