Om Liem dan gurita bisnis (bag 1)
A
A
A
Sindonews.com - Taipan bisnis Indonesia, Pendiri PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Sudono Salim alias Liem Sioe Liong, meninggal dunia kemarin, Minggu 10 Juni 2012, di Singapura, pada pukul 15.50 waktu setempat.
Sudono Salim yang lahir di Fuqing, Fujian, China, 96 tahun silam, tepatnya 10 September 1915, adalah salah satu tokoh bisnis paling terkenal sekaligus salah seorang terkaya di Indonesia. Dia memimpin konglomerasi bisnis di bawah bendera Salim Group, sebelum akhirnya menyerahkan manajemennya kepada anak bungsunya, Anthony Salim, pada tahun 1992.
Kisah hidup Sudono Salim terbilang cukup berwarna. Lahir di keluarga petani, Salim mengawali usahanya dari bawah. Salim meninggalkan Fujian pada 1936 untuk bergabung dengan kakak dan kakak iparnya, Liem Sioe Hie dan Zheng Xusheng di Medan. Di kota inilah Salim tercatat memulai dan mengembangkan bisnisnya. Saat di Medan dia menyuplai para pejuang Indonesia dengan kebutuhan medis dan lain-lain.
Dari kegiatan ini pula, konon Sudono Salim mengenal mantan orang nomor satu di Indonesia, Suharto. Kedekatan ini pula yang kemudian sering disebut-sebut memuluskan geliat bisnisnya di Indonesia.
Terlepas dari itu, dunia usaha Tanah Air mengakui bahwa Sudono Salim sebagai salah satu pebisnis ulung yang dimiliki negara ini. Salim mengembangkan bisnisnya ke banyak lini, mulai dari pabrik sabun, bisnis tekstil, hingga perbankan.
Salim pula yang mendirikan bank swasta terbesar di Indonesia, BCA, pada 21 Februari 1957. Tak hanya sukses di bidang perbankan, Salim juga mendirikan salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia, Indocement pada 1973 dan raksasa manufaktur makanan nasional, Indofood, pada 1990. Salim Group juga merupakan pendiri Indomaret, Indomobil, Indosiar, dan Bogasari.
Pada 1997 Salim Group tercatat, memiliki aset senilai USD20 miliar dengan lebih dari 500 perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 200.000 orang di seluruh Indonesia. Bisnis Salim sempat terpuruk saat krisis finansial menghantam kawasan Asia. Salim bahkan terpaksa meninggalkan Indonesia akibat kerusuhan besar pada 1998.
Namun, beserta keluarganya, dia terus membangun kerajaan bisnisnya hingga tetap berkibar sampai sekarang. Pada 2004 Majalah Forbes menobatkan Salim sebagai orang terkaya ke-25 di Asia Tenggara dengan kekayaan bersih senilai USD655 juta.
Kalangan pengusaha menilai Sudono Salim adalah seorang pengusaha yang berhasil membangun dan mengembangkan bisnis di sejumlah sektor usaha. "Almarhum Sudono Salim adalah tokoh dan pelopor dunia usaha Indonesia yang hebat, yang telah membangun kerajaan bisnis yang begitu dominan dari berbagai sektor," ungkap Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto melalui pesan singkat, Senin (11/6/2012).
Suryo mengakui, bahwa almarhum Om Liem memang dekat dengan mantan Presiden Soeharto. "Banyak orang yang dekat dengan rezim orde baru, tetapi tidak semua memiliki kemampuan membangun bisnis yang besar, mungkin itu yang menyebabkan Om Liem dekat dengan Soeharto," tambah Suryo.
Suryo juga menilai, bahwa Sudono adalah salah satu pengusaha yang berhasil menciptakan ratusan ribu lapangan kerja. "Indonesia telah kehilangan seorang entrepreneur atau wirausahawan yang hebat. Selamat jalan Pak Sudono Salim," tutup Suryo.
Diketahui, jenazah Om Liem akan disemayamkan di Mount Vernon Funeral Parlours, 121 Aljunied Road, Singapura hari ini, Senin (11/6/2012).
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, jenazah disemayamkan di Mount Vernon Funeral Parlours, 121 Aljunied Road, Singapura di hadiri oleh keluarga dan kerabat terdekat Liem. "Senin ini jenazah Liem disemayamkan di Mount Vernon," ujar Sofjan dikutip dari okezone.com, Senin (11/6/2012).
Menurut Sofjan, konglomerat negeri tirai bambu tersebut telah menetap lama di Singapura pasca-kerusuhan tahun 1998 di Indonesia. "Liem terlihat dua-tiga kali berkunjung ke Indonesia pasca-kerusuhan tahun 1998," terang Sofjan. (bro)
()