BII permudah pinjaman untuk pelaku UMKM wanita
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Internasional Indonesia (BII) Tbk akan berikan kredit tanpa anggunan kepada 1.250 pelaku UMKM perempuan di Indonesia dalam program Corporate Social Responsibility (CSR).
Bekerja sama dengan Yayasan Mitra Dhuafa (Yamida) melalui Koperasi Mitra Dhuafa (Komida) disediakan dana bergulir sebesar Rp1 miliar untuk tiga area, Jonggol (Jawa Barat), Sragen (Jawa Tengah) dan Kulon Progo (Yogyakarta).
Direktur Utama Koperasi Mitra Dhuafa (Komida), Slamet Riyadi menuturkan mekanisme persyaratan yang akan diterapkan dalam program ini tidak akan sulit. "Pertama perempuan, kemudian miskin, dan perempuan tersebut hidup. Tidak ada persyaratan lain, seperti anggunan. Dan fotocopy KTP saja tidak diperlukan," ujarnya saat ditemui wartawan di Jonggol, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/5/2012).
Selain itu, dia mengatakan bahwa perempuan yang ingin mendapatkan pinjaman juga tidak harus memiliki usaha sebelumnya. Hanya dengan memiliki niat keinginan, koperasi tersebut akan menyediakan dana untuk memulai usaha.
"Mereka punya usaha atau tidak tapi kalau ada niat, ya kita berikan. Dan nantinya akan ada proses pelatihan dulu. Kalau sudah siap, baru kita berikan agar modal secara materi (uang) dan pengetahuan pun sudah ada sebelum memulai usaha," jelasnya.
Pada tahap pertama, Slamet menyebutkan, perempuan itu akan diberikan dana awal sebesar Rp1 juta untuk memulai usaha. Jika pinjaman itu lunas, maka setelah itu dapat melakukan pinjaman kembali dengan angka kelipatannya. "Bisa nanti pinjam lagi Rp2 juta, kemudian Rp4 juta, terus Rp8 juta dan seterusnya," tambah Slamet.
Karena ini koperasi, Slamet menegaskan bahwa tidak ada pemakaian bunga layaknya cara konvensional. Namun, ada pembagian hasil dengan sistem syariah, dimana akan ada biaya yang juga tidak besar, namun dilaporkan secara transparan.
"Di sini kita menggunakan bagi hasil, karena mereka harus biayai kita sebagai pendamping, kalau di Jawa ada 1 sampai 2 persen. Itu akan kita jelaskan kemana uang itu harus diberikan dan disalurkan. Dan mereka harus bisa menghitungnya," papar Slamet.
Selama ini, untuk area Jongol, koperasi yang diberdayakan oleh perempuan ini memiliki NPL (kredit macet) sebesar 0 persen. Sehingga dirinya optimis, target 1.250 orang akan tercapai di tahun pertama. "Mereka di lingkungan dengan sistem yang bagus, dan dididik untuk menabung," lanjutnya. (bro)
()