Pemerintah targetkan 2,7 juta angkatan kerja baru

Kamis, 21 Juni 2012 - 13:38 WIB
Pemerintah targetkan...
Pemerintah targetkan 2,7 juta angkatan kerja baru
A A A


Sindonews.com - Pemerintah menargetkan jumlah angkatan kerja baru akan mencapai 2,7 juta orang pada 2013 mendatang. Penambahan angkatan kerja tersebut diharapkan dapat menekan jumlah pengangguran.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar mengatakan, potensi untuk menyerap angkatan kerja baru ini dapat terjadi pada bursa kerja online dan job fair yang diselenggarakan di berbagai daerah. Dua mekanisme ini menjadi ajang mempertemukan pihak yang memerlukan tenaga kerja atau perusahaan dengan pihak pencari kerja.

Pada 2013 juga pemerintah menargetkan tingkat pengangguran berada di kisaran 5,8-6,1 persen lebih rendah dibanding target tahun ini yang diharapkan mencapai 6,4-6,6 persen atau 7,61 juta orang. Angka pengangguran sendiri terus menurun yakni pada Februari 2011 adalah 8,12 juta dan Agustus 2011 adalah 7,7 juta.

"Perkiraan tingkat pengangguran di level 5,8-6,1 persen pada 2013 cukup realistis dengan asumsi pertumbuhan ekonomi di kisaran 6,8-7,2 persen dimana setiap satu persen pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan lebih dari 350 ribu kesempatan kerja," katanya saat
Peresmian Bursa Kerja Online sekaligus Pembukaan Job Fair dan Gerakan Penanggulangan Pengangguran Tahun 2012 di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, Kamis (21/6/2012).

Dalam kesempatan ini Muhaimin mengapresiasi Pemprov Bali yang berinisiatif menyelenggarakan Bursa Kerja Online, Job Fair dan Gerakan Penanggulangan Pengangguran secara serentak. Dengan terselenggaranya acara ini, Pemerintah Provinsi Bali telah menunjukkan satu bentuk perwujudan komitmen serta tanggung jawab bersama bahwa permasalahan ketenagakerjaan khususnya yang terkait dengan penanggulangan pengangguran tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat namun juga seluruh pemangku kepentingan.

Dia menjelaskan, proporsi tenaga kerja sektor formal sudah mencapai 37,3 persen, sedangkan sektor informal kurang dari 63 persen. Muhaimin mengakui, kejadian ini terjadi karena pemerintah belum mampu menciptakan lapangan kerja formal. Selain itu motivasi masyarakat untuk berwirausahawa masih kurang.

Padahal satu kajian menunjukkan adanya korelasi positif antara tingkat kemajuan suatu negara dengan jumlah wirausaha. Saat ini di negara-negara maju lebih dari 20 persen masyarakatnya cenderung bekerja sebagai wirausaha.

Peraih Bintang Mahaputera ini pun meminta komitmen seluruh pihak dalam beberapa bentuk usaha yakni membangun tingkat kompetensi keahlian, pengetahuan dan sikap yang berdaya saing untuk memperluas kesempatan kerja. Lalu adanya sistem pendidikan dan pelatihan kerja dengan mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan pasar kerja.

Komitmen lainnya ialah adanya job fair yang memiliki jaringan di setiap daerah dengan akses terbuka dan timbal balik antara provinsi, kabupaten/kota, pemerintah, dunia pendidikan, dunia usaha dan masyarakat.

"Kita juga harus mengembangkan kewirausahaan dan memperluas lapangan pekerjaan dengan program transmigrasi dengan mengembangkan komoditas lokal," terangnya.

Muhaimin melanjutkan, selain pendidikan di Balai Latihan Kerja (BLK) melalui sarana penciptaan lapangan kerja secara langsung di sektor informal seperti pelaksanaan Padat Karya, Teknologi Tepat Guna, Tenaga Kerja Mandiri, Tenaga Kerja Sukarela dilaksanakan untuk mengoptimalkan sumber daya manusia untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

"Namun program-program ini akan lebih maju jika didukung oleh semua pemangku kepentingan. Program-program pemerintah pusat yang dilaksanakan di daerah, baik yang bersifat dekonsentrasi maupun tugas pembantuan, saat ini lebih bersifat sebagai stimulan. Kedepan, saya berharap pemerintah daerah akan lebih berperan dalam bidang ketenagakerjaan di daerahnya masing-masing," tandasnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0441 seconds (0.1#10.140)