Maraknya trik keuangan di perbankan

Minggu, 27 Mei 2012 - 10:42 WIB
Maraknya trik keuangan di perbankan
Maraknya trik keuangan di perbankan
A A A
Sindonews.com - Mungkin ada di antara Anda yang ingin tahu alasan saya begitu tertarik dengan Matematika Keuangan, sehingga menuliskan beberapa buku dan ratusan artikel di media massa. Motivasi awal saya adalah ingin memberikan edukasi publik.

Sepengetahuan saya, banyak sekali trik dan akal-akalan bank dalam produknya yang kreatif dan inovatif. Namun, hanya sedikit yang menyadarinya dan hampir tidak ada yang berani membongkar borok-borok itu dan menuliskannya di media massa.

Kebetulan saya memahami semua produk itu, terutama hitungan dan logikanya dan media massa menyukainya. Saya pun diminta harian ini untuk menuangkannya dalam salah satu kolomnya. Jika banyak penulis memulai dari artikel sebelum menghasilkan buku, saya kebalikannya. Sebelum menjadi kolumnis tetap beberapa harian nasional, saya telah menulis buku teks Matematika Keuangan yang menjadi buku wajib untuk beberapa mata kuliah di fakultas ekonomi dan fakultas ilmu administrasi.

Pada kurun waktu 2008–2010, buku ini mendapatkan penghargaan sebagai salah satu buku teks terbaik dari tiga institusi yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Universitas Indonesia (UI), dan Fakultas Ekonomi UI. Saya pun menerima puluhan juta rupiah sebagai insentif menghasilkan buku ajar yang bermanfaat.

Buku itu kini telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan dilengkapi dengan buku Kumpulan Soal-Jawabnya. Selain tiga buku di atas, bersama rekan-rekan mengajar di UI, saya juga menulis dua buku teks adaptasi dalam bahasa Inggris, yaitu Investments dan Fundamental Methods of Mathematics for Business and Economics untuk tujuan edukasi publik ini.

Sebagai seorang yang sangat menikmati matematika, investasi dan logika keuangan, keinginan dan harapan saya adalah orang lain juga dapat menyukai dan memahami bidang-bidang itu. Jika saya tidak memublikasikan pemikiran saya, yang dapat menerima pesan dan nasihat praktis saya hanyalah mahasiswa saya di UI dan beberapa sekolah bisnis. Ini jumlahnya tidak lebih dari beberapa ratus orang karena saya biasanya mengajar dua-tiga kelas di FEUI dan tiga-empat kali sebagai dosen tamu di luar UI setiap semesternya.

Kebohongan Dunia Keuangan

Dengan rajin menulis, saya dapat menyebarkan ilmu ini melewati batas ruang kuliah dan kendala waktu. Ribuan mahasiswa membaca buku teks saya setiap tahunnya. Sementara yang membaca artikel-artikel saya di media massa tentunya lebih banyak lagi. Tidak hanya mahasiswa dan dosen yang mengikutinya, tetapi juga ibu rumah tangga, karyawan, manajer, hingga regulator.

Lebih dari membekali mahasiswa dengan ilmu yang diperlukan dan menambah pengetahuan pembaca tentang keuangan dan investasi, saya berusaha membukakan mata banyak orang tentang maraknya gimmick dan kebohongan di dunia keuangan. Sudah banyak diungkapkan, tetapi ada saja yang masih menarik untuk dituliskan.

Kali ini saya kembali ingin mengupas beberapa trik produk perbankan yang mendekati kebohongan publik. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menyaksikan begitu banyak kebohongan publik.

Contohnya, informasi tentang jarak dan waktu tempuh untuk mencapai lokasi perumahan tertentu pada banyak billboard di jalan. Jangan percaya begitu saja jika disebutkan jaraknya tinggal 5 km atau hanya 15 menit dari Semanggi. Yang dimaksud sangat mungkin adalah 5 mil dan 15 menit perjalanan dari Semanggi, tetapi pada pukul 12 malam dengan kecepatan 120 km/jam.

Tidak jauh berbeda dengan kebohongan publik di atas, dunia keuangan pun terutama produk perbankan sarat dengan trik dan beberapa di antaranya mungkin lebih tepat dikategorikan sebagai kebohongan publik. Pertama, jika Anda meminjam dana dari bank atau bank perkreditan rakyat (BPR) yang mengenakan bunga flat tetapi kata flat tidak disebutkan. Di mata saya, ini masuk kebohongan publik karena tanpa kata flat, awam akan menangkapnya sebagai bunga sebenarnya. Jika kata flat disebutkan, bank sedang memainkan triknya.

Kedua, apartemen dan barang elektronik yang ditawarkan pada harga yang sudah mengandung bunga. Hanya kepada pembeli tunai, diskon akan diberikan. Dalam kamus saya, ini juga memenuhi kriteria kebohongan publik karena toko dan bank menyembunyikan harga tunainya. Mereka malah sesumbar bunga kredit 0 persen. Ingat, dalam dunia keuangan, tidak ada makan siang yang gratis. Jika benar bunganya 0 persen, siapa yang bersedia rugi bunga di negara yang inflasinya rata-rata 7 persen per tahun?

Ketiga, tabungan yang bunganya dihitung mulai dari rupiah di atas Rp1 juta. Walaupun dikatakan tabungan berbunga 5 persen p.a., beberapa bank besar ternyata mulai menghitung bunganya dari Rp1.000.001. Dengan kata lain, tabungan Rp1 juta pertama tidak diberikan bunga. Padahal jika kita berutang, bunganya dihitung dari rupiah pertama. Ketika kita berutang dengan kartu kredit, bunganya bahkan dihitung mundur ke satu-dua bulan sebelumnya dan dari saldo belanja, bukan dari saldo terutang.

Praktik ini sangat merugikan nasabah. Karena itu, jangan kaget jika saldo tabungan Anda habis meskipun tidak ada penarikan. Bukannya bunga, tabungan saya pernah kena biaya administrasi hingga Rp35.000 karena ada denda Rp25.000, selain biaya bulanan Rp10.000, akibat saldo rata-rata harian kurang dari Rp10 juta.

Keempat, kredit dengan bunga mengambang yang tidak sepenuhnya mengikuti pasar. Jika benar mengambang dan fair, mestinya di perjanjian kredit disebutkan kalau acuan bunga kredit adalah bunga BI plus 3 persen atau bunga deposito 6 bulan bank tersebut ditambah 4 persen, misalnya. Praktiknya, bank yang menentukan sendiri besaran bunga mengambang ini sehingga hanya mengenal istilah naik dan hampir tidak pernah akan turun.

Kelima, tawaran diskon menginap di hotel berbintang dari bank penerbit kartu kredit. Jika Anda berharap diskon itu dihitung dari harga sebenarnya, Anda salah. Yang benar, diskon sekian puluh persen itu dari published rate. Ujungnya, hampir tidak ada diskon yang Anda terima. Tips dari saya, cerdaslah dalam menghadapi bank. Berhitunglah dan gunakan logika keuangan Anda. (ank)

BUDI FRENSIDY Penasihat Investasi dan Penulis Buku Matematika Keuangan
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7474 seconds (0.1#10.140)