Batam masih kekurangan 30 ribu unit rumah
A
A
A
Sindonews.com - Sebagai salah satu tujuan wisata dan bisnis strategis yang masuk ke dalam kawasan ekonomi khusus (KEK) ternyata Batam masih mengalami kekurangan perumahan atau backlog hingga 30 ribu unit.
Ketua DPD REI Khusus Batam Djaja Roeslim menyatakan, penjualan rumah kelas menengah sempat menurun pada Kuartal-I 2012, akibat kebijakan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang sempat ditunda dan berdampak cukup besar pada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Penjualan rumah di Pulau Batam mengalami penurunaan. Dari target penjualan rumah yang harusnya bisa mencapai 15 ribu unit per tahunnya, tapi tahun ini di Batam, pengembang hanya bisa menjual sekitar 2.500 unit rumah saja," katanya di sela-sela Media Group Property Visit di Singapura, Selasa (19/6/2012).
Menurutnya, MBR di Batam masih banyak yang belum memiliki rumah sendirI, padahal kalangan ini menguasai kurang lebih 50 persen segmentasi pasar perumahan di Batam. Dan tidak sedikit pula yang tertunda pembelian rumahnya, akibat kebijakan baru tentang FLPP yang baru dikeluarkan pemerintah pada Januari 2012 lalu.
"Sisa rumah dari tahun lalu saja yang belum terjual karena tertunda oleh kebijakan kredit rumah bersubsidi melalui skim FLPP beberapa waktu lalu itu masih ada sekitar 2.000 unit. Banyak masyarakat yang tidak jadi membeli rumah, karena aliran FLPP dihentikan sementara waktu itu," imbuhnya.
Namun saat ini, lanjut Djaja, dengan adanya kebijakan Kemenpera yang baru mengenai harga rumah sejahtera tipe 36 senilai Rp95 juta per unit di Batam, pasar perumahan akan kembali tumbuh.
"Kemarin itu kan masalahnya juga pada harga rumah. Rumah tipe 36 enggak bisa dijual kalau Rp70 juta, tapi sekarang dengan adanya Permenpera baru tersebut, maka kami malihat pada kuartal III-2012 ini perumahan di Batam mulai tumbuh kembali," ujarnya optimistis.
Sementara itu untuk perumahan kelas menengah ke atas di Batam, saat ini kisaran harganya mulai Rp300 juta sampai Rp6 miliar.
Ketua DPD REI Khusus Batam Djaja Roeslim menyatakan, penjualan rumah kelas menengah sempat menurun pada Kuartal-I 2012, akibat kebijakan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang sempat ditunda dan berdampak cukup besar pada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Penjualan rumah di Pulau Batam mengalami penurunaan. Dari target penjualan rumah yang harusnya bisa mencapai 15 ribu unit per tahunnya, tapi tahun ini di Batam, pengembang hanya bisa menjual sekitar 2.500 unit rumah saja," katanya di sela-sela Media Group Property Visit di Singapura, Selasa (19/6/2012).
Menurutnya, MBR di Batam masih banyak yang belum memiliki rumah sendirI, padahal kalangan ini menguasai kurang lebih 50 persen segmentasi pasar perumahan di Batam. Dan tidak sedikit pula yang tertunda pembelian rumahnya, akibat kebijakan baru tentang FLPP yang baru dikeluarkan pemerintah pada Januari 2012 lalu.
"Sisa rumah dari tahun lalu saja yang belum terjual karena tertunda oleh kebijakan kredit rumah bersubsidi melalui skim FLPP beberapa waktu lalu itu masih ada sekitar 2.000 unit. Banyak masyarakat yang tidak jadi membeli rumah, karena aliran FLPP dihentikan sementara waktu itu," imbuhnya.
Namun saat ini, lanjut Djaja, dengan adanya kebijakan Kemenpera yang baru mengenai harga rumah sejahtera tipe 36 senilai Rp95 juta per unit di Batam, pasar perumahan akan kembali tumbuh.
"Kemarin itu kan masalahnya juga pada harga rumah. Rumah tipe 36 enggak bisa dijual kalau Rp70 juta, tapi sekarang dengan adanya Permenpera baru tersebut, maka kami malihat pada kuartal III-2012 ini perumahan di Batam mulai tumbuh kembali," ujarnya optimistis.
Sementara itu untuk perumahan kelas menengah ke atas di Batam, saat ini kisaran harganya mulai Rp300 juta sampai Rp6 miliar.
()