Bawang merah biang kerok inflasi Mei
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bawang merah merupakan penyebab inflasi utama pada bulan Mei 2012. Hal tersebut diindikasikan terjadi karena saat ini merupakan musim panceklik di mayoritas kota produksi di Indonesia.
"Pengaruh yang terjadi pada inflasi, penyebab utama adalah bawang merah, karena sekarang ini masih musim panceklik di 64 kota IHK," kata Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di Gedung BPS Pusat, Pasar Baru, Jakarta, Jumat (1/6/2012).
Dia menjelaskan, bahwa kenaikan harga bawang merah tersebut terjadi sudah sejak awal Mei lalu. Inflasi tertinggi untuk daerah terjadi di daerah Tegal dan Sumenep, dimana masing-masing diatas 50 persen. Sedangkan untuk daerah lainnya, hanya berkisar di antara 10-50 persen.
"Kedua adalah daging ayam, ini juga terjadi karena pasokan barang, dari sentral produksi, itu terjadi kenaikan harga juga di awal Mei, dan kota tertinggi mengalami kenaikan adalah Probolinggo dan Bima," paparnya.
Ketiga, Suryamin menyampaikan penyebab utama inflasi adalah gula pasir. Indikasinya disebabkan juga karena kurangnya pasokan bahan baku, dan gula pasir itu sendiri. Wilayah dengan kenaikan harga tertinggi adalah Tasikmalaya dan Balikpapan.
Selanjutnya kenaikan harga pada rokok kretek dan filter. "Naik harga dipengaruhi oleh naiknya cukai rokok di 24 kota IHK. Tertinggi di wilayah Bima dan Bekasi. Rokok ini hampir tiap bulan naik, tapi kotanya saja yang pisah-pisah. Tak terasa," ungkapnya.
Sementara itu, untuk wilayah yang deflasi, menurut Suryamin, disebabkan beberapa faktor. Pertama, adalah cabai rawit dimana pasokannya cukup yang menyebabkan penurunan harga di 53 kota IHK. Wilayah yang turun harga tertinggi adalah Kediri dan Sumenep.
"Kedua adalah beras, yang masih dalam musim panen yang terjadi, bahkan di beberapa kota, memasuki masa puncak panen. Penurunan harga yang tinggi di Padang empat persen dan Kendari empat persen," jelasnya.
Penyebab lainnya, untuk deflasi adalah ikan segar seperti Bandeng yang pasokannya cukup banyak. Kemudian emas dan perhiasan yang harganya turun di 58 kota IHK.
"Pengaruh yang terjadi pada inflasi, penyebab utama adalah bawang merah, karena sekarang ini masih musim panceklik di 64 kota IHK," kata Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di Gedung BPS Pusat, Pasar Baru, Jakarta, Jumat (1/6/2012).
Dia menjelaskan, bahwa kenaikan harga bawang merah tersebut terjadi sudah sejak awal Mei lalu. Inflasi tertinggi untuk daerah terjadi di daerah Tegal dan Sumenep, dimana masing-masing diatas 50 persen. Sedangkan untuk daerah lainnya, hanya berkisar di antara 10-50 persen.
"Kedua adalah daging ayam, ini juga terjadi karena pasokan barang, dari sentral produksi, itu terjadi kenaikan harga juga di awal Mei, dan kota tertinggi mengalami kenaikan adalah Probolinggo dan Bima," paparnya.
Ketiga, Suryamin menyampaikan penyebab utama inflasi adalah gula pasir. Indikasinya disebabkan juga karena kurangnya pasokan bahan baku, dan gula pasir itu sendiri. Wilayah dengan kenaikan harga tertinggi adalah Tasikmalaya dan Balikpapan.
Selanjutnya kenaikan harga pada rokok kretek dan filter. "Naik harga dipengaruhi oleh naiknya cukai rokok di 24 kota IHK. Tertinggi di wilayah Bima dan Bekasi. Rokok ini hampir tiap bulan naik, tapi kotanya saja yang pisah-pisah. Tak terasa," ungkapnya.
Sementara itu, untuk wilayah yang deflasi, menurut Suryamin, disebabkan beberapa faktor. Pertama, adalah cabai rawit dimana pasokannya cukup yang menyebabkan penurunan harga di 53 kota IHK. Wilayah yang turun harga tertinggi adalah Kediri dan Sumenep.
"Kedua adalah beras, yang masih dalam musim panen yang terjadi, bahkan di beberapa kota, memasuki masa puncak panen. Penurunan harga yang tinggi di Padang empat persen dan Kendari empat persen," jelasnya.
Penyebab lainnya, untuk deflasi adalah ikan segar seperti Bandeng yang pasokannya cukup banyak. Kemudian emas dan perhiasan yang harganya turun di 58 kota IHK.
()