Putuskan DK OJK, Komisi XI akan jalankan voting
A
A
A
Sindonews.com – Pemilihan susunan Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kemungkinan besar akan diputuskan melalui sistem pemungutan suara (voting). Masing-masing fraksi cenderung memiliki pilihan berbeda.
“Kelihatannya ada perbedaan dari pembicaraan (anggota Komisi XI).Agak susah aklamasi, kemungkinan voting,” ujar Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Aziz, saat dihubungi SINDO, kemarin. Harry menambahkan, proses voting akan dilakukan setelah Komisi XI menggelar rapat internal.Dengan demikian, voting bakal digelar pada malam hari.
Dalam pemilihan nanti, calon ketua OJK akan dipilih terlebih dahulu baru kemudian enam posisi lainnya, yaitu wakil ketua sebagai ketua komite etik, kepala eksekutif pengawas perbankan merangkap anggota, kepala eksekutif pengawas pasar modal, kepala eksekutif pengawas perasuransian, dana pensiun,lembaga pembiayaan dan lembaga jasa, keuangan, ketua dewan audit,serta anggota yang membidangi edukasi danperlindungan konsumen.
“Prosesnya memilih ketua dulu, nanti satu nama yang tidak terpilih sebagai ketua. Kita masukkan ke dalam 13 orang yang akan kita pilih lagi sebagai anggota. Nama-nama itu yang kemudian kita rapatkan lagi untuk menyepakati enam jabatan lain,”paparnya. Anggota Komisi XI dari Fraksi Golkar tersebut menjelaskan, partainya sudah mengantongi nama-nama yang akan dipilih. Namun, dia enggan membeberkan namanama tersebut.
“Sudah ada 3-4 nama yang muncul. Masih belum kita putuskan, tapi dalam beberapa rapat kita sering menyebut 3-4 nama itu,” katanya. Senada dengan Harry, anggota Komisi XI dari Fraksi PDIP Perjuangan Dolfie OFP mengatakan, masing-masing fraksi di Komisi XI cenderung memiliki pilihan berbeda satu sama lain sehingga proses pemilihan kemungkinan besar akan dilakukan melalui voting.
Dolfie menambahkan,masingmasing fraksi akan mengadakan rapat internal dulu pada Senin (18/6) untuk menjadi bahan di rapat internal Komisi XI keesokan harinya. “Wah, banyak yang berbeda. Ada yang sama, tapi banyak yang berbeda. Bisa musyawarah dulu, masing-masing fraksi menyampaikan pilihannya lalu bersepakat kalau nggakyavoting,”ucapnya. Dolfie menuturkan, partainya sudah akan melakukan koordinasi pada Senin.
PDIP sudah memiliki beberapa nama yang menjadi kandidat mereka untuk menduduki tujuh posisi di OJK, tetapi semuanya masih belum diputuskan. Anggota Komisi XI lainnya Kamaruddin Sjam memaparkan voting merupakan cara terbaik dalam menentukan DK OJK karena memberi kesempatan bagi anggota untuk memilih kandidatnya sesuai dengan asas demokrasi. “Votingharus kita jalankan. Ini (OJK) kaninstitusi penting.
Kalau salah memilih, itu bisa lima tahun lagi memilihnya,” tandas Kamaruddin. Wakil Ketua Komisi XI dari Fraksi Demokrat A P A Timo Pangerang memaparkan, 14 nama calon DK OJK memiliki peluang yang sama untuk menduduki jabatan DK OJK. Mereka sangat ahli di bidang mereka sehingga dirinya merasa puas dengan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) masing-masing calon.“Semua sama-sama kuat peluangnya nanti kita tinggal pilih,” ujarnya. Pelaksanaan fit and proper test OJK dilaksanakan pada 7–14 Juni lalu.
Dalam uji tersebut, masing-masing anggota diberi kesempatan untuk membeberkan kemampuannya dalam mengelola industri keuangan selama hampir dua jam, kecuali calon Ketua OJK Muliaman D Hadad. Deputi Gubernur BI tersebut dicecar puluhan pertanyaan selama 4,5 jam.Lamanya pelaksanaan fit and proper test terhadap Muliaman inilah yang menimbulkan dugaan bahwa dia akan terpilih sebagai ketua OJK.
