Pengembangan inovasi masih terhambat
A
A
A
Sindonews.com - Pengembangan inovasi sebagai pendukung usaha di dalam negeri dinilai masih jalan di tempat. Egosektoral serta ketiadaan koordinasi kebijakan dari pemerintah disebut sebagai penyebab terhambatnya pengembangan inovasi.
Ketua Komite Inovasi Nasional (KIN) Zuhal mengatakan, inovasi di Indonesia masih terbatas pada level riset dan temuan tingkat akademisi,dan belum menyentuh aspek permintaan pasar.
“Ada minat untuk pengembangan inovasi, tapi tidak ada insentifnya.Terbukti, anggaran R&D (research and development) kita terendah. Swasta tidak mau masuk karena tidak ada insentif,” kata Zuhal di Jakarta kemarin.
Menurutnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tidak memahami bahwa pemberian insentif untuk inovasi dapat mendorong pengembangan industri nasional, penciptaan lapangan kerja, hingga menghasilkan pemasukan pajak. Dia menilai Kemenkeu hanya peduli soal penerimaan pajak besar tanpa memahami multiefek insentif untuk industri dan inovasi.
Dia berharap pemerintah mengalokasikan anggaran minimal 1% dari total produk domestik bruto untuk mendukung pengembangan inovasi.
KIN, lanjut dia, merekomendasikan kepada pemerintah untuk mengubah paradigma, yakni dari saat ini yang hanya mengandalkan eksploitasi sumber daya alam (SDA) menjadi penguatan produksi bernilai tambah.
“Pemerintah China perlu dicontoh. Mereka membuka ruang untuk produk-produk global. Mereka menawarkan insentif-insentif dengan syarat membangun pabrik di sana dan melakukan transfer teknologi. Berbeda dengan di sini. Karena kurang mampu bernegosiasi, akibatnya alih teknologi perusahaan global di Indonesia tidak optimal. Akibatnya, kita hanya bisa merakit,” tandasnya.
Sementara, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, industri serta produk yang dihasilkannya harus memiliki nilai tambah. “Diversifikasi ekonomi kita mengharuskan adanya diversifikasi pelatihan dan edukasi yang mengadaptasi kemampuan serta teknologi baru,” tegasnya. (bro)
()