Awas, IHSG bisa letoy lagi

Senin, 18 Juni 2012 - 10:19 WIB
Awas, IHSG bisa letoy lagi
Awas, IHSG bisa letoy lagi
A A A
Sindonews.com - Investor tetap harus hati-hati terhadap sentimen negatif dari Eropa. Investor disarankan berkonsentrasi pada saham-saham yang berorientasi pasar dalam negeri.

Rakyat Yunani sedang berpesta setelah tim kesayangan mereka maju ke babak berikutnya di Piala Eropa. Tapi nasib perekonomian negara ini masih belum pasti, tergantung hasil pemilu ulang yang digelar Minggu 17 Juni 2012 kemarin. Jika pemilu dimenangkan oleh partai anti penghematan, dipastikan negeri para dewa itu akan keluar dari Uni Eropa dan tak akan mampu bayar utang.

Kemungkinan buruk itulah yang mendorong masyarakat menarik dana mereka dari perbankan. Sejak beberapa bulan lalu perbankan Yunani dilanda rush dengan penarikan hingga 800 juta euro per hari.

Nah, ketika penyelesaian Yunani masih menggantung, persoalan yang dihadapi Spanyol kini semakin berat. Kondisi negeri ini sudah amburadul, sehingga Moody pun terpaksa menurunkan peringkat surat utang Spanyol dari A3 ke Baa3 atau setingkat di atas kelas “sampah”. Itulah yang membuat yield obligasi Spanyol terus menanjak dan sudah mendekati tujuh persen.

Makanya, pemerintah negeri matador itu meminta dana talangan kepada Uni Eropa sebesar 800 miliar euro atau sekitar USD125 miliar. Tetapi IMF mempunyai penilaian lain. Lembaga moneter dunia tersebut melihat yang diminta Spanyol terlalu besar. Sebab, untuk menolong perbankan di sana, hanya dibutuhkan dana 37 miliar euro atau 37 persen dari yang diminta.

Hal serupa dialami Italia. Beban pinjaman negeri pizza itu juga terus meningkat. Asal tahu saja, utang Italia sudah mencapai 2 triliun euro (sekitar USD2,5 triliun) atau sekitar 120 persen dari PDB.

Tak hanya sampai di situ. Tahun ini Italia berencana membuat utang baru sebesar 450 miliar euro. Inilah yang dikhawatirkan pelaku pasar karena akan menjadi bom yang bisa meledak kapan saja.

Tak heran bila Kepala Riset Henan Putihrai Securities Felix Sindhunata, melihat resiko pasar pada saat ini masih sangat tinggi. Kendati dalam beberapa hari terakhir, sejumlah bursa saham menunjukkan adanya penguatan. “Tingginya yield Spanyol dan Italia mencerminkan rendahnya keyakinan pasar,” katanya.

Masih tingginya resiko di Eropa itulah yang membuat net sell yang dilakukan investor asing di Indonesia belum berhenti. Menurut Bloomberg, sepanjang dua pekan di bulan Juni ini hingga 12 Juni lalu asing mencatatkan penjualan bersih Rp1,67 triliun.

Jangan lupakan BTN


Felix memprediksi, dalam sepekan ke depan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan bergerak di rentang 3.669–3.910. Untuk kondisi seperti sekarang, Felix menyarankan investor untuk berkonsentrasi pada saham-saham yang berorientasi pada pasar dalam negeri dan harganya sudah murah. Di antaranya INDF, TLKM, KLBF, AALI, BBRI, dan AKRA.

Bahaya hantu Eropa juga diingatkan Irwan Ariston Napitupulu. Menurut pengamat pasar modal ini, efek domino yang bakal terjadi di negara-negara Eropa harus dicermati dengan seksama. Penguatan indeks yang terjadi di akhir pekan lalu, menurutnya, tak mengisyaratkan apapun. “Kenaikan itu hanya sementara dari tren yang masih cenderung menurun,” kata Irwan.

Jika bursa regional merespon hasil pemilu Yunani secara negatif, Irwan memperkirakan IHSG akan kembali menguju level support-nya di 3.600 dengan resistance 3.930 dalam sepekan ke depan. Setelah itu indeks akan menuju level spisikologis 4.000.

Seperti halnya Felix, Irwan pun mengingatkan investor untuk tidak tergiur oleh saham-saham yang sudah terdiskon banyak. Soalnya, ya itu tadi, kemungkinan untuk turun masih terbuka. Sementara investor jangka menengah–panjang dianjurkan untuk mengoleksi efek-efek murah yang sudah over sold, terutama saham perbankan, pertambangan, dan consumer goods.

Beberapa saham yang diajurkan Irwan antara lain JSMR, ICBP, dan JPFA. Semua merupakan efek terbitan emiten yang berorientasi ke pasar lokal. Akan halnya di sektor perbankan, ia menunjuk BBRI, BMRI, dan BBNI. BBTN juga menarik, karena belakangan harganya terus menguat (seminggu kemarin naik 8,9 persen). Irwan menduga, kemungkinan besar BTN akan mengelar rigth issue, sehingga sahamnya akan ditarik ke harga Rp1.600.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8555 seconds (0.1#10.140)