Waktu fit and proper test Muliaman bahkan harus diperpanjang sebanyak tiga kali karena anggota Komisi XI belum puas menanyakan sejumlah hal kepadanya. Kamaruddin bahkan tidak menampik bahwa Muliaman kemungkinan besar akan terpilih sebagai ketua OJK. “Kalau saya banyak omong ke orang itu, berarti saya menaruh harapan ke dia,” tandas Kamaruddin. Selain Muliaman, kandidat lain yang mendapat cukup banyak perhatian adalah Rahmat Waluyanto serta Ilya Avianti.
Rahmat yang dicalonkan sebagai kepala eksekutif pengawas pasar modal dipuji karena dinilai mampu membawa ide-ide nyata dan dekat dengan masyarakat melalui OJK sementara Ilya menjadi perhatian Komisi XI karena menjadi satu-satunya kandidat yang datang dari kelompok independen. Tiga belas kandidat lainnya datang dari lingkungan Kementerian Keuangan (lima orang), Bank Indonesia (lima orang),dan Bank Mandiri (tiga orang).
DK OJK diharapkan sudah terbentuk akhir Juni nanti, tetapi institusinya kemungkinan baru bisa berjalan awal 2013.Sebelum terbentuk,pada 31 Desember 2012 terlebih dahulu akan dilakukan peleburan fungsi pengawasan secara bertahap yang dimulai Bapepam- LK ke tubuh OJK.Setelah itu dilakukan pengalihan fungsi pengawasan bank dari Bank Indonesia ke OJK.Akan ada sembilan orang yang mengisi DK OJK di mana tujuh dipilih DPR dan dua orang lainnya yakni ex-officio ditunjuk langsung oleh BI dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah dikabarkan akan menjadi ex-officio dari BI, sedangkan Dirjen Pajak Fuad Rahmany dari Kemenkeu. Keberadaan OJK akan sangat penting bagi industri keuangan karena lembaga tersebut akan mengawasi aset industri keuangan nasional senilai Rp7.700 triliun.OJK juga diharapkan mampu meningkatkan peran industri keuangan baik perbankan, asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan, pasar modal,ataupun lembaga keuangan lainnya dalam perekonomian nasional.
“Kelihatannya ada perbedaan dari pembicaraan (anggota Komisi XI).Agak susah aklamasi, kemungkinan voting,” ujar Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Aziz, saat dihubungi SINDO, kemarin. Harry menambahkan, proses voting akan dilakukan setelah Komisi XI menggelar rapat internal.Dengan demikian, voting bakal digelar pada malam hari.
Dalam pemilihan nanti, calon ketua OJK akan dipilih terlebih dahulu baru kemudian enam posisi lainnya, yaitu wakil ketua sebagai ketua komite etik, kepala eksekutif pengawas perbankan merangkap anggota, kepala eksekutif pengawas pasar modal, kepala eksekutif pengawas perasuransian, dana pensiun,lembaga pembiayaan dan lembaga jasa, keuangan, ketua dewan audit,serta anggota yang membidangi edukasi danperlindungan konsumen.
“Prosesnya memilih ketua dulu, nanti satu nama yang tidak terpilih sebagai ketua. Kita masukkan ke dalam 13 orang yang akan kita pilih lagi sebagai anggota. Nama-nama itu yang kemudian kita rapatkan lagi untuk menyepakati enam jabatan lain,”paparnya. Anggota Komisi XI dari Fraksi Golkar tersebut menjelaskan, partainya sudah mengantongi nama-nama yang akan dipilih. Namun, dia enggan membeberkan namanama tersebut.
“Sudah ada 3-4 nama yang muncul. Masih belum kita putuskan, tapi dalam beberapa rapat kita sering menyebut 3-4 nama itu,” katanya. Senada dengan Harry, anggota Komisi XI dari Fraksi PDIP Perjuangan Dolfie OFP mengatakan, masing-masing fraksi di Komisi XI cenderung memiliki pilihan berbeda satu sama lain sehingga proses pemilihan kemungkinan besar akan dilakukan melalui voting.
