Target lifting sulit dicapai

Senin, 11 Juni 2012 - 09:26 WIB
Target lifting sulit dicapai
Target lifting sulit dicapai
A A A


Sindonews.com - Target produksi minyak mentah siap jual (lifting) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012 sebesar 930.000 barel per hari (bph) kemungkinan besar tidak akan tercapai. Hal itu berarti realisasi target lifting dalam 10 tahun terakhir belum pernah terpenuhi.

“Sekarang saja (produksi) belum sampai 900.000 bph. Kalau sampai 900.000 bph saja,itu sudah bagus sekali,” kata Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto di Jakarta, kemarin.

Pri melanjutkan, bila saat ini pemerintah kurang optimal di hulu minyak, seharusnya optimalisasi dilakukan di sisi hilir. Namun, sisi hilir pun menurut dia hingga saat ini masih sangat kurang, terlihat dari masih terbatasnya kapasitas kilang pengolahan BBM di dalam negeri.

“Kalau kita tidak bisa bermain di hulu, seharusnya kita bisa bermain di hilir. Tapi dengan kondisi sekarang, saya pesimistis. Padahal, di sejumlah negara kapasitas kilang lima tahun lalu mereka defisit, tapi sekarang sudah surplus,” kata dia.

Deputi Pengendalian Operasi Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Rudi Rubiandini mengakui, lifting minyak tahun ini maksimum hanya sebesar 900.000 bph. Hal ini karena ratarata dari awal tahun hingga akhir Mei, produksi minyak baru mencapai 880.800 bph.Rata-rata produksi minyak sepanjang Januari 2012 sebesar 884.400 bph dan naik tipis pada Februari menjadi sebesar 884.500 bph.

Pada Maret produksi minyak bahkan turun ke level 882.500 bph, meski naik lagi menjadi 869.800 bph pada April dan sebesar 880.300 bph pada Mei. “Dari hasil kajian per lapangan seluruh kontraktor dan memperhitungkan beberapa proyek yang akan onstream tahun ini, diperoleh prediksi produksi 2012 rata-rata hanya 900.000 bph,” tuturnya.

Kendati dari sisi volume lifting diperkirakan tidak mencapai target, imbuh Rudi, dari sisi penerimaan negara target optimistis bisa dicapai, bahkan dilampaui.

Saat ini menurut dia realisasi penerimaan minyak dan gas mencapai 112% dari target. “Bila dirata-ratakan hingga akhir tahun diperkirakan bisa mencapai 104%,” katanya.

Selain karena peningkatan ICP (Indonesia crude price), ini juga akibat adanya penyesuaian harga gas beberapa waktu lalu. ”Dari penyesuaian harga gas itu, setidaknya akan ada tambahan sekitar USD660 juta tahun ini,malah sedang terus diusahakan untuk kontrak lainnya,” tuturnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5578 seconds (0.1#10.140)