Kemenakertrans cetak 120 ribu entrepreneur transmigran
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) mengklaim telah berhasil melatih dan mendidik 120 ribu orang transmigran menjadi wirausahawan (entrepreneur) sukses di kawasan transmigrasi yang tersebar di 44 Kota Terpadu Mandiri (KTM) di seluruh Indonesia.
Bahkan, untuk mempercepat lahirnya wirausahawan baru di lokasi transmigrasi Kemenakertrans telah menfasilitasi pembentukan Himpunan Wirausaha Transmigrasi (HWTrans) di 10 lokasi KTM pada tahun 2011.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan, kelompok wirausaha ini dibentuk sebagai wadah para pelopor kewirausahaan dalam menjalankan fungsi pendampingan, mitra, fasilitator kewirausahaan, akses permodalan, teknologi dan implementasi usaha di kawasan transmigrasi.
”Pemerintah berharap dapat terlahir lebih banyak lagi wirausahawan baru dari kawasan transmigrasi. Kehadiran wirausahawan dapat meningkatkan perekonomian, menciptakan lapangan kerja baru dan mempercepat pembangunan di kawasan transmigrasi,” kata Menakertrans Muhaimin Iskandar di Jakarta, Jumat (1/6/2012).
Menurut Muhaimin kekayaan sumber alam yang tersedia di kawasan-kawasan transmigrasi membutuhkan adanya ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yaitu memiliki fisik dan kesehatan yang prima serta mental yang kuat dan kecerdasan yang mumpuni.
“Sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan bahari yang tersedia di kawasan transmigrasi harus dimanfaatkan oleh wirausahawan muda dan generasi muda yang pola pikirnya kreatif untuk membuka lapangan kerja baru,” jelasnya.
Selama ini, pihak Kemenakertrans telah menggelar pelatihan yang kewirausahaan disesuaikan dengan potensi sumber daya alam (SDA) yang tersedia di sekitar daerah transmigrasi.
Jenis pelatihan wirausaha meliputi berbagai budidaya, seperti budidaya ayam, sapi dan kambing, usaha konveksi, menjahit dan bordir. Selain itu, ada juga pelatihan tata rias pengantin, tata boga, bengkel motor, sablon dan percetakan, pengelasan, serta konstruksi skala kecil.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat Kawasan Transmigrasi (Dirjen P2MKT) Kemenakertrans, Roosari Tyas Wardani meminta pihak perbankan untuk mendukung pendanaan di sektor kewirausahaan dan pengembangan sektor usaha untuk para transmigran yang berada di wilayah transmigrasi.
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan untuk di kawasan transmigrasi dan mendorong perkembangan investasi. “Dukungan perbankan sangat dibutuhkan untuk menciptakan wirausaha baru dan mengembangkan kewirausahaan di wilayah transmigrasi. Untuk itu, pemerintah saat ini juga tengah mengupayakan konsep wirausaha terintegrasi di kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM),” kata Roosari.
Selain sebagai potensi ekonomi, lanjutnya, keberadaan sektor perbankan pun diharapkan dapat membantu wirausaha di wilayah transmigrasi dan dapat memberikan nilai tambah dan kemudian berdampak mengalirnya arus investasi ke daerah dan menggerakkan ekonomi wilayah.
“Dengan makin banyaknya jumlah wirausahawan, maka potensi ekonomi kreatif lebih banyak di pedesaan, lalu pembangunan infrastruktur pendesan pun meningkat Bahkan sangat dimungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja baru di wilayah tersebut dengan adanya dukungan permodalan wirausaha, “ kata Roosari.
Roosari menjelaskan, saat ini sudah terdapat 44 kawasan transmigrasi yang sudah berkembang menjadi Kota Terpadu Mandiri (KTM). Pada 44 kawasan tersebut, pemerintah telah meningkatkan pengembangan 3 sektor. Yaitu, sektor perkebunan, pertanian dan peternakan, sektor jasa dan wirausaha, serta pembangunan infrastruktur dan transportasi.
Melalui program transmigrasi dalam kurun waktu 60 tahun, sekitar 2,2 juta Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 8,8 juta orang miskin dan pengangguran telah mendapatkan peluang usaha, dan berhasil meningkatkan kesejahteraannya.
