Bukan Cuma Alternatif IMF, BRICS Juga Mau Bikin Lembaga Pemeringkat Tandingan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Negara-negara BRICS tengah membahas pembentukan lembaga pemeringkat untuk memfasilitasi proses investasi dalam kelompok tersebut. Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov dalam kesimpulan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral BRICS yang kedua.
"Lembaga pemeringkat, sayangnya, juga merupakan bagian dari infrastruktur Barat dan mereka juga rentan terhadap politisasi. Oleh karena itu, (lembaga pemeringkat bersama) diperlukan agar perusahaan-perusahaan kita dapat melakukan investasi di dalam negara-negara BRICS, agar penerbit sekuritas kita menerima peringkat tertentu tidak hanya dari lembaga pemeringkat Barat tetapi juga dari lembaga-lembaga yang bekerja di BRICS," paparnya, seperti dikuti dari agensi berita TASS, Minggu (13/10/2024).
Siluanov menambahkan, Rusia tetap menjadi peminjam dan investor di pasar internasional bahkan setelah sanksi Barat, dan tertarik pada munculnya lembaga-lembaga baru. "Saat ini Federasi Rusia tidak menggunakan lembaga pemeringkat Barat. Meskipun demikian, kami adalah peminjam dan investor," tegasnya.
Pembentukan lembaga keuangan sendiri, di luar politik, kata dia, sangat menarik bagi Rusia. "Investasi, pinjaman - semuanya sedang dilaksanakan. Kami perlu bekerja di dalam BRICS agar pinjaman ini menerima investasi yang tepat, peringkat yang relevan, status, dan keandalan," tambahnya.
Sebelumnya, Siluanov juga mengemukakan pentingnya bagi BRICS dan mitranya untuk menciptakan alternatif bagi Dana Moneter Internasional (IMF) guna melawan tekanan politik dari negara-negara Barat. Siluanov mengatakan, sistem keuangan global saat ini terlalu dikendalikan oleh negara-negara Barat.
BRICS yang mewakili 37% ekonomi global, tegas dia, perlu menciptakan alternatif dari kondisi itu. "IMF dan Bank Dunia tidak bekerja untuk kepentingan negara-negara BRICS," kata dia. "Penting untuk membentuk kondisi baru atau bahkan lembaga baru, yang mirip dengan lembaga Bretton Woods, tetapi dalam kerangka komunitas kita, dalam kerangka BRICS," tandasnya.
"Lembaga pemeringkat, sayangnya, juga merupakan bagian dari infrastruktur Barat dan mereka juga rentan terhadap politisasi. Oleh karena itu, (lembaga pemeringkat bersama) diperlukan agar perusahaan-perusahaan kita dapat melakukan investasi di dalam negara-negara BRICS, agar penerbit sekuritas kita menerima peringkat tertentu tidak hanya dari lembaga pemeringkat Barat tetapi juga dari lembaga-lembaga yang bekerja di BRICS," paparnya, seperti dikuti dari agensi berita TASS, Minggu (13/10/2024).
Siluanov menambahkan, Rusia tetap menjadi peminjam dan investor di pasar internasional bahkan setelah sanksi Barat, dan tertarik pada munculnya lembaga-lembaga baru. "Saat ini Federasi Rusia tidak menggunakan lembaga pemeringkat Barat. Meskipun demikian, kami adalah peminjam dan investor," tegasnya.
Pembentukan lembaga keuangan sendiri, di luar politik, kata dia, sangat menarik bagi Rusia. "Investasi, pinjaman - semuanya sedang dilaksanakan. Kami perlu bekerja di dalam BRICS agar pinjaman ini menerima investasi yang tepat, peringkat yang relevan, status, dan keandalan," tambahnya.
Sebelumnya, Siluanov juga mengemukakan pentingnya bagi BRICS dan mitranya untuk menciptakan alternatif bagi Dana Moneter Internasional (IMF) guna melawan tekanan politik dari negara-negara Barat. Siluanov mengatakan, sistem keuangan global saat ini terlalu dikendalikan oleh negara-negara Barat.
BRICS yang mewakili 37% ekonomi global, tegas dia, perlu menciptakan alternatif dari kondisi itu. "IMF dan Bank Dunia tidak bekerja untuk kepentingan negara-negara BRICS," kata dia. "Penting untuk membentuk kondisi baru atau bahkan lembaga baru, yang mirip dengan lembaga Bretton Woods, tetapi dalam kerangka komunitas kita, dalam kerangka BRICS," tandasnya.
(fjo)