Dolfie menambahkan,masingmasing fraksi akan mengadakan rapat internal dulu pada Senin (18/6) untuk menjadi bahan di rapat internal Komisi XI keesokan harinya. “Wah, banyak yang berbeda. Ada yang sama, tapi banyak yang berbeda. Bisa musyawarah dulu, masing-masing fraksi menyampaikan pilihannya lalu bersepakat kalau nggakyavoting,”ucapnya. Dolfie menuturkan, partainya sudah akan melakukan koordinasi pada Senin.
PDIP sudah memiliki beberapa nama yang menjadi kandidat mereka untuk menduduki tujuh posisi di OJK, tetapi semuanya masih belum diputuskan. Anggota Komisi XI lainnya Kamaruddin Sjam memaparkan voting merupakan cara terbaik dalam menentukan DK OJK karena memberi kesempatan bagi anggota untuk memilih kandidatnya sesuai dengan asas demokrasi. “Votingharus kita jalankan. Ini (OJK) kaninstitusi penting.
Kalau salah memilih, itu bisa lima tahun lagi memilihnya,” tandas Kamaruddin. Wakil Ketua Komisi XI dari Fraksi Demokrat A P A Timo Pangerang memaparkan, 14 nama calon DK OJK memiliki peluang yang sama untuk menduduki jabatan DK OJK. Mereka sangat ahli di bidang mereka sehingga dirinya merasa puas dengan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) masing-masing calon.“Semua sama-sama kuat peluangnya nanti kita tinggal pilih,” ujarnya. Pelaksanaan fit and proper test OJK dilaksanakan pada 7–14 Juni lalu.
Dalam uji tersebut, masing-masing anggota diberi kesempatan untuk membeberkan kemampuannya dalam mengelola industri keuangan selama hampir dua jam, kecuali calon Ketua OJK Muliaman D Hadad. Deputi Gubernur BI tersebut dicecar puluhan pertanyaan selama 4,5 jam.Lamanya pelaksanaan fit and proper test terhadap Muliaman inilah yang menimbulkan dugaan bahwa dia akan terpilih sebagai ketua OJK.
Waktu fit and proper test Muliaman bahkan harus diperpanjang sebanyak tiga kali karena anggota Komisi XI belum puas menanyakan sejumlah hal kepadanya. Kamaruddin bahkan tidak menampik bahwa Muliaman kemungkinan besar akan terpilih sebagai ketua OJK. “Kalau saya banyak omong ke orang itu, berarti saya menaruh harapan ke dia,” tandas Kamaruddin. Selain Muliaman, kandidat lain yang mendapat cukup banyak perhatian adalah Rahmat Waluyanto serta Ilya Avianti.
Rahmat yang dicalonkan sebagai kepala eksekutif pengawas pasar modal dipuji karena dinilai mampu membawa ide-ide nyata dan dekat dengan masyarakat melalui OJK sementara Ilya menjadi perhatian Komisi XI karena menjadi satu-satunya kandidat yang datang dari kelompok independen. Tiga belas kandidat lainnya datang dari lingkungan Kementerian Keuangan (lima orang), Bank Indonesia (lima orang),dan Bank Mandiri (tiga orang).
DK OJK diharapkan sudah terbentuk akhir Juni nanti, tetapi institusinya kemungkinan baru bisa berjalan awal 2013.Sebelum terbentuk,pada 31 Desember 2012 terlebih dahulu akan dilakukan peleburan fungsi pengawasan secara bertahap yang dimulai Bapepam- LK ke tubuh OJK.Setelah itu dilakukan pengalihan fungsi pengawasan bank dari Bank Indonesia ke OJK.Akan ada sembilan orang yang mengisi DK OJK di mana tujuh dipilih DPR dan dua orang lainnya yakni ex-officio ditunjuk langsung oleh BI dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah dikabarkan akan menjadi ex-officio dari BI, sedangkan Dirjen Pajak Fuad Rahmany dari Kemenkeu. Keberadaan OJK akan sangat penting bagi industri keuangan karena lembaga tersebut akan mengawasi aset industri keuangan nasional senilai Rp7.700 triliun.OJK juga diharapkan mampu meningkatkan peran industri keuangan baik perbankan, asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan, pasar modal,ataupun lembaga keuangan lainnya dalam perekonomian nasional.
()