Permintaan batubara & CPO merosot, neraca perdagangan defisit
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan pada bulan April 2012 mengalami defisit sebesar USD641,1 juta.
Direktur Statistik Distribusi BPS, Satwiko Darmesto menuturkan penyebab tejadinya defisit adalah penurunan permintaan dunia untuk batubara dan CPO beserta produk turunannya.
Menurutnya, ekspor batubara memang tergantung musim. Saat ini sedang terjadi musim semi di dunia bagian barat, sehingga tidak terlalu membutuhkan batubara untuk penghangat.
"Sedangkan kalau CPO itu mungkin karena permintaan dunia dari produk turunan CPO melemah, dan ini menyebabkan CPO yang biasanya banyak diimpor ke India dan ke China itu turun," ungkapnya saat ditemui di Gedung BPS, Pasar Baru, Jakarta, Jumat (1/6/2012).
Selain batubara dan CPO, ekspor yang mengalami penurunan drastis juga terjadi pada karet dan tembaga untuk ke Amerika Serikat, Jepang dan Malaysia.
Dirinya mengatakan, selama tahun 2012, April merupakan pertama kali defisit. Jika melihat sebelumnya, April 2008 defisit sebesar USD724 juta, Juli 2008 USD342 juta, dan Juli 2010 USD139 juta. "Untuk tahun 2009 dan tahun 2011 kita tanpa defisit," tambahnya.
kesenjangan yang terjadi antara ekspor dan impor pada bulan April 2012 mengakibatkan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD641,1 juta.
Nilai ekspor Indonesia pada April 2012 turun sebesar 7,36 persen menjadi USD15,98 miliar. Sedangkan impor naik sebesar 1,82 persen menjadi USD16,62 miliar.
Direktur Statistik Distribusi BPS, Satwiko Darmesto menuturkan penyebab tejadinya defisit adalah penurunan permintaan dunia untuk batubara dan CPO beserta produk turunannya.
Menurutnya, ekspor batubara memang tergantung musim. Saat ini sedang terjadi musim semi di dunia bagian barat, sehingga tidak terlalu membutuhkan batubara untuk penghangat.
"Sedangkan kalau CPO itu mungkin karena permintaan dunia dari produk turunan CPO melemah, dan ini menyebabkan CPO yang biasanya banyak diimpor ke India dan ke China itu turun," ungkapnya saat ditemui di Gedung BPS, Pasar Baru, Jakarta, Jumat (1/6/2012).
Selain batubara dan CPO, ekspor yang mengalami penurunan drastis juga terjadi pada karet dan tembaga untuk ke Amerika Serikat, Jepang dan Malaysia.
Dirinya mengatakan, selama tahun 2012, April merupakan pertama kali defisit. Jika melihat sebelumnya, April 2008 defisit sebesar USD724 juta, Juli 2008 USD342 juta, dan Juli 2010 USD139 juta. "Untuk tahun 2009 dan tahun 2011 kita tanpa defisit," tambahnya.
kesenjangan yang terjadi antara ekspor dan impor pada bulan April 2012 mengakibatkan neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD641,1 juta.
Nilai ekspor Indonesia pada April 2012 turun sebesar 7,36 persen menjadi USD15,98 miliar. Sedangkan impor naik sebesar 1,82 persen menjadi USD16,62 miliar.
()