Turki jajaki peluang bisnis
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah pelaku bisnis yang tergabung dalam Asosiasi Eksportir Elektronik Turki atau Turkish Electro Technology Exporter’s Association (TET) menjajaki peluang bisnis di Indonesia.
“Kedatangan kami ke Indonesia untuk meningkatkan hubungan bisnis.Tidak hanya ekspor dari Turki tetapi kerja sama kedua negara,” ujar Ketua TET Fatih Kemal Ebiclioglu seusai pertemuan dengan sejumlah pengusaha dalam negeri di Jakarta kemarin.
TET merupakan asosiasi bisnis yang menaungi 7.500 perusahaan elektronik di Turki. Lebih dari 100 pebisnis dan delegasi dari 12 perusahaan ternama asal Turki ikut serta dalam pertemuan tersebut.
Fatih mengatakan, pihaknya selama ini melakukan ekspor ke negaranegara di kawasan Eropa. Namun, karena Turki juga tergabung dalam Uni Eropa, apa yang dilakukan oleh TET selama ini bukanlah suatu kesuksesan. “Kami berusaha untuk meningkatkan hubungan bisnis dan mencari tantangan. Indonesia dipilih karena kesamaan budaya dan hubungan kedua negara juga erat,” tuturnya.
Turki terkenal sebagai produsen peralatan rumah tangga, serat optik, kabel, dan peralatan untuk satelit. Hal pertama yang akan dilakukan TET, lanjut dia, adalah pembangunan pusat penelitian dan pengembangan di Indonesia. Kerja sama tersebut tidak dalam bentuk fisik saja, tetapi juga melibatkan sumber daya manusia yakni transfer pendidikan.
Lebih lanjut Fatih menjelaskan bahwa pihaknya tertarik untuk menjual beberapa produk di Indonesia seperti peralatan rumah tangga, elektronik, dan kabel.
Fatih menyebutkan, kontribusi penjualan barang elektronik di Indonesia diharapkan akan mencapai USD3 juta. “Kami akan berusaha mencapainya, meski saat ini pengusaha kami masih mempelajari iklim bisnis di Indonesia,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua bidang Industri, Riset dan Teknologi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bambang Sudjagad mengatakan, sangat penting bagi Indonesia dan Turki untuk menjalin kerja sama dagang ini.Menurutnya, Indonesia dipandang sebagai pasar yang sangat potensial oleh Turki.
“Turki bisa menjadi pasar produk crude palm oil (minyak sawit mentah), mineral, batu bara, dan produk-produk tambang lainnya,“ kata Bambang Mengenai rencana masuknya produk elektronik asal Turki, Bambang mengatakan bahwa mereka harus bersaing keras dengan produk asal China dan Jepang jika ingin masuk ke Indonesia.
“Jadi saya kira, perlu ada strategi tersendiri untuk bisa masuk ke Indonesia. Apalagi belum ada perjanjian dagang dengan Turki sehingga cukai yang dikenakan masih tinggi, berbeda dengan China yang sudah ada perjanjian dagang,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, Fatih mengatakan ke depan pihaknya berharap ada perubahan kebijakan,terutama dalam soal bea masuk, sehingga produk elektronik buatan Turki dapat bersaing dengan produk Jepang dan China.Fatih menambahkan, produk elektronik dari Turki memiliki nilai kompetitif yang tinggi.
Industri elektronik Turki, jelas dia, adalah yang ketiga terbesar di Eropa. “Kami mengerti bahwa setiap produk memiliki keunikan tersendiri, tapi kami yakin produk kami sangat kompetitif, kami sangat optimistis dengan itu,” tegasnya.
Sektor industri Turki dinilai cukup kuat dan melalui kerja sama yang lebih baik, maka Indonesia diharapkan dapat mengambil manfaat demi menambah pesat pertumbuhan industri nasional. (bro)
()