Dana asing bakal kembali banjiri RI
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah optimistis hasil pemilihan umum (pemilu) Yunani yang dimenangi kelompok probailout akan memberi sentimen positif terhadap perekonomian Indonesia.
Setelah ketidakpastian yang dipicu kondisi Eropa, khususnya Yunani, pasar modal di dalam negeri cenderung tertekan beberapa waktu lalu. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto meyakini hasil pemilu tersebut akan membuat investor asing mempertahankan obligasinya di Indonesia.
“Karena dianggap volatilitas di pasar itu akan berkurang, ketakutan investor asing untuk menarik diri akan turun,makanya keinginan mereka untuk stay di Indonesia bakal lebih besar. Hari ini kan saham-saham Indonesia dan Asia membaik, rebound,” ujarnya di Jakarta kemarin. Rahmat menambahkan, hasil pemilu Yunani juga akan memberikan sentimen positif terhadap arus masuk dana asing (capital inflow).
Dia menjelaskan, meskipun kondisi Eropa diperkirakan hanya sedikit membaik pascapemilu Yunani, efeknya tetap positif. Dia menambahkan, Eropa masih akan membutuhkan waktu lama untuk mengembalikan perekonomiannya seperti sedia kala. Terlebih, kondisi perekonomian di Amerika Serikat (AS) belum tumbuh sesuai harapan. Karena itu, dana masih akan mengarah ke wilayah yang menawarkan pertumbuhan lebih baik,yakni Asia.
“Ke depan capital inflow juga cukup akan besar. Amerika kan recovery-nya tidak secepat yang diharapkan, jadi pertumbuhannya lebih lambat dari yang diharapkan sedangkan negara-negara di Eropa kanbelum maksimal,”ujarnya. Rahmat mengungkapkan, perekonomian Amerika dan Eropa yang tumbuh melambat membuat mereka memberlakukan suku bunga yang rendah. Rendahnya suku bunga inilah yang membuat investor asing lebih memilih untuk berinvestasi di Indonesia yang menawarkan suku bunga lebih tinggi.
Rahmat juga mengingatkan bahwa krisis Eropa belum berakhir sepenuhnya karena krisis fiskal dan perbankan masih belum selesai,meskipun krisis politik sudah berakhir. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito menyatakan pendapat yang senada dengan Rahmat. Dia mengatakan,positifnya penutupan indeks harga saham gabungan (IHSG) di perdagangan kemarin bisa menjadi indikator kembali masuknya investor asing di pasar modal Indonesia.
“Memang belum pasti, tapi bisa menjadi indikator kembali masuknya investor asing ke Indonesia,” jelas dia kemarin. Dia mengatakan, saat ini investor asing sulit mendapatkan tempat yang menarik sebagai tempat berinvestasi. Sementara itu, perekonomian Indonesia sangat ditunjang konsumsi dalam negeri sehingga dampak pelemahan ekonomi dunia tidak terlalu berdampak secara tegas. “Tidak heran kalau gain yang diperoleh dari investasi di Indonesia cenderung lebih baik,”tuturnya.
Setelah ketidakpastian yang dipicu kondisi Eropa, khususnya Yunani, pasar modal di dalam negeri cenderung tertekan beberapa waktu lalu. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto meyakini hasil pemilu tersebut akan membuat investor asing mempertahankan obligasinya di Indonesia.
“Karena dianggap volatilitas di pasar itu akan berkurang, ketakutan investor asing untuk menarik diri akan turun,makanya keinginan mereka untuk stay di Indonesia bakal lebih besar. Hari ini kan saham-saham Indonesia dan Asia membaik, rebound,” ujarnya di Jakarta kemarin. Rahmat menambahkan, hasil pemilu Yunani juga akan memberikan sentimen positif terhadap arus masuk dana asing (capital inflow).
Dia menjelaskan, meskipun kondisi Eropa diperkirakan hanya sedikit membaik pascapemilu Yunani, efeknya tetap positif. Dia menambahkan, Eropa masih akan membutuhkan waktu lama untuk mengembalikan perekonomiannya seperti sedia kala. Terlebih, kondisi perekonomian di Amerika Serikat (AS) belum tumbuh sesuai harapan. Karena itu, dana masih akan mengarah ke wilayah yang menawarkan pertumbuhan lebih baik,yakni Asia.
“Ke depan capital inflow juga cukup akan besar. Amerika kan recovery-nya tidak secepat yang diharapkan, jadi pertumbuhannya lebih lambat dari yang diharapkan sedangkan negara-negara di Eropa kanbelum maksimal,”ujarnya. Rahmat mengungkapkan, perekonomian Amerika dan Eropa yang tumbuh melambat membuat mereka memberlakukan suku bunga yang rendah. Rendahnya suku bunga inilah yang membuat investor asing lebih memilih untuk berinvestasi di Indonesia yang menawarkan suku bunga lebih tinggi.
Rahmat juga mengingatkan bahwa krisis Eropa belum berakhir sepenuhnya karena krisis fiskal dan perbankan masih belum selesai,meskipun krisis politik sudah berakhir. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito menyatakan pendapat yang senada dengan Rahmat. Dia mengatakan,positifnya penutupan indeks harga saham gabungan (IHSG) di perdagangan kemarin bisa menjadi indikator kembali masuknya investor asing di pasar modal Indonesia.
“Memang belum pasti, tapi bisa menjadi indikator kembali masuknya investor asing ke Indonesia,” jelas dia kemarin. Dia mengatakan, saat ini investor asing sulit mendapatkan tempat yang menarik sebagai tempat berinvestasi. Sementara itu, perekonomian Indonesia sangat ditunjang konsumsi dalam negeri sehingga dampak pelemahan ekonomi dunia tidak terlalu berdampak secara tegas. “Tidak heran kalau gain yang diperoleh dari investasi di Indonesia cenderung lebih baik,”tuturnya.
()