Gejolak pasar domestik bersifat sementara
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah kalangan menilai pasar domestik yang saat ini bergejolak hanya bersifat sementara, sebagai reaksi atas kondisi yang terjadi di Eropa.
Justru kondisi pasar yang sedang menurun menjadi kesempatan yang baik bagi investor untuk berinvestasi. “Ketika market menurun, menjadi kesempatan investor untuk masuk (berinvestasi),” kata Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, investasi di reksa dana merupakan investasi jangka panjang dan kondisi pasar yang sempat menurun tidak perlu disikapi secara reaktif lantaran fundamental ekonomi Indonesia ke depan masih menunjukkan arah yang positif. Mengenai industri reksa dana yang sempat menurun, dia menyatakan bahwa hal itu lebih disebabkan oleh valuasi pasar. Abiprayadi optimistis industri reksa dana masih akan tumbuh.
Data-Data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam- LK) menyebutkan, total dana kelolaan seluruh reksa dana mengalami penurunan menjadi Rp165,6 triliun pada akhir Mei 2012 dibanding bulan sebelumnya sebesar Rp170,2 triliun.Kendati total dana kelolaan menurun, jumlah unit penyertaan reksa dana mengalami pertumbuhan tipis 0,65% atau sekitar Rp676 juta dari 103,713 miliar menjadi 104,389 miliar unit.
Adapun, komposisi total dana kelolaan reksa dana masih dikontribusi paling besar dari reksa dana saham mencapai 35% dari total dana kelolaan atau senilai Rp58,13 triliun, reksa dana terproteksi mengontribusi dana kelolaan sekitar 24,26% atau Rp40,3 triliun, reksa dana pendapatan tetap menyumbang sekitar 17,58% atau setara Rp29,2 triliun, reksa dana campuran 12,78% atau Rp21,23 triliun, reksa dana pasar uang sekitar 7,24% atau Rp12,02 triliun.
Sedangkan, reksa dana syariah saham mengontribusi 0,66% atau Rp1,09 triliun, reksa dana syariah campuran sekitar 1,08% atau setara Rp1,8 triliun, reksa dana syariah pendapatan tetap sekitar 0,44% atau Rp737,93 miliar, dan reksa dana indeks sekitar 0,19% aatau Rp307,86 miliar.
Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK Fakhri Hilmi menuturkan, penurunan dana kelolaan reksa dana tersebut seiring turunnya kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lantaran banyak investor menginvestasikan dananya ke reksa dana saham. “Dana kelolaan memang menurun pada Mei, terutama reksa dana saham. Penurunan saham-saham di bursa menjadi penyebab utamanya,” ujar dia.
Hal senada diungkapkan President Director Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) Legowo Kusumonegoro. Menurut dia, penurunan dana kelolaan reksa dana lebih karena tekanan pasar. Namun, koreksi yang terjadi saat ini bukan didasari fundamental dari Indonesia, melainkan dari Eropa.
Karena itu, koreksi yang terjadi justru memberikan peluang berinvestasi kepada investor jangka panjang lantaran harganya yang relatif murah dibanding tahun sebelumnya. (bro)
()