Konversi gas di Nias terkendala

Jum'at, 25 Mei 2012 - 11:23 WIB
Konversi gas di Nias terkendala
Konversi gas di Nias terkendala
A A A


Sindonews.com - Konversi gas elpiji di 5 kabupaten/kota Pulau Nias belum terealisasi karena terkendala masalah infrastruktur dan rendahnya kemauan masyarakat menggunakan elpiji.

“Meskipun penyaluran paket perdana elpiji di Sumatera Utara (Sumut) sudah hampir rampung. Namun, penarikan minyak tanah belum 100% selesai dilakukan khususnya di daerah Nias karena infrastruktur yang belum memadai serta kemauan masyarakat menggunakan gas elpiji,” kata Asisten Manager Customer External Relation PT Pertamina Fuel Retail Marketing Regional Sumbagut Fitri Erika, seusai Orientasi Migas di Sibolangit, Kamis 24 Mei 2012.

Dia menjelaskan bahwa di Sumatera Utara (Sumut) elpiji 3 kg telah terdistribusi sebanyak 2.594.163 unit dari alokasi secara nasional dalam APBN sebanyak 3.606.105 Metrik Ton (MT) sepanjang tahun 2012 ini.

“Intinya seluruh konversi telah selesai di Sumut,kalau di Nias kami terus melakukan sosialisasi agar seluruh masyarakatnya yang ada di 5 kabupaten/ kota di Pulau Nias mau menggunakan gas ini,” ujarnya.

Dia merinci, selain di Sumut konversi gas di Sumatera Bagian Utara lainnya seperti di Provinsi Aceh juga dalam progres pendataan atau hingga sekarang mencapai 902.555 unit dan Sumatera Barat dalam estimasi 971.420 unit. Sedangkan Provinsi Riau telah selesai dengan angka 1.11.366 unit dan Kepulauan Riau mencapai 298.221 unit.

Untuk penjualan LPG Wilayah pemasaran Sumut, dijelaskan Erika, dengan tahap pertama mencapai 1.158.000 unit, terbagi di Kota Medan sebanyak 313.806 unit, Kabupaten Deli Serdang sekitar 370.954 unit, Langkat mencapai 284.047 unit, dan Serdang Bedagai sebanyak 138.633 unit. Untuk tahap kedua mencapai 867.375 unit di 9 kabupaten/kota dan kemudian distribusi tahap ketiga mencapai 550.349 unit di 13 kabupaten/kota.

Sementara penjualan elpiji 3 kg atau Public Service Obligation (PSO) hingga Maret 2012 mencapai 71.908.59 unit atau mengalami kenaikan dari tahun 2011 yakni 50.256.26 unit dan tahun 2010 sebanyak 49.495.90 unit.

“Angka penjualan ini terus naik, karena masyarakat sudah terbiasa menggunakan gas elpiji atau tidak lagi membutuhkan minyak tanah yang memang harga sudah tinggi,” ucap Erika.

Sebelumnya,Anggota DPD RI utusan Sumut, Parlindungan Purba, mengatakan, Pertamina harus terus mengawal program konversi itu, meski distribusi sudah selesai. Menurutnya, konsumen selalu khawatir dengan kenaikan harga termasuk kelangkaan gas seperti yang sering terjadi.Konsumen juga masih mengkhawatirkan meledaknya tabung gas atau takaran isi gas yang tidak sesuai.

“Konversi elpiji yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi subsidi dan kelangkaan minyak tanah serta menjaga lingkungan, seharusnya tidak menjadi beban rakyat,” tandasnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6678 seconds (0.1#10.140)