Menkop UKM janji tak ada lagi pengusuran PKL
A
A
A
Sindonews.com – Para pedagang kaki lima (PKL) di Kota Pahlawan kini bisa tersenyum lega. Menteri Koperasi dan UMKM Syarifudin Hasan menjamin tidak akan ada penggusuran PKL di Kota Pahlawan. Jaminan ini seiring dengan dibangunnya beberapa sentra PKL di Surabaya.
”Kini tinggal bersinergi dengan pemerintah. Kedepan tidak ada lagi istilah penggusuran pada PKL,” ujar Syarifudin di sela-sela peresmian 10 sentral PKL di Sentra PKL Gayungan, Surabaya, kemarin.
Ia melanjutkan, hal itu bisa terlaksana apabila PKL mau diatur pemerintah. Tentunya pemerintah dalam hal ini akan siap memfasilitasi pembiayaan bagi para pelaku usaha khususnya usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan PKL. Pendirian sentra-sentra PKL,katanya, bisa menjadi wadah bagi para pedagang untuk lebih mengembangkan usahanya.
Seperti yang dilakukan pemkot saat ini sudah sejalan dengan kebijakan Kemenkop UKM dan Bappenas Pemerintah dan PKL harus bisa bersinergi menciptakan lingkungan usaha yang bersih, rapi, dan tertata. Apalagi jika pedagangnya mau diatur, itu akan memberi kontribusi pada sektor pariwisata. ”Kalau sinergi itu berhasil bisa jadi ikon suatu kota, keindahan kota juga semakin bagus,”imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan Meneg PPN Armida. Sinergi bisa diperluas dengan menggandeng pihak swasta untuk mendukung kerjasama antara PKL dan pemerintah.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan, jumlah PKL di Surabaya terus bertambah. Sepanjang 2011 saja terdata 13.015 pedagang yang tersebar di 489 titik. Agar pedagang lebih tertata dan keindahan kota tetap terjaga, sejak tahun 2008 Pemkot Surabaya berkomitmen melakukan pembangunan sentra-sentra PKL dengan berlandaskan Perda No.17/2003 tentang Penataan dan Pemberdayaan PKL.
Hasilnya, kata Risma,saat ini sudah ada 19 sentra PKL yang sudah berdiri dengan biaya APBD sebesar Rp9.213.791.159 .”Keberadaan sentra PKL terbukti membawa dampak positif, yaitu mampu menampung 1.200 pedagang dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.500 orang,” kata wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.
Risma juga menjelaskan, peningkatan kesejahteraan ekonomi pedagang juga semakin baik dengan omset yang meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp733 juta dan meningkat menjadi Rp1,07 miliar pada tahun 2011 atau terjadi kenaikan sebesar 45,63 persen.
”Saya berharap peresmian sentra PKL ini dapat memacu semangat kita dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pengentasan kemiskinan,” jelas mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) itu. Sentra PKL Gayungan dibangun di atas lahan seluas lebih kurang 900 meter persegi. Letaknya berada di seberang Masjid Al Akbar, tepat di sebelah kantor Kecamatan Gayungan. Pengunjung dapat leluasa memilih kuliner yang dikehendaki karena di sana terdapat 32 stan yang menjual aneka makanan dan minuman.
”Ini merupakan relokasi PKL yang dulunya berjualan di sekitar Masjid Al Akbar, sehingga ketika sudah jadi, dipastikan tidak ada lagi PKL yang berjualan di luar,” tegas Kadiskop dan UMKM Kota Surabaya Hadi Mulyono.
”Kini tinggal bersinergi dengan pemerintah. Kedepan tidak ada lagi istilah penggusuran pada PKL,” ujar Syarifudin di sela-sela peresmian 10 sentral PKL di Sentra PKL Gayungan, Surabaya, kemarin.
Ia melanjutkan, hal itu bisa terlaksana apabila PKL mau diatur pemerintah. Tentunya pemerintah dalam hal ini akan siap memfasilitasi pembiayaan bagi para pelaku usaha khususnya usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan PKL. Pendirian sentra-sentra PKL,katanya, bisa menjadi wadah bagi para pedagang untuk lebih mengembangkan usahanya.
Seperti yang dilakukan pemkot saat ini sudah sejalan dengan kebijakan Kemenkop UKM dan Bappenas Pemerintah dan PKL harus bisa bersinergi menciptakan lingkungan usaha yang bersih, rapi, dan tertata. Apalagi jika pedagangnya mau diatur, itu akan memberi kontribusi pada sektor pariwisata. ”Kalau sinergi itu berhasil bisa jadi ikon suatu kota, keindahan kota juga semakin bagus,”imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan Meneg PPN Armida. Sinergi bisa diperluas dengan menggandeng pihak swasta untuk mendukung kerjasama antara PKL dan pemerintah.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan, jumlah PKL di Surabaya terus bertambah. Sepanjang 2011 saja terdata 13.015 pedagang yang tersebar di 489 titik. Agar pedagang lebih tertata dan keindahan kota tetap terjaga, sejak tahun 2008 Pemkot Surabaya berkomitmen melakukan pembangunan sentra-sentra PKL dengan berlandaskan Perda No.17/2003 tentang Penataan dan Pemberdayaan PKL.
Hasilnya, kata Risma,saat ini sudah ada 19 sentra PKL yang sudah berdiri dengan biaya APBD sebesar Rp9.213.791.159 .”Keberadaan sentra PKL terbukti membawa dampak positif, yaitu mampu menampung 1.200 pedagang dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.500 orang,” kata wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.
Risma juga menjelaskan, peningkatan kesejahteraan ekonomi pedagang juga semakin baik dengan omset yang meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp733 juta dan meningkat menjadi Rp1,07 miliar pada tahun 2011 atau terjadi kenaikan sebesar 45,63 persen.
”Saya berharap peresmian sentra PKL ini dapat memacu semangat kita dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pengentasan kemiskinan,” jelas mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) itu. Sentra PKL Gayungan dibangun di atas lahan seluas lebih kurang 900 meter persegi. Letaknya berada di seberang Masjid Al Akbar, tepat di sebelah kantor Kecamatan Gayungan. Pengunjung dapat leluasa memilih kuliner yang dikehendaki karena di sana terdapat 32 stan yang menjual aneka makanan dan minuman.
”Ini merupakan relokasi PKL yang dulunya berjualan di sekitar Masjid Al Akbar, sehingga ketika sudah jadi, dipastikan tidak ada lagi PKL yang berjualan di luar,” tegas Kadiskop dan UMKM Kota Surabaya Hadi Mulyono.
()