RI terus upayakan renegoisasi harga gas Tangguh
A
A
A
Sindonews.com - Kepala BP Migas R. Priyono, menyatakan sudah melakukan pembicaraan dengan China, terkait dengan renegosiasi harga gas cair LNG Tangguh ke Fujian-China. Renegoisasi diajukan karena harga yang dipatok sebelumnya dinilai sangat murah.
"Sudah jalan, kita dari pemerintah sudah bicara dengan China," ujar Priyono saat ditemui di Kantor Kemenko. Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (29/5/2012).
Menurutnya, dari renegosiasi tersebut akan diupayakan harga gas dapat lebih baik dari harga domestik. Walaupun seperti yang diketahui, penghitungan harga gas tidak bisa disamakan dengan harga minyak dunia. "Enggak, kalau minyak kan gampang bisa pakai jeriken, tapi kalau gas kan susah," jelas Priyono.
Saat ini harga gas ekspor dari Tangguh ke Fujian hanya sebesar USD3,5 per million metric british thermal unit (mmbtu). Harga tersebut lebih rendah, dari harga domestik yang hanya dikisaran USD 5 per mmbtu dan USD 6 per mmbtu. "Kalau harga domestik kisarannya USD5-6 per mmbtu, kita ingin lebih baik dari itu," pungkasnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, China sudah siap untuk melakukan renegosiasi dengan pemerintah Indonesia terkait dengan harga gas cair LNG Tangguh.
Tim renegosiasi, diutarakan Hatta, sudah melakukan koordinasi secara berkelanjutan. Ujung tombak dari tim tersebut akan dijalani oleh BP Migas dan Kementerian ESDM. "Sudah mau mereka (China). Nanti akan segera kita lakukan, dan kita sesuaikan dengan kaedah sebagaimana selama ini, formula penjualan gas lebih murah," ujar Hatta
Hatta memastikan dalam perjanjian Indonesia-China terkait harga akan mengikuti formula internasional. Sehingga, jika market di luar bergerak, maka harga dari dalam negeri juga akan ikut bergerak.
"Kemarin baru renegosiasi harga. Ini kan renegosiasi, tentu kita mengedepankan formula, jadi kalau market di luar bergerak, tentu kita bergerak. Tentu lebih baik dari harga yang berlaku saat ini," pungkasnya. (ank)
"Sudah jalan, kita dari pemerintah sudah bicara dengan China," ujar Priyono saat ditemui di Kantor Kemenko. Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (29/5/2012).
Menurutnya, dari renegosiasi tersebut akan diupayakan harga gas dapat lebih baik dari harga domestik. Walaupun seperti yang diketahui, penghitungan harga gas tidak bisa disamakan dengan harga minyak dunia. "Enggak, kalau minyak kan gampang bisa pakai jeriken, tapi kalau gas kan susah," jelas Priyono.
Saat ini harga gas ekspor dari Tangguh ke Fujian hanya sebesar USD3,5 per million metric british thermal unit (mmbtu). Harga tersebut lebih rendah, dari harga domestik yang hanya dikisaran USD 5 per mmbtu dan USD 6 per mmbtu. "Kalau harga domestik kisarannya USD5-6 per mmbtu, kita ingin lebih baik dari itu," pungkasnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, China sudah siap untuk melakukan renegosiasi dengan pemerintah Indonesia terkait dengan harga gas cair LNG Tangguh.
Tim renegosiasi, diutarakan Hatta, sudah melakukan koordinasi secara berkelanjutan. Ujung tombak dari tim tersebut akan dijalani oleh BP Migas dan Kementerian ESDM. "Sudah mau mereka (China). Nanti akan segera kita lakukan, dan kita sesuaikan dengan kaedah sebagaimana selama ini, formula penjualan gas lebih murah," ujar Hatta
Hatta memastikan dalam perjanjian Indonesia-China terkait harga akan mengikuti formula internasional. Sehingga, jika market di luar bergerak, maka harga dari dalam negeri juga akan ikut bergerak.
"Kemarin baru renegosiasi harga. Ini kan renegosiasi, tentu kita mengedepankan formula, jadi kalau market di luar bergerak, tentu kita bergerak. Tentu lebih baik dari harga yang berlaku saat ini," pungkasnya. (ank)
()