Dengan transmigrasi telah berhasil dibangun dan dikembangkan 3.325 desa baru diantaranya ada 89 desa telah berkembang menjadi ibukota kabupaten dan 235 desa lainnya berkembang menjadi ibukota kecamatan.
Bahkan, untuk mempercepat lahirnya wirausahawan baru di lokasi transmigrasi Kemenakertrans telah menfasilitasi pembentukan Himpunan Wirausaha Transmigrasi (HWTrans) di 10 lokasi KTM pada tahun 2011.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan, kelompok wirausaha ini dibentuk sebagai wadah para pelopor kewirausahaan dalam menjalankan fungsi pendampingan, mitra, fasilitator kewirausahaan, akses permodalan, teknologi dan implementasi usaha di kawasan transmigrasi.
”Pemerintah berharap dapat terlahir lebih banyak lagi wirausahawan baru dari kawasan transmigrasi. Kehadiran wirausahawan dapat meningkatkan perekonomian, menciptakan lapangan kerja baru dan mempercepat pembangunan di kawasan transmigrasi,” kata Menakertrans Muhaimin Iskandar di Jakarta, Jumat (1/6/2012).
Menurut Muhaimin kekayaan sumber alam yang tersedia di kawasan-kawasan transmigrasi membutuhkan adanya ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yaitu memiliki fisik dan kesehatan yang prima serta mental yang kuat dan kecerdasan yang mumpuni.
“Sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan bahari yang tersedia di kawasan transmigrasi harus dimanfaatkan oleh wirausahawan muda dan generasi muda yang pola pikirnya kreatif untuk membuka lapangan kerja baru,” jelasnya.
Selama ini, pihak Kemenakertrans telah menggelar pelatihan yang kewirausahaan disesuaikan dengan potensi sumber daya alam (SDA) yang tersedia di sekitar daerah transmigrasi.
Jenis pelatihan wirausaha meliputi berbagai budidaya, seperti budidaya ayam, sapi dan kambing, usaha konveksi, menjahit dan bordir. Selain itu, ada juga pelatihan tata rias pengantin, tata boga, bengkel motor, sablon dan percetakan, pengelasan, serta konstruksi skala kecil.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat Kawasan Transmigrasi (Dirjen P2MKT) Kemenakertrans, Roosari Tyas Wardani meminta pihak perbankan untuk mendukung pendanaan di sektor kewirausahaan dan pengembangan sektor usaha untuk para transmigran yang berada di wilayah transmigrasi.
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan untuk di kawasan transmigrasi dan mendorong perkembangan investasi. “Dukungan perbankan sangat dibutuhkan untuk menciptakan wirausaha baru dan mengembangkan kewirausahaan di wilayah transmigrasi. Untuk itu, pemerintah saat ini juga tengah mengupayakan konsep wirausaha terintegrasi di kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM),” kata Roosari.
Selain sebagai potensi ekonomi, lanjutnya, keberadaan sektor perbankan pun diharapkan dapat membantu wirausaha di wilayah transmigrasi dan dapat memberikan nilai tambah dan kemudian berdampak mengalirnya arus investasi ke daerah dan menggerakkan ekonomi wilayah.
“Dengan makin banyaknya jumlah wirausahawan, maka potensi ekonomi kreatif lebih banyak di pedesaan, lalu pembangunan infrastruktur pendesan pun meningkat Bahkan sangat dimungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja baru di wilayah tersebut dengan adanya dukungan permodalan wirausaha, “ kata Roosari.
Roosari menjelaskan, saat ini sudah terdapat 44 kawasan transmigrasi yang sudah berkembang menjadi Kota Terpadu Mandiri (KTM). Pada 44 kawasan tersebut, pemerintah telah meningkatkan pengembangan 3 sektor. Yaitu, sektor perkebunan, pertanian dan peternakan, sektor jasa dan wirausaha, serta pembangunan infrastruktur dan transportasi.
Melalui program transmigrasi dalam kurun waktu 60 tahun, sekitar 2,2 juta Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 8,8 juta orang miskin dan pengangguran telah mendapatkan peluang usaha, dan berhasil meningkatkan kesejahteraannya.
Dengan transmigrasi telah berhasil dibangun dan dikembangkan 3.325 desa baru diantaranya ada 89 desa telah berkembang menjadi ibukota kabupaten dan 235 desa lainnya berkembang menjadi ibukota kecamatan.
()