Rudi pertimbangkan pemanfaatan energi nuklir
A
A
A
Sindonews.com - Deputi Pengendalian Operasi Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Rudi Rubiandini yang sebentar lagi menduduki posisi Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diberi pekerjaan rumah (PR) untuk melanjutkan program diversifikasi energi.
Hal tersebut menjadi isu besar setelah produksi minyak bumi yang terus menurun dan harganya yang terus melambung. Selain energi panas bumi, Rudi pun tidak menutup kemungkinan energi nuklir akan menjadi salah satu energi alternatif pengganti minyak.
"Diversifikasi energi juga harus dilakukan mengingat cadangan minyak Indonesia hanya 0,3 persen cadangan dunia dan cadangan gas kita hanya 1,7 persen cadangan dunia. Oleh karena itu, harus ditingkatkan peran sumber panas bumi karena Indonesia memiliki 50 persen cadangan dunia. Sumber energi matahari yang berlimpah 12 jam sehari, batubara, bio fuel yang diperoleh dari tanaman yang tumbuh subur di Indonesia. Kita juga tidak boleh menutup kemungkinan penggunaaan energi nuklir," ujar Rudi dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Rabu (13/6/2012).
Meskipun produksi minyak terus menurun, namun Rudi meyakini produksi gas akan menunjukkan peningkatan seiring berjalannya sejumlah proyek-proyek untuk meningkatkan produksi gas. Sementara itu, kapasitas kilang sangat terbatas sehingga kalau ada kilang yang rusak maka sebagian minyak yang kita produksikan tidak akan bisa diolah di dalam negeri. Dengan demikian, kita membutuhkan tambahan kilang untuk semakin meningkatkan kehiandalan kita. "Pemenuhan kebutuhan energi primer semakin sulit dilaksanakan karena kita kekurangan infrastruktur," tegasnya.
Sementara itu, khusus untuk panas bumi harus diutamakan untuk penggunaan daerah yang memiliki panas bumi sehingga kebutuhan energi migas di daerah itu turun. "Untuk penggunaan energi batubara, selain meningkatkan penggunaannya di dalam negeri, juga memungkinkan adanya konversi energi di mulut tambang sehingga daerah sekitar dapat menikmati energi listrik secara langsung," tuturnya.
Lebih lanjut Rudi mengatakan, pengelolaan energi mineral masih dapat ditingkatkan untuk mendapatkan devisa negara yang lebih tinggi dengan cara ekstraksi sehingga bijih yang berkualitas tinggi yang dikirim ke pasar.
Selain itu, soal listrik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, akan diusahakan agar elektrifikasinya ditingkatkan. "Untuk masalah harga yang optimum yang masih dijangkau masyarakat harus ditingkatkan, di sisi lain untuk kebutuhan nonprimer sudah bisa disesuaikan namun demikian efisiensi teknis dan bisnis tetap masih harus dilakukan sehingga biaya konversi listrik menjadi menurun dan biaya kepada masyarakat menjadi lebih ringan," tandasnya.
Hal tersebut menjadi isu besar setelah produksi minyak bumi yang terus menurun dan harganya yang terus melambung. Selain energi panas bumi, Rudi pun tidak menutup kemungkinan energi nuklir akan menjadi salah satu energi alternatif pengganti minyak.
"Diversifikasi energi juga harus dilakukan mengingat cadangan minyak Indonesia hanya 0,3 persen cadangan dunia dan cadangan gas kita hanya 1,7 persen cadangan dunia. Oleh karena itu, harus ditingkatkan peran sumber panas bumi karena Indonesia memiliki 50 persen cadangan dunia. Sumber energi matahari yang berlimpah 12 jam sehari, batubara, bio fuel yang diperoleh dari tanaman yang tumbuh subur di Indonesia. Kita juga tidak boleh menutup kemungkinan penggunaaan energi nuklir," ujar Rudi dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Rabu (13/6/2012).
Meskipun produksi minyak terus menurun, namun Rudi meyakini produksi gas akan menunjukkan peningkatan seiring berjalannya sejumlah proyek-proyek untuk meningkatkan produksi gas. Sementara itu, kapasitas kilang sangat terbatas sehingga kalau ada kilang yang rusak maka sebagian minyak yang kita produksikan tidak akan bisa diolah di dalam negeri. Dengan demikian, kita membutuhkan tambahan kilang untuk semakin meningkatkan kehiandalan kita. "Pemenuhan kebutuhan energi primer semakin sulit dilaksanakan karena kita kekurangan infrastruktur," tegasnya.
Sementara itu, khusus untuk panas bumi harus diutamakan untuk penggunaan daerah yang memiliki panas bumi sehingga kebutuhan energi migas di daerah itu turun. "Untuk penggunaan energi batubara, selain meningkatkan penggunaannya di dalam negeri, juga memungkinkan adanya konversi energi di mulut tambang sehingga daerah sekitar dapat menikmati energi listrik secara langsung," tuturnya.
Lebih lanjut Rudi mengatakan, pengelolaan energi mineral masih dapat ditingkatkan untuk mendapatkan devisa negara yang lebih tinggi dengan cara ekstraksi sehingga bijih yang berkualitas tinggi yang dikirim ke pasar.
Selain itu, soal listrik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, akan diusahakan agar elektrifikasinya ditingkatkan. "Untuk masalah harga yang optimum yang masih dijangkau masyarakat harus ditingkatkan, di sisi lain untuk kebutuhan nonprimer sudah bisa disesuaikan namun demikian efisiensi teknis dan bisnis tetap masih harus dilakukan sehingga biaya konversi listrik menjadi menurun dan biaya kepada masyarakat menjadi lebih ringan," tandasnya.
()