Penjualan motor bisa anjlok

Selasa, 12 Juni 2012 - 10:20 WIB
Penjualan motor bisa...
Penjualan motor bisa anjlok
A A A


Sindonews.com - Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyatakan, penjualan sepeda motor nasional hingga akhir tahun ini bisa anjlok menjadi 6,3 juta unit, dari target awal sebesar 8,4 juta unit.

Ketua Umum AISI Gunadi Sindhuwinata mengatakan, potensi anjloknya penjualan merupakan dampak dari kenaikan uang muka (down payment/DP) kendaraan yang akan berlaku pada 15 Juni 2012. Meski demikian, AISI hingga kini belum mengoreksi target awal yang telah ditetapkan.

“Terkait kenaikan DP,kami tidak mengoreksi target awal. Hitung-hitungannya bisa turun menjadi 6,3 juta.Memang drastis turunnya,” kata Gunadi di Jakarta, Senin 11 Juni 2012.

Dia menjelaskan, penjualan bisa anjlok ke angka 6,3 juta unit dengan perhitungan bahwa saat ini 70% pembelian sepeda motor masih dilakukan secara kredit. Sementara, pendapatan pembeli motor dinilai relatif rentan sehingga akan sangat terpengaruh jika harus terbebani uang muka yang lebih besar.

“Pembagian proporsi pembeli motor itu 30% cash dan 70% kredit. Itu yang akan terkena dampaknya.Dari 70% itu, mungkin hanya sebesar 20% saja sanggup bayar dengan DP di atas 20%. Sisanya, 50%, hanya sanggup membayar (uang muka) di bawah 10%, mereka itu yang langsung kena dampaknya,” jelas dia.

Selama kuartal I/2012,lanjut Gunadi, penjualan motor telah mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, hal itu lebih disebabkan oleh rencana ke-naikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Pembelian selama kuartal I tahun ini tercatat lebih rendah 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya karena pengaruh rencana kenaikan harga BBM memengaruhi harga komoditas lain, dan secara tidak langsung menekan daya beli. “Itu dampak psikologis harga BBM,” jelasnya.

Gunadi menyampaikan, pihaknya akan melakukan antisipasi kebijakan kenaikan uang muka. Pihaknya pun belum mengetahui apa rencana pemerintah selanjutnya terkait pemberlakuan kebijakan itu. “Langkah pemerintah harus dipikirkan.Apakah kembali ke besaran DP awal.Apa yang ditentukan pemerintah akan kami dukung,” tuturnya.

Director Sales and Marketing 2W PT Suzuki Indomobil Sales Paulus S Firmanto mengatakan hal senada. “Perkiraan kami kurang lebih sama dengan AISI. Penjualan minimal 6,3 juta unit tahun ini,” kata Paulus.

Sebenarnya, Paulus dan AISI telah menyampaikan keberatan atas rencana kenaikan uang muka kepada pemerintah beberapa waktu lalu. “Kami dan AISI sudah sampaikan rasa keberatan kepada pemerintah. Pemerintah akan evaluasi kebijakan itu. Kita lihat saja nanti bagaimana progress-nya. Lembaga-lembaga pembiayaan saat ini juga sedang mencari formula yang tepat,” terangnya.

Terlepas dari itu, Paulus mengatakan, pihaknya belum mengoreksi target penjualan awal perusahaan yang sebesar 700.000 unit. Meski begitu, dia mengakui bahwa ada kemungkinan besaran penjualan akan turun. “Penjualan motor Suzuki bisa saja turun ke 500.000 unit. Tapi, kita tetap optimistis 700.000 unit akan tercapai, dengan melakukan sejumlah pendekatan dengan konsumen seperti memberikan edukasi,” ujarnya.

Kekhawatiran juga diungkapkan oleh industri pembiayaan. Sebelumnya Presiden Direktur Federal International Finance (FIF) Suhartono mengatakan, ketentuan uang muka kendaraan dipastikan sangat berdampak karena konsumen yang melakukan pembiayaan dengan uang muka di bawah 20% masih sangat besar.

Menurut Suhartono, sepanjang tahun 2000 hingga 2010 grafik penjualan motor terus meningkat.Pada 2011 tercatat, pasar kendaraan roda dua mencapai 8 juta. Namun,dengan penerapan kenaikan uang muka, penjualan mencapai 7 juta unit pun dinilai sudah sangat bagus. “Kalau kita diam, ditakutkan penjualan bisa turun 30%,” kata Suhartono beberapa waktu lalu.

Karena itu, Suhartono meminta regulator meninjau ulang implementasi PMK No 43/PMK.010/2012 tentang Uang Muka Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Bermotor pada Perusahaan Pembiayaan.

Dia mengatakan, dampak penerapan aturan uang muka minimal tidak bisa dihindari oleh perusahaan pembiayaan yang bergerak di segmen pembiayaan kendaraan bermotor, terutama roda dua seperti FIF.

“Sebaiknya penerapannya bertahap,minimal uang muka 10%. Kami menemukan pembiayaan sepeda motor dengan uang muka 10%, justru rasio kredit macetnya di bawah 1%,” paparnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0347 seconds (0.1#10.140)