Tabungan masyarakat di bank umum capai Rp2,763 T
A
A
A
Sindonews.com - Animo masyarakat untuk menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan di bank masih cukup tinggi. Dalam periode empat bulan, Bank Indonesia (BI) masyarakat menabung di Bank Umum mencapai Rp2,763 triliun. Dengan rincian tabungan rupiah sebesar Rp2,366 triliun dan valas sebesar Rp397,287 miliar.
Seperti dikutip dari Statistik Perbankan Indonesia yang diterbitkan BI, dana pihak ketiga bank yang berupa tabungan mencapai Rp883,950 miliar atau sekira 31,98 persen dari seluruh DPK bank.
"Tabungan dalam bentuk rupiah sebesar Rp824,382 miliar dan dalam bentuk valas sebesar Rp59,567 miliar," ungkap BI, Senin (18/6/2012).
Sementara giro di perbankan umum mencapai Rp624,167 miliar. Giro dalam bentuk rupiah mencapai Rp454,702 miliar dan giro valas sebesar Rp169,465 miliar.
Sementara deposito (term deposit) sebesar Rp1,255 triliun, yang simpanan berjangka berdenominasi rupiah sebesar Rp1.087 triliun dan valas Rp168,254 miliar.
Sebagaimana diketahui, produk tabungan dengan 'bunga rasa deposito' cukup laris di kalangan masyarakat saat ini. Tabungan tersebut muncul akibat kebutuhan nasabah yang membutuhkan instrumen investasi tapi di sisi lain juga memerlukan dana darurat.
Hal tersebut disampaikan Direktur Mortgage & Consumer Banking BTN Irman Alvian Zahiruddin menanggapi mulai maraknya produk tabungan yang memberikan bunga tinggi seperti suku bunga deposito.
Jika dibandingkan dengan deposito, kata Irman, dana yang ditempatkan di bank itu di kunci sesuai periode waktu tertentu. Kalau nasabah mau menarik dana sebelum jatuh tempo, maka nasabah akan dikenakan fee out. Padahal ada pula nasabah yang sewaktu-waktu membutuhkan dana tapi dia juga menginginkan suku bunga tabungan deposito.
"Karena ada nasabah yang seperti itu maka diciptakan tabungan berbunga deposito. Kalau nasabah tidak ambil uangnya selama sebulan, nasabah dapat bunga deposito. Tapi kalau dalam 20 hari dia ambil uang, bunganya turun jadi tabungan biasa dan produk itu sukses karena banyak ketidakpastian di Indonesia," tuturnya.
Seperti dikutip dari Statistik Perbankan Indonesia yang diterbitkan BI, dana pihak ketiga bank yang berupa tabungan mencapai Rp883,950 miliar atau sekira 31,98 persen dari seluruh DPK bank.
"Tabungan dalam bentuk rupiah sebesar Rp824,382 miliar dan dalam bentuk valas sebesar Rp59,567 miliar," ungkap BI, Senin (18/6/2012).
Sementara giro di perbankan umum mencapai Rp624,167 miliar. Giro dalam bentuk rupiah mencapai Rp454,702 miliar dan giro valas sebesar Rp169,465 miliar.
Sementara deposito (term deposit) sebesar Rp1,255 triliun, yang simpanan berjangka berdenominasi rupiah sebesar Rp1.087 triliun dan valas Rp168,254 miliar.
Sebagaimana diketahui, produk tabungan dengan 'bunga rasa deposito' cukup laris di kalangan masyarakat saat ini. Tabungan tersebut muncul akibat kebutuhan nasabah yang membutuhkan instrumen investasi tapi di sisi lain juga memerlukan dana darurat.
Hal tersebut disampaikan Direktur Mortgage & Consumer Banking BTN Irman Alvian Zahiruddin menanggapi mulai maraknya produk tabungan yang memberikan bunga tinggi seperti suku bunga deposito.
Jika dibandingkan dengan deposito, kata Irman, dana yang ditempatkan di bank itu di kunci sesuai periode waktu tertentu. Kalau nasabah mau menarik dana sebelum jatuh tempo, maka nasabah akan dikenakan fee out. Padahal ada pula nasabah yang sewaktu-waktu membutuhkan dana tapi dia juga menginginkan suku bunga tabungan deposito.
"Karena ada nasabah yang seperti itu maka diciptakan tabungan berbunga deposito. Kalau nasabah tidak ambil uangnya selama sebulan, nasabah dapat bunga deposito. Tapi kalau dalam 20 hari dia ambil uang, bunganya turun jadi tabungan biasa dan produk itu sukses karena banyak ketidakpastian di Indonesia," tuturnya.
()